Projo Pertanyakan Keseriusan Pembangunan Tol Padang – Pekanbaru, Husni : Harus Ada Kepastian Sebelum Jokowi Berakhir

  • Bagikan

DISKUSI Terbatas soal kelanjutan Pembangunan Jalan Tol Padang Pekanbaru di Hotel Santika. Projo meminta semua pihak serius. (Foto : Awe/HI)

 

PADANG – Ketua Pro Jokowi Sumbar, Relawan Pendukung Presiden Jokowi dua Pilpres, Muhammad Husni Nahar mempertanyakan keseriusan semua pihak dalam kelanjutan pembangunan Tol Padang – Pekanbaru.

“Harus ada kepastian. Jangan digantung gantung. Sebentar dihentikan, lalu dilanjutkan kembali. Tak lama setelah itu terhenti, lalu diresmikan lagi. Ini kan seperti main main namanya. Kita butuh kepastian. Perlu Tol atau tidak di Sumbar,” tegas Ketua Projo Sumbar saat diskusi lintas batas di Hotel Santika Padang, Sabtu (1/10) malam.

Jumat sebelumnya, Husni Nahar bersama pengurus Projo lain Erizal Effendi dan Surya Sutan Sari Alam serta Awaluddin Awe dari Solideritas Merah Putih sempat bertemu Sekjen Projo yang juga staf khusus KSP Moeldoko, Handoko di hotel yang sama juga membahas peluang pembangunan Tol Padang Pekanbaru.

Handoko mengaku bahwa pembahasan Jalan Tol Padang Pekanbaru sebenarnya sudah kehilangan momentum. Sebab fokus pemerintahan Jokowi tidak lagi kepada Tol Padang Pekanbaru.

Sesuai kebijakan yang didasari pertimbangan melepas isolasi Sumbar, jelas Handoko, Jokowi sudah memasukan pembangunan Jalan Tol Padang Pekanbaru, sebagai bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Untuk mendapatkan fasilitas itu, kata Handoko, jelas sangat tidak mudah karena menyangkut investasi sangat besar.

“Sekarang dihadapkan lagi kepada saya tentang nasib Jalan Tol Padang Sicincin menjelang berakhirnya Presiden Jokowi. Tentang hal ini beliau pernah berkata : Sumbar itu sebenarnya mau apa?. Saya pun sekarang bertanya hal yang sama, sebenarnya Sumbar itu mau apa. Jika soal ini dipaksakan mencari solusi PMNnya menurut saya sudah kehilangan momentum,” pungkas Handoko.

Harus Berjelas Jelas

Ketua Projo Sumbar Husni menambahkan semua pihak dalam pembangunan Jalan Tol Padang Sicincin dan Sicincin Pangkalan harus berjelas jelas saja. Tol mau diteruskan atau tidak.

Dia meminta jangan rakyat terus dipersalahkan dalam kelambanan pembangunan jalan tol. Sebab setahu dia, rakyat tidak pernah menolak menyerahkan lahannya asalkan dibayar secara layak.

Husni menyebutkan bahwa dirinya bersama sejumlah elemen, akan membahas kembali soal jalan tol ini dalam konteks kesiapan semua pihak. “Jika Kakanwil BPN/ATR-nya tidak becus. Kita minta diganti saja. Atau pihak Hutama Karya dan kontraktor HKI yang mau bermain main, kita akan laporkan ke direksi mereka masing masing,” tegas Husni.

SIMAK JUGA :  Ajak Bertemu Tiga Capres di Istana, Prof Asrinaldi : Jokowi Sedang Bangun Sikap Netral dan Legacy Seorang Negarawan

Atau sebaliknya pihak Pemerintah Daerah yang kesulitan mengakselarasi proses pembebasan lahan, harus diberikan perkuatan dengan sistim dan atau tim lainnya.

“Intinya tolong jelaskan kepada publik bahwa semua elemen mau serius atau tidak meneruskan pembangunan jalan tol,” papar Husni.

Projo Sumbar saat ini sedang melakukan inventarisasi terhadap permasalahan pembangunan jalan tol mulai dari seksi Padang – Sicincin dan Sicincin – Pangkalan atau batas Sumbar – Riau.

Hasil inventarisasi itu akan dikerucutkan menjadi sebuah Kesepakatan Sumbar. Dia berharap hasil inventarisasi akan keluar dalam bentuk keinginan bersama untuk meneruskan pembangunan jalan tol. Sebab itu pula, diskusi terbatas mengundang kehadiran mantan Walikota Payakumbuh Riza Palepi, yang konon kabarnya sudah membuat kesepakatan dengan enam kepala daerah yang dilalui jalan tol dan sudah membuat surat kesepakatan itu, serta telah meneruskan surat itu kepada Presiden Jokowi.

“Kini, kami menginginkan kesepakatan baru yang juga melibatkan Gubernur untuk kemudian diteruskan kepada Presiden Jokowi. Jika perlu, Gubernur dan enam kepala daerah ini bertemu khusus dengan Presiden Jokowi. Kami akan fasilitasi pertemuan itu,” sebut Husni.

Husni juga meminta kepada pihak HK untuk membuka diri kepada pihak pihak lain untuk berpartisipasi untuk percepatan pembangunan jalan tol. Bukan tidak percaya kepada tim yang sudah ada. Tetapi masih diperlukan pola lain untuk percepatan pembahasan lahan.

Nasib pembangunan jalan tol Padang Pekanbaru memang menyisakan cerita yang banyak tidak enaknya. Pembangunan tol kakak kandungnya dari Pekanbaru – Pangkalan sudah menunggu peresmian, tetapi nasib adik kandungnya begitu miris.

Empat tahun dibangun baru selesai 4,2 kilometer. Lalu muncul spekulasi pendanaan. Dana untuk tol Padang Sicincin sempat dikabarkan ditarik ke daerah lain. Kini sudah ada pendanaan baru, lalu dikabarkan akan ditunda lagi. Sehingga nasib jalan tol si Pacin ini tak ubahnya seperti bola pingpong.

Padahal, dalam tinjauan ril, Sumbar itu sudah sangat butuh jalan tol untuk mendukung arus barang dan orang dari dan ke Padang Pekanbaru. Sejumlah ekonom berpendapat, pembangunan jalan tol akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi bagi daerah setempat, seperti juga target JTTS. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *