Mengenal KH Muhammad Faqih Jauhar yang Memberikan Sorban Merah Putih kepada Ganjar Pranowo, Sebagai Simbol RI 1?

  • Bagikan

Pimpinan Pondok Pesantren Al Jauhariyah Balerante Cirebon KH Muhammad Faqih Jauhar memasangkan Sorban Merah Putih kepada Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, Ahad (8/10/2023). (Foto : kredit)

JAKARTA, Harianindonesia.id

Pimpinan Pondok Pesantren Al Jauhariyah Balerante Cirebon KH Muhammad Faqih Jauhar memasangkan Sorban Merah Putih kepada Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, saat berkunjung kesana Ahad (8/10/2023).



KH Muhammad memasangkan Sorban secara tiba tiba saat Ganjar akan menyalami KH Muhammad di teras depan rumahnya.

Ganjar yang tak menduga mendapat Sorban petak petak berwarna merah putih itu berkali kali mengucapkan terima kasih kepada sang Kyai yang didampingi sejumlah Kyai sepuh lainnya.

“Selamat datang di Balerante pak Ganjar. Semoga pak Ganjar sehat selalu,” ucap Kyai Muhammad menyambut Ganjar sambil memakaikan sorban merah putih.

Ganjar pun diajak masuk ke kediaman Kiai Muhammad untuk berbincang-bincang bersama para kiai sepuh Balerante lainnya, Ganjar berdiskusi tentang merawat persatuan dan kesatuan serta pembangunan keagamaan khususnya agama Islam di Indonesia.

Profil Ponpes

Pondok Pesantren Aljauhariyah adalah salah satu pondok tertua di Cirebon mendidik santri generasi bangsa dengan mengedepankan ilmu amaliah dan beramal ilmiah dengan landasan akhlaqul karimah yang diwasiati oleh salafush shalih.

Pondok Pesantren Al-Jauhariyah, Balerante, terletak di Desa Balerante, Kec. Palimanan, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat. Nama Jauhariyah diambil dari nama Pengasuh Pesantren pada generasi kelima, yaitu KH. Jauhar Arifin. Dengan tidak bermaksud menghilangkan nama Balerante yang telah melegenda, nama ini tetap dipertahankan sebagai tanda cikal bakal pesantren. Maka kini, pesantren ini lebih dikenal dengan nama Pondok Pesantren Al-Jauhariyah, Balerantre, Cirebon.

Pesantren Al-Jauhariyah merupakan Pesantren Salaf yang bercirikhaskan kajian kitab kuning (kitab klasik), dengan metode bandungan, sorogan, juga diterapkan sistem madrasah. Disamping itu juga Pesantren Al-Jauhariyah menyelenggarakan Bimbingan Hikmah yang di asuh langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhariyah saat ini yaitu KH. Muhammad Faqih Jauhar.

Kala itu para pendahulunya menjadikan Pesantren Al-Jauhariyah sebagai suatu pusat pembelajaran pendalaman ilmu, baik ilmu zahir maupun ilmu bathin. Sejalan dengan waktu di bawah asuhan KH. Muhammad Faqih Jauhar (saat ini), pesantren ini memutuskan untuk melengkapi pembelajaran ilmu thariqah.

Pembelajaran ilmu bathin sudah tidak dipertahankan lagi. Maka kini, Pesantren Al-Jauhariyah, Balerante, menerapkan dua sistem pembelajaran, yakni ilmu syari’ah dan ilmu thariqah.

Pesantren Balerante berdiri tepatnya pada Sultan ke-5 Keraton Kasepuhan Cirebon, yakni pada abad ke XII. Lokasi pesantren berpindah-pindah dari luas tanah 7 Ha yang merupakan wakaf dari Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pada masa Sunan Gunungjati lahan tersebut sempat dijadikan padepokan, terbukti bahwa nama Balerante adalah diambil dari bale yang di rantai hasil rampasan perang dengan Galuh, sampai sekarang pun bale tersebut masih ada dan di simpan di komplek pemakaman Sunan Gunungjati.

Menurut beberapa sesepuh, pada zaman Sunan Gunungjati tanah Balerante dijadikan tembikar. Oleh para pendahulunya Pesantren Balerante dijadikan suatu pusat penempaan dalam pendalaman ilmu, baik ilmu lahir maupun bathin.

Penempaan ilmu thoriqoh adalah merupakan tujuan akhir setelah para santri diberi pembekalan masalah ilmu syari’at dengan berbagai macam didalamnya.

Pesantren Balerante didirikan pada tahun 1779 M oleh KH Romli atau Ki Buyut Romli, beliau adalah salah seorang keturunan dari Kasultanan Kasepuhan Cirebon.

SIMAK JUGA :  Jokowi Bertemu Relawan, Cari Pemimpin yang Berkerut Keningnya dan Putih Rambutnya.

Sepeninggal beliau, pengasuhan Pesantren ini dilanjutkan oleh Putranya yang bernama KH. Abdul Majid yang lahir pada tahun 1823 M. sampai dengan tahun 1897 M. Dan dilanjutkan oleh putranya yang bernama KH. Ilyas bin KH. Abdul Majid, atau lebih dikenal dengan nama KH. Jauhar Arifin (1871 M – 1941 M).

Sepeninggal KH Jauharul Arifin kepemimpinan Pesantren dilanjutkan oleh Putra Pertamanya yang bernama KH. Ridhwan Jauhar, sampai tahun 1975 M. dan dilanjutkan oleh adiknya yang bernama KH. Amin Jauhar hingga tahun 1982 M. Kemudian dilanjutkan oleh adiknya yang mempunyai nama asli Husein Al-Habsi sebelum kemudian nama beliau diganti di Makkah dengan nama KH. Abdulah Bafaqih atau lebih dikenal dengan nama KH. Faqih Jauhar hingga tahun 2001 M.

Sepeninggal KH. Faqih Jauhar, pengasuhan Pondok Pesantren Al-Jauhariyah dipimpin oleh putranya yang bernama KH. Muhammad Faqih Jauhar hingga saat ini.

Saat bertemu dengan Ganjar, KH Muhammad banyak tersenyum kepada Ganjar. Menurut risalah, jika seorang pimpinan umat berkenan mendukung seorang calon presiden maka akan berdampak terhadap keterpilihan calon yang bersangkutan.

Ganjar sendiri memang sudah berniat mengunjungi KH Muhammad untuk sowan maju menjadi Calon Presiden dari PDIP.

Visi Keagamaan Ganjar

Saat berbincang dengan KH Muhammad Faqih Jauhar, Ganjar sempat menjelaskan bagaimana dirinya menghidupkan sisi keagamaan saat menjabat Gubernur Jawa Tengah.

Ganjar memang dekat dengan para ulama, membuat program yang bermanfaat untuk umat, misalnya pendidikan, optimalisasi Baznas, menggelar Jateng Bersholawat dan memberikan insentif untuk guru keagamaan.

“Ya meskipun sedikit, namun itu bentuk perhatian kita pada mereka yang berjuang menghidupkan agama. Sambil kami titipkan untuk mengajarkan budi pekerti pada anak-anak kita,” jelas Ganjar.

Apa yang disampaikan Ganjar itu membuat Kiai Muhammad dan kiai sepuh lainnya tersenyum. Mereka berharap Ganjar tetap melanjutkan program baik itu kelak saat memimpin Indonesia.

“Alhamdulillah Pak Ganjar memberikan banyak pencerahan. Soal pesantren agar bisa hidup dan berkembang dan menjadi pesantren yang bermartabat. Beliau sangat merespon baik soal itu,” kata Kyai Muhammad.

Termasuk, lanjut dia, terkait program baik yang telah Ganjar lakukan selama 10 tahun memimpin Jawa Tengah. Bagaimana ia mengembangkan Baznas, memberikan bantuan infrastruktur lembaga keagamaan, memberikan insentif guru keagamaan dan lainnya.

“Alhamdulillah yang kami harapkan memang seperti itu. Mudah-mudahan nanti jika Allah meridai, ketika Pak Ganjar jadi presiden beliau bisa meneruskan itu. Dan kami juga berharap undang-undang pesantren bisa terlaksana ke depannya,” pungkasnya.

Disambut Histeria Santri

Kedatangan Ganjar disambut antusias oleh ratusan santri dan masyarakat. Mereka berjajar di pinggir jalan untuk menyambut Ganjar.

Alunan musik rebana mengiringi langkah Ganjar menuju kediaman Kiai Muhammad Faqih Jauhar. Santri dan masyarakat saling berebut untuk bersalaman dan berfoto bersama.

“Seneng banget ketemu Pak Ganjar, orangnya ganteng ya, tinggi lagi. Pokoknya cocok jadi pemimpin masa depan,” ucap para santri dan masyarakat.

Ganjar sempat berdialog dengan masyarakat dan para Kuwu atau kepala desa. Ganjar berdialog dengan masyarakat dan para Kuwu membahas tentang kemajuan Indonesia ke depan.(*)

Awaluddin Awe,
dari berbagai sumber

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *