Arry Yuswandi (kiri) bersama Pemimpin Umum Harianindonesia.id Awaluddin Awe di Hotel Horison Balairung Matraman Jakarta, Selasa (10/6/2025). (Foto : YO/HI)
JAKARTA – Pemerintah Propinsi Sumatera Barat telah mengajukan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2024-2029 ke Kemendagri, dengan target pertumbuhan dari 5 hingga 7 persen sampai tahun 2030.
Rancangan Peraturan Daerah (Rannperda) RPJMD Sumbar diajukan secara resmi oleh Pemprop Sumbar bersama DPRD kepada Dirjen Bangda Kemendagri untuk kemudian dibahas ditingkat pejabat direktur Ditjen Bangda, selama proses penilaian dan pengkajian berbagai aspek di dalam RPJMD Pemprop Sumbar tetap bisa menjalankan program melalui rancangan pengawal. Jika hasil penilaian Kemendagri final, maka RPJMD Sumbar akan ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD Sumbar.
“Kami targetkan akhir Juni 2025 ini RPJMD Sumbar sudah bisa disetujui DPRD dan sudah bisa dijalankan sebagai progtam kerja pemprof selama lima tahun ke depan,” ujar Asisten II Pemprof Sumbar Arry Yuswandi dalam satu diskusi kecil di Hotel Horison Balairung Matraman Jakarta, Selasa (11/6/2025) malam.
Menurut Arry Yuswandi, Rancangan Perda RPMJD Sumbar tahun 2025-2029 memuat lima program tahunan dengan target pertumbuhan ekonomi cukup radikal yakni dari 5 persen pada tahun 2025 dan sudah mencapai 7 persen pada tahun 2030.
“Dalam hitungan kami target pertumbuhan 5-7 persen sampai 2029 itu sangat realistis, karena pencapaiannya bersamaan dengan pelaksanaan program pusat di daerah. Sebab mekanisme penetapan RPJMD sekarang merupakan gabungan dari program pusat, propinsi dan kabupaten kota,” jelas Arry
Secara lebih rinci Arry menjelaskan bahwa penyusunan RPJMD pada era Presiden Prabowo tidak bisa lagi didasarkan atas program visi misi Gubernur dan wakil gubernur semata, tetapi juga memuat program pemerintah pusat di daerah.
Dengan demikian pembiayaan program RPJMD juga mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat, terutama program pembangunan yang bersifat keberlanjutan seperti hilirisasi.
“Profile RPJMD lima tahun ke depan sama dengan program Pelita (pembangunan lima tahun, red) di era Presiden Soeharto lalu, tetapi diturunkan sampai ke daerah propinsi. Dengan demikian target target yang dirancang di dalam RPJMD seperti pertumbuhan ekonomi 5-7 persen sampai 2029 sangat realistis bisa tercapai,” kata Arry meyakinkan.
Selain mematok target PE 5-7 Persen, RPJMD Sumbar 2025-2029 juga memuat target peningkatan pendapat per kapita yang tercermin dari PDRB dari Rp58.32 juta pada 2025 naik signikan menjadi Rp142,65 juta pada tahun 2029.
Kemudian, Indeks Ekonomi Biru Indomesia (IEB) pada periode yanh sama naik dari semula 25.19 menjadi 36.41, kontribusi PDRB per sektor industri pada periode sama naik dari 8.53 persen jadi 9.38 persen.
RPJMD juga membuat proyeksi ambisius terhadap program pengentasan kemiskinan dan ketimpangan di Sumbar selama lima tahun ke depan. Misalnya, pengentasan kemiskinan pada 2025 sebesar 4.50 – 5.10 akan diupayakan turun menjadi 3.39 – 3.96 persen pada tahun 2030, dan indeks rasio gini ditargetkan turun dari 0.274 menjadi 0.266.
Upaya menjaga ketimpangan juga dilakukan dengan meningkatkan kontribusi PDRB Propinsi dari semula 1.49 persen pada tahun 2025 menjadi 1.51 persen pada tahun 2030. Kemudian menggonjot kontribusi PDRD Kabupaten Mentawai terhadap PDRB Propinsi dari 1.94 persen pada 2025 menjadi 2 persen pada 2030.
RPJMD Sumbar juga membuat proyeksi penurunan jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2025 sebesar 5.37 – 5.76 hingga menjadi hanya 4.48 – 5.28 pada tahun 2030.
Arry Yuswandi menambahkan selain menyasar program pertumbuhan dengan komparasi indeks dan laju pertumbuhan langsung dengan program pemerintah pusat, RPJMD Sumbar ke depan juga memuat target daya saing daerah yang pada tahun 2025 sebesar 3.58 menjadi 3.94 pada tahun 2030.
Selain itu ditetapkan juga target saya saing sumber daya manusia Sumbar pada tahun 2025 dengan indeks modal manusia sebesar 0.58 dapat ditingkatkan jadi 0.63 pada tahun 2030.
Terakhir, RPJMD juga memproyeksikan penurunan emisi gas rumah kaca menuju zero emisi dalam bentuk penurunan intensitas emisi GRK dari 52.62 pada tahun 2025 menjadi 62.67 pada tahun 2030 dan indeks kualitas lingkungan hidup daerah dari 77.95 pada 2025 menjadi 79.00 pada 2030.
Komparatif Pusat
Menariknya, kata Arry lebih lanjut, penyusunan target pencapaian di RPJMD Sumbar pada setiap sektor selalu dikomparasikan dengan target pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di daerah.
Sebagai ilustrasi Arry mencontohkan pada pertumbuhan ekonomi. Jika di RPJMD Sumbar target pertumbuhan ekonomi selama lima tahun dipatok 5.40 – 5.90 maka target RPJMN adalah sebesar 6,4 sampai 7,4 persen.
“Jadi artinya RPJMD sekarang benar benar dijaga pencapaiannya dengan target yang terkawal. Sehingga ada optimisme keberlanjutan pembangunan di daerah. Tidak seperti sebelumnya program RPJMD melompat lompat, sehingga tidak fokus,” papar putra terbaik Tanah Datar ini.
Meskipun terkesan terkawal oleh pemerintah pusat, RPJMD Sumbar masih elastis menjalankan program unggulan lokal seperti visi misi Gubernur dan wakil gubernur.
Namun, menurut Asisten II Pemprop Sumbar yang santer mendapat promosi menjadi Sekdaprof Sumbar ini, pelaksanaan program lokal tersebut melalui interconekting dengan program pemerintah pusat di daerah.
Sebagai contoh, paparnya, di dalam RPJMD 2025-2029 Pemprof Sumbar membuat sejumlah program perioritas seperti Revitalisasi kawasan pertanian produktif dan modernisasi alat pertanian, Peningkatan kapasitas wirausaha muda dan perempuan melalui inkubasi bisnis, Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal dan sentra industri kecil, Penguatan daya saing pariwisata berbasis budaya dan alam, Program desa mandiri energi dan pemanfaatan energi bersih, dan Percepatan konektivitas melalui pembangunan dan pemeliharaan jalan strategis provinsi.
“Justru saya berpendapat model RPJMD sekarang lebih dinamis dalam penetapan program dan pencapaian target targetnya, sekaligus mencerminkan kebersamaan pemerintah pusat dan propinsi dalam melaksanakan keberlanjutan pembangunan di daerah,” pungkas Arry Yuswandi menutup diskusi. (*)
Awaluddin Awe
awe.padangpanjang@gmail.com