Ruas Tol Sumatera Masih Terputus, Kadin Minta Presiden Prabowo Melanjutkan Sampai Tuntas

Oplus_0

Peranan tol Sumatera dinilai kalangan dunia usaha efektif mendorong arus barang dan orang, termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Kadin Sumut merekomendasikan kepada Presiden Prabowo untuk melanjutkan pembangunan tol Sumatera sampai tuntas. (Foto : Awe/HI)

PENGANTAR :

Wartawan Harianindonesia.id, Awaluddin Awe melakukan perjalanan jurnalistik dari Bakauheni sampai Medan selama 14 Hari sejak 23 Oktober 2024. Ada banyak hal yang dilihat dan dicatat wartawan senior ini, selama dalam perjalanan. Berikut cuplikannya :

oplus_1058

Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, FIRSAL DIDA MUTRAYA (foto : Awe/HI)

Perjalanan jurnalistik saya ke jalan Tol Sumatera masih terputus putus. Sebab, pembangunan ruas utama jalan tol di Sumatera masih ada yang belum selesai dan ada juga diantaranya yang belum dibangun sama sekali. Tetapi ada juga diantaranya sudah masuk dalam perencanaan dan bahkan sudah ada yang dibebaskan lahannya.

Tol pertama yang saya lalui adalah Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar atau Jalan Tol Bakter sepanjang 140,94 kilometer.

Ruas tol ini merupakan terpanjang kedua di Indonesia. Rutenya dimulai dari Pelabuhan Bakauheni (Kabupaten Lampung Selatan) hingga Terbanggi Besar (Kabupaten Lampung Tengah). Jalan tol ini merupakan jaringan dari Jalan Tol Trans Sumatra.

Pembangunan Jalan tol ini menelan investasi 16,7 triliun yang merupakan penugaskan langsung oleh pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero) sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Pembangunan ruas tol ini dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, serta PT Adhi Karya melalui skema penugasan dari Kementerian BUMN.

Jalan tol ini resmi dimulai pembangunannya pada 30 April 2015 dan diresmikan penggunaannya secara penuh pada 8 Maret 2019 oleh Presiden Joko Widodo.

Lepas dari ruas tol ini, saya melintasi Jalan Tol Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung atau Jalan Tol Terpeka. Jalan tol sepanjang 189,2 km ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), terletak di Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan.

Jalan tol ini memiliki rute dari Terbanggi Besar, Lampung Tengah hingga Kayu Agung, Ogan Komering Ilir.

Jalan tol ini menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia, tetapi memiliki reputasi tercepat dalam pembangunannya yakni hanya dalam kurun waktu 2 tahun 3 bulan.

Jalan tol ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 15 November 2019.

Biaya yang diperlukan untuk pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung adalah sebesar 21,950 Triliun terdiri dari Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang (112,2 km): Rp11,865 Triliun dan Pematang Panggang – Kayu Agung (77 km): Rp10,085 Triliun).

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam 18 menit dari pintu keluar tol Tarpeka di Kramasan, saya masuk ke ruas Jalan Tol Betung – Tempino – Jambi Seksi 3 (Tol Bayung Lencir – Tempino) sepanjang 34 kilometer.

Jalan tol ini baru selesai dibangun oleh PT Hutama Karya Infrastuktur (HKi) – anak perusahaan PT Hutama Karya yang dipimpin oleh Dirut wanitanya, Aji Sepriyanti, mulai beroperasi gratis sejak Kamis pagi pukul 07.00 WIB.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menjelaskan, bahwa jalan tol ini sudah dibuka untuk umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri PUPR No. 2798/KPTS/M/2024 tertanggal 16 Oktober 2024.

Jalan Tol Betung – Tempino – Jambi Seksi 3 (Segmen Bayung Lencir – Tempino) dinyatakan telah layak digunakan melalui Uji Laik Fungsi (ULF) dan memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 14 Oktober 2024.

“Walaupun tol ini beroperasi tanpa tarif, pengguna tetap diminta menempelkan kartu uang elektronik di gerbang tol dan memastikan kartunya dalam kondisi baik,” jelas Adjib seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (17/10/2024).

Tol Bayung Lencir – Tempino, bagian dari proyek Tol Betung (Simpang Sekayu) – Tempino Jambi, merupakan tol pertama di Provinsi Jambi yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.

Pembangunan tol ini sudah dimulai sejak Mei 2023 dengan total nilai konstruksi sebesar Rp 5,6 triliun.

Jalan utama sepanjang 34 kilometer tersebut dibagi menjadi 3 seksi, dengan berbagai fasilitas penunjang seperti 10 Overpass, 4 Underpass, 2 Simpang Sebidang, Gerbang Tol, dan Interchange.

Hutama Karya berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Brantas Abipraya (Persero) dalam membangun Seksi 3 Bayung Lencir – Tempino sepanjang 15,47 km melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO), dengan total nilai kontrak Rp 2,7 triliun.

Dengan dibukanya tol ini, diharapkan konektivitas antara Sumatera Selatan dan Jambi dapat semakin lancar, menghemat waktu tempuh, dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya.

Keluar dari jalan tol ini, saya harus melewati jalur lintas Sumatera yang ganas selama 13 Jam 8 menit untuk bisa sampai ke Jalan Tol Pekanbaru–Dumai (Tol Permai).

Tol Permai adalah jalan tol bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra yang menghubungkan Pekanbaru dengan Dumai yang berada di Riau dengan panjang keseluruhannya 131,48 km.

Jalan tol ini mulai dibangun pada bulan Juli 2017 dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo pada 25 September 2020.

Jalan tol ini dibagi menjadi 6 seksi, yaitu :

1. Pekanbaru-Minas 9,2 km
2. Minas- Kandis Selatan 23,6 km
3. Kandis Selatan-Kandis Utara 17,45 km
4. Kandis Utara – Pinggir 28,95 km
5. Pinggir- Bathin Solapan 27,23 km
6. Bathin Solapan-Dumai 25,05 km

Setelah menempuh perjalanan selama 10 jam 10 menit dari pintu keluar tol Bathin Solapan Dumai lewat jalan lintas Sumatera, akhirnya saya masuk Jalan Tol Kisaran–Indrapura..

Ini adalah jalan tol bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra yang menghubungkan Indrapura dengan Kisaran.

Jalan Tol ini merupakan salah satu jalur penghubung antara Banda Aceh dengan Pelabuhan Bakauheni di Lampung.

Proyek ini diketahui menelan nilai investasi sebesar Rp 6,049 Triliun dengan biaya Ekuitas (70%) Rp 4,234 M dan Pinjaman (30%) Rp.1,815 M

Jalan Tol Indrapura-Kisaran yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya memiliki dua seksi dengan panjang 47,75 Km.

Seksi 1, Simpang Indrapura-Limapuluh dengan panjang 15,60 Km sudah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 7 Februari 2024.

Sementara seksi 2, Limapuluh-Kisaran memiliki panjang 32,15 Km telah beroperasi pada Mei 2024.

Lepas dari tol Inkis saya dengan santai masuk Jalan Tol Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi atau Jalan Tol MKTT yang menghubungkan Medan, Tebing Tinggi serta Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Jalan tol sepanjang 61,80 km ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra dan terhubung dengan Jalan Tol Belmera.

Dalam pembangunannya, jalan tol ini terbagi dalam dua tahap pengerjaan, yaitu tahap pertama (Medan-Perbarakan-Kualanamu) sepanjang 17,80 km, dan tahap kedua (Perbarakan-Tebing Tinggi) sepanjang 44 km.

Jalan tol ini memiliki 2×2 lajur pada tahap awal dan 2×3 lajur pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam.

Ruas Parbarakan-Sei Rampah sepanjang 41,7 kilometer diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2017. Kemudian pada 11 Juni 2018, ruas Tanjung Morawa ke Kualanamu diresmikan pembukaannya oleh Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi. Terakhir, ruas Sei Rampah, Serdang Bedagai hingga Kota Tebing Tinggi dibuka pada 25 Maret 2019.

Selanjutnya, saya masuk Jalan Tol Medan—Binjai di Sumatera Utara sepanjang 16,8 kilometer yang menghubungkan kota di Medan dan Binjai.

Pada 10 Oktober 2014, pembangunan jalan tol ini diresmikan oleh Menko Perekonomian Chairul Tanjung. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2015. Pembangunan jalan tol ini direncanakan berlangsung selama 3 tahun.

Pada 12 Maret 2021, Jalan Tol Medan–Binjai yang seluruhnya sudah beroperasi sejak oktober 2017 lalu, di mulai dari :

Seksi 1 Tanjung Mulia-Helvetia sepanjang 6,72 Km,

Seksi 2 yaitu, Helvetia-Semayang sepanjang 6,18 Km,

Seksi 3 yaitu, Semayang-Binjai sepanjang 4,28 Km

Jalan tol Medan-Binjai akan membagi beban kendaraan dengan Jalan Medan-Binjai yang merupakan salah satu ruas terpadat dalam Jalan Raya Lintas Sumatra yang menghubungkan Medan dan Banda Aceh.

Jalan tol ini akan menyambung dengan Jalan tol Belmera yang telah ada sebelumnya di sekitar pintu tol Tanjung Mulia, lalu menyusuri kawasan Medan Helvetia, Sei Semayang dan sampai ke jalan lingkar luar kota Binjai sebagai titik akhir.

Pintu tol direncanakan berjumlah 3 pintu, 2 arah dengan 3 jalur pada masing-masing arah dengan desain kecepatan maksimum 100 km/jam.

Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan ke Jalan Tol Binjai—Langsa, seksi Binjai Pangkalan Berandan.

Secara keseluruhan jalan tol ini akan menghubungkan Kota Langsa dan Kota Binjai di Sumatera Utara dengan panjang kira kira 130,6 km. Jalan tol ini juga bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra Tol Paling Ujung Di Aceh.

Pada Juni 2020, proyek ini mencapai proses pematokan lahan. Tol ini direncanakan memiliki 5 seksi. Perinciannya, pembangunan tahap awal mencakup Seksi 1 Binjai-Stabat dengan panjang 12,3 km yang ditargetkan selesai pada akhir 2021 tetapi harus di undur pada awal februari 2022.

SIMAK JUGA :  TOL BANGKINANG - PANGKALAN SELESAI DIBANGUN TAHUN INl BERSAMA EMPAT RUAS TOL LAINNYA

Kemudian disusul dengan pembangunan Seksi 2 Stabat-Tanjung Pura sejauh 26,2 km yang rencananya selesai di pertengahan 2023 tetapi harus di undur akhir januari 2024 dan Seksi 3 Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 18,9 km target pengoperasiannya tahun 2024.

Setelah itu dilanjutkan dengan proses pembangunan tahap berikutnya untuk dua seksi yang tersisa. Yakni Seksi 4 Pangkalan Brandan-Kuala Simpang sepanjang 44,2 km dan Seksi 5 Kuala Simpang-Langsa sejauh 29 km yang ditargetkan rampung pada awal 2024.

Pada tanggal 4 Februari 2022, Jalan Tol Binjai–Langsa seksi 1 ruas Binjai-Stabat sepanjang 11,8 km di resmikan pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Pada tanggal 20 September 2023, Jalan Tol Binjai–Langsa Segmen Stabat–Kuala Bingai sepanjang 7,55 km di resmikan pengoperasiannya oleh Plt. Bupati Langkat, H. Syah Afandin, S.H.

Pada tanggal 29 Januari 2024, Jalan Tol Binjai–Langsa Segmen Kuala Bingai-Tanjung Pura sepanjang 19 km telah beroperasi.

Pada tanggal 10 September 2024, Jalan Tol Binjai–Langsa seksi 2 ruas Stabat-Tanjung Pura sepanjang 26,2 km di resmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Jalan tol ini dibagi menjadi 5 seksi, yaitu:

Seksi 1 Binjai–Stabat 12,3 Km
Seksi 2 Stabat–Tanjung Pura 26,2 Km
Seksi 3 Tanjung Pura–Pangkalan Brandan 18,9 Km
Seksi 4 Pangkalan Brandan–Kuala Simpang 44,2 Km
Seksi 5 Kuala Simpang–Langsa 29 Km

Saya sempat berlumpur lumpur menyusuri ruas jalan tol Stabat Pangkalan Berandan ditemani anak buah Kepala Proyek Tol Binjai Pangkalan Berandan Sunardi, bernama Dedi Yunanto.

Ternyata ruas jalan tol ini masih belum selesai secara keseluruhan namun secara progres sudah rampung 90 persen lebih.

Ruas tol ini diperkirakan akan selesai pada Natal dan Tahun Baru mendatang.

Ruas tol ini merupakan terakhir dari tol di Sumatera Utara. Sementara ruas tol pertama dari Medan ke Aceh adalah di daerah Sigli.

Balik dari Medan menuju Pekanbaru ke Padang, saya lewat Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang (PENANG) melalui pintu XIII Koto Kampar.

Jalan tol ini merupakan sirip dari Jalan Tol Padang–Pekanbaru dengan total panjang 38 KM.

Jalan Tol ini mulai di bangun Pada Bulan Februari tahun 2018 yang menghubungkan kota Pekanbaru dengan Bangkinang yang berada di Kabupaten Kampar.

Setelah melalui jalan lintas Sumatera Pekanbaru Sumbar yang kejam sekitar lima jam lebih, esok harinya saya masuk ke Jalan Tol Padang–Sicincin.

Tol ini adalah Jalan tol Trans Sumatera bagian sirip dari Tol Padang Pekanbaru yang menghubungkan Sumatera Barat dan Riau dengan total panjang 36,6 KM.

Jalan Tol ini mulai di bangun Pada Bulan Februari tahun 2018 yang menghubungkan kota Padang dengan Sicincin yang berada di Kabupaten Padang Pariaman. Jalan tol ini memiliki nilai Investasi Rp 9,72 Triliun dengan internal rate of return (IRR) minus 3,68%.

Pembangunan Jalan Tol Padang Sicincin yang merupakan bagian dari Jalan tol Padang Pekanbaru ini bertujuan untuk Mengurangi Waktu Tempuh antara dua Kota yang biasanya 1,5 jam akan menjadi kurang lebih 30 menit saja.

Jalan Tol Padang Sicincin ini melewati 5 Kecamatan dan 15 Nagari yang berada di Kabupaten Padang Pariaman.

Proses Pembangunan Tol Padang Sicincin ini tidak mudah karena melewati berbagai kontur tanah yang beragam di mulai dari sungai, hutan, bukit, sawah, rawa, dan tanpa pemukiman, oleh karena itu PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) selaku anak usaha dari PT Hutama Karya (Persero) menggunakan teknologi canggih untuk mempercepat proses pembangunannya diantaranya Building Information Modelling (BIM), Light Detection and Ranging (LIDAR), electrical density gauge (EDG), Kolom Grout Modular (KGM).

Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020–2024 dan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, proyek Jalan Tol Padang Sicincin ini merupakan salah satu prioritas karena tercantum dalam perubahan terakhir peraturan PSN yaitu Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Jalan Tol ini dibiayai oleh Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan menugaskan kepada PT Hutama Karya (Persero) sebagai Kontraktrok Pelaksananya.

Jalan Tol ini melewati berbagai jenis jalur seperti jalan lintas antar kota, jalan desa, Jalur Perlintasan Kereta Api, Sungai dan Rawa, oleh karena itu dalam pembangunan Jalan tol ini dilengkapi dengan 14 Jembatan Under Bridge, 10 Jembatan Sungai dan Irigasi 1 Interchange, 3 Overpass,

Jumlah lajur 2×2 dengan Kecepatan Rencana 80 Km/Jam.

Proyek Jalan Tol Padang Pekanbaru secara keseluruhan termasuk didalamnya Jalan Tol Padang Sicincin ini awalnya ditargetkan selesai Pada tahun 2023 tetapi karena terjadi berbagai masalah salah satunya masalah pembebasan lahan, target penyelesaian Tol Padang Sicincin akhirnya di undur hingga Kuartal I 2024.

Rencana Pembangunan ruas Jalan Tol Padang Pekanbaru seksi I Padang Sicincin sudah di mulai sejak beberapa tahun sebelumnya yang tepatnya pada tahun 2014, yang rencana awalnya adalah pembangunan Jalan Bebas Hambatan Non Tol, namun karena ketidakjelasan dari pemerintah pusat akhirnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menawarkan pembangunannya kepada pihak swasta.

Awalnya mereka setuju tapi setelah dilakukan kajian pihak swasta mundur karena dianggap tidak menguntungkan.

Di samping itu, Pemprov Sumbar bersama pemerintah daerah pernah pula berencana membentuk konsersium dengan PT Jasa Marga. Di mana, ada sejumlah titik dikerjakan masing-masing pemerintah daerah dan titik lain dikerjakan PT Jasa Marga. Namun, akhirnya rencana itu juga batal terwujud.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera dan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 100 tahun 2014 Tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.

Jalan Tol Padang Pekanbaru seksi I Padang Sicincin akhirnya masuk kedalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pada bulan Februari 2017 dan ditunjuk PT Hutama Karya Infrastruktur (HKi) sebagai Kontraktor Utamanya pada bulan Agustus tahun 2017.

Kemudian untuk menindaklanjuti hal tersebut pemerintah Provinsi Sumatera Barat memulai membuat trase Jalan tol Padang Sicincin, analisa dampak lingkungan dan detail engineering design (DED)nya.

Pada Tanggal 15 Januari 2018 keluar surat keputusan Gubernur Sumatera Barat No 620-80-2018 tentang Pengadaan Tanah Jalan Tol Padang – Lubuk Alung – Padang Panjang – Bukittinggi Ruas Padang – Sicincin Sepanjang 4,2 km (Penlok I)

Pada Tanggal 9 Februari 2018 Presiden Joko Widodo melakukan Groundbreaking pembangunan jalan tol Padang Pekanbaru Seksi I Padang Sicincin di Jalan Bypass Kilometer 0, Padang.

Pembebasan lahan akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, sementara pembayaran pembebasan lahan akan menggunakan dana talangan dari PT Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Ruas tol yang saya lewati dalam perjalanan jurnalistik kali ini merupakan bagian dari 11 ruas jalan tol oeprasional yang dikelola oleh PT Hutama Karya dengan panjang keseluruhannya 651 Km. Dua tol yang tidak sempat saya lewati adalah Taba Penanjung -Bengkulu sepanjang 17,8 Km dan Sigli Banda Aceh Seksi 1 hingga 6 sepanjang 48,58 Km.

Realisasi jalan tol operasional di atas merupakan bagian dari target pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera Sumatera sepanjang 2.704 Km yang terdiri dari 24 ruas yang menghubungkan Lampung dan Aceh.

Pembangunan jalan tol ini digesa oleh Presiden Jokowi untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera yang memiliki populasi melebihi 55 juta jiwa.

Tetapi masalah kemudian muncul, jalan tol Sumatera belum selesai Jokowi sudah pensiun. Apakah Presiden baru Prabowo Subianto akan melanjutkan pembangunan jalan tol di Sumatera.

“Saya berpendapat Presiden Prabowo Subianto perlu melanjutkan pembangunan jalan tol Sumatera. Sebab efek positifnya sudah terbukti berhasil dirasakan oleh kalangan dunia usaha,” kata Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, Firsal Dida Mutraya kepada Awaluddin Awe dari Harianindonesia.id di kantor Kadin Sumut, Medan, oktober lalu.

Salah satu efek positifnya adalah, volume angkutan barang ke pelabuhan Belawan bisa dua trip sehari, dan pendapatan sopir naik menjadi dua kali per hari. Selain itu, waktu tempuh angkutan truk berkurang satu hari dari Medan ke Jakarta. Itu efektif mengurangi biaya angkutan.

“Naiknya perputaran uang akibat menggunakan jasa jalan tol akan berdampak terhadap naiknya PDRB Propinsi di Sumatera, sekaligus berpotensi menaikan upah pekerja menjadi lebih tinggi meski belum bisa setinggi upah di pulau Jawa,” sebut pengusaha perkebunan di Medan ini.

Dida, demikian Ketua Umum Kadin Sumut ini dipanggil, mengakui meskipun pengoperasian angkutan truk di jalan tol membawa dampak terhadap kerusakan di jalan tol, namun dampak positifnya jauh lebih besar bagi negara dan pengusaha.

“Makanya saya berpandangan Presiden baru kita, bapak Prabowo perlu melanjutkan pembangunan jalan tol yang masih terputus putus di Sumatera untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di pulau Sumatera,” pungkas Ketum Kadin Sumut ini mengakhiri. (Bersambung)