Tol Konsorsium BUMN Karya di Tebingtinggi Parapat Melambat Progres Fisiknya

  • Bagikan

Simpang Susun Serbelawan, Dokumentasi : PT Waskita Karya (Persero) Tbk Proyek Jalan Tol Ruas Tebing Tinggi – Parapat Zona 4

TEBINGTINGGI – Ruas Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 143,5 km yang dikelola bareng tiga BUMN Karya dengan investasi Rp13,45 triliun sedikit mengalami keterlambatan progres, akibat kendala pembebasan lahan yang tak kunjung tuntas dan juga kendala seretnya dana kerja Kontraktor.

Ruas tol yang dikerjakan secara bersama oleh PT Hutama Karya, PT Waskita Toll Road dan PT Jasa Marga melalui satu perusahaan konsorsium bernama PT Hutama Marga Waskita (HMW) ini memiliki lima seksi.

Ke lima seksi jalan tol itu adalah Tebing-Indrapura (20,40 Km) dikerjakan oleh PT Hutama Karya, Seksi Inderapura – Kualatanjung (18,05 Km) dikerjakan PT Waskita Karya Tbk, Seksi Tebing Tinggi – Serbelawan (30 Km) dikerjakan PT Waskita Karya Tbk, Seksi Serbelawan – Pematang Siantar (28 Km) dikerjakan PT Hutama Karya dan Junction Tebing Tinggi (7,07 Km) dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya dengan sistim Kerjasama Operasi (KSO).

Pekerjaan pengecoran lantai jembatan overpass sta 13+250. Dokumentasi : PT Waskita Karya (Persero) Tbk Proyek Jalan Tol Ruas Tebing Tinggi – Parapat Zona 1A (foto : dok)

Tetapi pekerjaan ruas tol yang akan mendorong peningkatan kapasitas angkutan barang laut di pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei serta mendukung transportasi bebas hambatan ke objek wisata Danau Toba yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), sedikit mengalami permasalahan dari peningkatan progres fisiknya.

“Memang ada keterlambatan berkisar 0 hingga 15 persen pada progres fisik di setiap seksi jalan tol. Tetapi keterlambatan itu dapat kami eliminir sehingga tidak akan mengganggu pencapaian progres proyek secara keseluruhan. Artinya, jika pembebasan lahan tuntas pada bulan Juni, kami yakinkan proyek tol prestisius ini bisa selesai Desember 2021 mendatang,” kata Ekki Bagus Susetyo Ayusta,
Manager Administrasi Teknik PT HMS kepada Harianindonesia.id, Selasa lalu.

Didampingi Riky Wahyu Kurniawan, Asisten Manager Administrasi Teknik PT HMW, Ekki menyebutkan, sejak kontrak ditandatangani hingga per 31 Maret 2021 progres proyek tol yang berlokasi di Tinggi, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, dan Kabupaten Toba Samosir berjalan cukup bagus.

Pekerjaan _lean concrete_ lokasi sta 12+600. Dokumentasi : PT Waskita Karya (Persero) Tbk Proyek Jalan Tol Ruas Tebing Tinggi – Parapat Zona 1A (foto : dok)

Contohnya, kata Ekki, progres Seksi 1 Tebing Tinggi – Inderapura mencapai 83,9243 persen, Seksi 2 Inderapura – Kualatanjung sudah 65,9306 persen, Seksi 3 Tebing Tinggi – Serbelawan 62,305 persen, Seksi 4 Serbelawan – Pematang Siantar 41,598 persen dan Junction Tebing Tinggi 39,2470 persen.

Tetapi, jelas Ekki lagi, jika pembebasan lahan berjalan maksimal dan pendanaan proyek bisa lebih lancar, maka realisasi pekerjaan fisik tol akan bisa lebih tinggi lagi.

Namun Ekki mengaku tidak punya otoritas menjelaskan masalah kendala lahan dan penganggaran proyek tol ini. Sebab permasalahan lahan adalah kewenangan dari BPN dan PPK Pengadaan Tanah, sedangkan soal keuangan ada di internal Kontraktor Pelaksana.

SIMAK JUGA :  Komisi lll DPR RI Kunjungan Kerja ke Polda Kalteng

Pada pembangunan proyek tol konsorsium ini, jelas Ekki, PT Hutama Karya mendominasi saham terbesar yakni 40 persen. Sementara PT Waskita Karya melalui anak perusahaannya PT Waskita Toll Road dan PT Jasa Marga masing masing 30 persen saham.

Investasi pembangunan ruas jalan tol yang terdiri dari satu ruas backbone Trans Sumatera yakni Tebing Tinggi-Indrapura dan dua sirip tol yakni akses ke Pelabuhan Kuala Tanjung dan ke Danau Toba di Parapat, menurut Ekki, berasal dari dua sumber.


EKKI BAGUS

RICKY WAHYU

Pertama, berasal dari modal ketiga BUMN dan kedua berasal dari Investasi. Tetapi Ekki tidak merinci komposisi dari dua model pembiayaan tersebut.

PROFIL TOL

Ergy Pramadipta Raizart Noor, Manager Perencanaan dan Pengendalian Teknik PT Hutama Marga Waskita, menambahkan ruas tol yang dibangun, selain jalan tol sepanjang 143,5 km termasuk VGF sepanjang 50 km, juga Simpang Susun
sebanyak enam buah.

Tol ini juga akan memiliki Gerbang sebanyak tujuh buah, Rest Area Tipe A sebanyak tiga pasang dan Rest Area Tipe B juga tiga pasang.

Jalan tol konsorsium HMW ini, Main Roadnya memiliki Lajur 2 x 2, dengan rencana final stage 2 x 3, lebar Lajur 3,6 m, lebar Bahu Luar 3 m, lebar Bahu Dalam 1,5 m dan lebar median 5,5 m (termasuk bahu dalam).

“Ruas tol ini dapat ditempuh pengendara dengan kecepatan rencana 100 km/jam,” jelas Ergy.

Tetapi berapa lalu lintas harian kendaraan di ruas tol ini, jelas Ekki menambahkan, masih dalam pembahasan oleh Konsultan. “Teman teman Konsultan masih dalam proses menghitung LHR tol ini,” papar Ekki.

Namun konsesi yang diberikan pemerintah pada ruas tol Kuala Tanjung, Tebing Tinggi dan Parapat ini tetap sama dengan ruas tol lain di Sumatera yakni 40 tahun sejak SPMK.

Menurut Ekki, sejak mulai dikerjakan 2018 lalu hingga Maret 2021, ruas tol ini sudah merealisasikan anggaran senilai Rp5,1 triliun dari total investasi Rp13 triliun lebih. Pembiayaan itu untuk pembangunan konstruksi tol dari seksi 1 hingga seksi 4.

LIBATKAN 50 SUBCON

Pembangunan ruas tol Kuala Tanjung, Tebing Tinggi, Parapat ini juga diminati oleh para perusahaan lokal yang kemudian terlibat menjadi sub kontraktor konsorsium jalan tol ini.

Berdasarkan catatan Ekki, setidaknya terdapat 50 perusahaan lokal yang ikut sebagai mitra lokal konsorsium dalam pembangunan ruas tol tersebut.

Ke 50 perusahaan tersebut, menurut Ekki, mengerjakan pekerjaan vendor seperti pengadaan beton, readymix, pekerjaan struktur, tanah dan berbagai pengadaan untuk jalan tol.

“Kami memberlakukan pembayaran per progres termijn kepada kontraktor, nantinya kontraktor akan melakukan pembayaran kepada sub kontraktor sehingga membuat para subcon ini bergairah melakukan pekerjaannya,” papar Ekki.

Kejar target pada Desember 2021, PT HMW sebagai pengelola yang ditunjuk oleh pemerintah masih berusaha sebaik mungkin untuk menyelaraskan semua unsur-unsur yang ada, baik dari segi teknis di lapangan maupun terkait pendanaan. Dengan harapan pada akhir tahun 2021 ini jalan tol sudah bisa dinikmati oleh masyarakat khususnya warga Sumatera Utara dan memberikan manfaat bagi negara. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *