PIM DPD Sumbar Gelar Marandang Competition I – 2022, Popi : Dapatkan Doorprize Menginap di Hotel Bintang

  • Bagikan

AGAM (Harianindonesia.id) : Organisasi Perempuan Indonesia Maju (PIM) DPD Sumbar menggelar iven Marandang Competition I 2022 sebagai ajang melestarikan masakan rendang sekaligus ajang pencarian bakat pembuat rendang dari kalangan remaja Minang.

Menurut Popi Mailani, inisiator sekaligus Pengurus PIM DPD Sumbar menjelaskan bahwa Marandang Competition I 2022 akan dilaksanakan satu hari penuh, Ahad 18 Desember 2022 di Linggai Park, Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumbar.

“Kabar baiknya, para pemenang Doorprize akan mendapatkan hadiah menginap di hotel bintang satu sampai bintang IV di Sumbar. Ini adalah partisipasi dari DPD PHRI Sumbar untuk iven ini,” tulis Popi Mailani, anak pemilik hotel Maninjau alm Rajo Bintang, melalui rilisnya, Selasa (6/12/2022).

Dijelaskan Popi, ada empat latarbelakang digelarnya Marandang Competition I 2022 di Agam. Yaitu, selama ratusan tahun, anak gadis Minangkabau dikenal sudah pintar memasak, khususnya memasak rendang sebelum mereka menikah atau melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi.

Sayangnya, dalam beberapa dekade belakangan ini, makin banyak remaja putri yang melupakan adat istiadat dan kebiasaan ini, sehingga saat ini yang mampu membuat rendang kebanyakan hanya ibu-ibu yang sudah berumur dan terkesan uzur.

Pada saat yang sama, Rendang yang pernah dinobatkan menjadi masakan terenak CNN tahun 2017 makin banyak dikenal umum diluar Sumatera Barat bahkan di mancanegara. Pengusaha rendang perantauan makin gencar mempromosikan rendang dan sudah seharusnya Sumatera Barat menguatkan kembali kebiasaan dan pemahaman tentang rendang dengan upaya-upaya membangun kebiasaan masa lalu dimana remaja putri dibina memasak rendang dari umur remaja.

Rendang bukan hanya sebagai kuliner lezat kebanggaan Sumatera Barat dan Indonesia, tetapi adalah warisan budaya yang sarat makna dari bahan yang digunakan, warna masakan dan rasa yang dipaparkan.

Teknik pemasakan juga merupakan keunikan yang sebenarnya menjadikan makanan ini disebut Rendang. Faktor filosofi dan sejarah didalamnya, menyebabkan Rendang
harus makin digiatkan dan dipahami khususnya oleh masyarakat Sumatera Barat sebagai provinsi asal Rendang itu sendiri.

Kuliner ini harusnya makin digaungkan dan dikenalkan dengan pertunjukkan, bazar, talkshow dan juga perlombaan. Upaya tersebut sangat membantu menghasilkan pengusaha-pengusaha baru produsen rendang dan memperluas pemahaman masyarakat tentang filosofi rendang.

Dari dunia kerja dan usaha, kebutuhan atas juru masak masakan tradisional Minangkabau juga semakin tinggi tetapi juru masak berbobot cukup sulit ditemukan.

Permintaan juru masak tradisional dari hotel dan restauran di Sumbar, Nasional bahkan mancanegara setiap tahunnya
semakin meningkat. Terlebih setelah Rendang dikenal sebagai makanan terenak di dunia, semakin banyak pelaku usaha yang membuka rumah makan Padang atau pengusaha khusus rendang.

“Sayangnya, tidak banyak yang paham mengolah rendang Minang yang sesungguhnya, sehingga perlu diperbanyak aktifitas dan program perekrutan juru masak dari umur muda dan menggali hobi menjadi suatu potensi aset manusia masa depan.”ujar Popi.

Harapannya adalah terciptanya
lebih banyak tenaga kerja berkualitas yang mampu menghasilkan masakan tradisional Minangkabau termasuk Rendang. Tenaga kerja ini bisa dilanjutkan dengan pelatihan intensif dan kompetensi sehingga bisa siap diserap oleh PHRI maupun restaurant lepas lainnya di Sumbar, nasional maupun mancanegara kedepannya.

Dari sudut pandang destinasi wisata, adalah objek wisata yang selalu butuh dipromosikan dengan berbagai cara. Mempromosikan daerah wisata sangat tepat bila diisi dengan acara-acara
besar termasuk acara perlombaan maupun kompetisi di area wisata sehingga makin terpromosikan dengan keramaian yang menghasilkan ekonomi rakyat.

SIMAK JUGA :  Kembangkan Industri Kreatif Cilacap - Banyumas Avari Studio dan Yayasan Miftahul Huda Launcing " Mifda Creative Hub"

“Keempat kebutuhan diatas terakomodasi dengan diselenggaranya event “Gadih Marandang Competition I” yang diinisasikan oleh organisasi Perempuan Indonesia Maju (PIM) DPD Sumbar dan disambut baik oleh Pemda Agam melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.” jelasnya lagi.

Keempat faktor diatas tertuang dengan mengundang seluruh 19 Kabupaten/Kota untuk menghadirkan 5 anak remaja putri tingkatan sekolah menengah atas untuk berkompetisi memasak rendang yang memang dipilih sesuai dimana acara diadakan.

Randang Pakis Pensi

Karena diadakan di Kabupaten Agam, yang memang harus diadakan di destinasi wisata utama Agam yaitu Danau Maninjau, maka rendang yang dikompetisikan adalah Rendang Pakis Pensi khas Danau Maninjau.

Keunikan kompetisi hasil kolaborasi organisasi PIM dan Pemda Agam bukan saja memasak rendang khas daerah yang masih menggunakan kayu bakar tapi juga diisi dengan pengenalan kuliner lokal menggunakan demo masak dan tamu undangan khusus Bupati akan diajak “short tour” mengunjungi objek wisata utama yang ingin ditonjolkan.

Kunjungan tur pendek ini akan melewati Masjid Raya Bayur, makan siang di Soul Puncak Lawang untuk memperkenalkan
potensi paralayang dan demo Nasi Tingguli khas Lawang, dilanjutkan ke Museum Buya Hamka yang melewati Rumah HR Rasuna Said dan Masjid Ummul Qurro.

Sebelum kembali ke lokasi acara di Linggai Park, tamu spesial Bupati akan disuguhi dengan demo Kopi Ibrik, yang
menggunakan kopi premium dari daerah Data di lereng Danau Maninjau yang dimasak di pasir panas.

Demo minuman ini akan paparkan di objek terakhir yaitu Palantabo Kafe sebagai kafe danau terpanjang di Sumbar sampai saat ini. Semua rangkaian ini bermaksud untuk mempromosikan objek wisata sambil menunggu rendang selesai di lokasi acara.

Selama acara, Perempuan Indonesia Maju yang diketuai oleh Emma Yohanna yang juga merupakan anggota DPD RI, akan menyediakan area bagi UMKM dan Ekraf yang diharapkan bisa naik kelas dan siap dalam penjualan retail ke depan.

Produk unggulan ini diharapkan bisa
berkompetisi dan bisa mendapatkan orderan rutin dari pengujung dan tamu, untuk membuka jalan ke pemasaran lebih baik.

Gadih Marandang Competition I ini akan berlangsung dari jam 8.00 wib sampai 16.00 wib. Kompetisi ini dapat dikunjungi oleh publik segala usia dan pengunjung juga akan dihibur dengan tarian, seni, musik demo masak dan
menikmati produk produk UMKM dan ekraf.

Tamu yang membayar tiket masuk objek wisata ini akan menerima kupon doorprize yang berhak atas undian dari voucher hotel bintang 1 sampai bintang 4 dari keluarga besar PHRI DPD Sumbar dan puluhan hadiah-hadiah lainnya dari sponsor lain selama bisa menunjukkan bon transaksi jual beli di stand UMKM dan Ekraf dengan minimum Rp20.000.

Di area tersebut juga disediakan
boat untuk menikmati danau dan permainan anak disamping menikmati kemeriahan kompetisi Rendang Pakis Pensi dengan kayu bakar tersebut. (*)

Sumber : Relis
Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *