JAKARTA (Harianindonesia.id) : Sepanjang pertengahan puasa pada bulan Ramadhan ini, Hotel Balairung menjadi serbuan tempat berbuka puasa berbagai kalangan di Jakarta.
“Alhamdulillah, kita bisa mendapatkan order 100 fax setiap harinya berasal dari kalangan remaja, ibu ibu dan bapak bapak, termasuk dari Relawan Anies yang berasal dari perantau Minang,” ujar Dirut Hotel Balairung Ir Buchari Bachter MT Datuak Paduko Malano dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/3/2023).
Hotel Balairung pada bulan Ramadhan 2023 ini memang melakukan lompatan dalam penyajian menu khas asal Minangkabau. Untuk itu manajemen hotel mendatangkan Chief Lord Ardi untuk melakukan demo memasak dan sekaligus memperkenalkan sejumlah menu tradisional Minang saat berbuka puasa.
Ternyata demo dan pengenalan menu tradisional itu berdampak kepada naiknya kunjungan para tamu yang berbuka puasa di Hotel Balairung.
Mereka, menurut Buchari adalah kalangan siswa atau remaja Jakarta yang suka menu trasidional, para ibu ibu yang tergabung pada Indo Jalito dan Dunsanak Anies, salah satu relawan Anies yang berasal dari kalangan perantau Minang.
“Karena membludaknya permintaan acara berbuka puasa, maka kami terpaksa menggunakan ruang meeting untuk acara berbuka puasa, dan ruang sholat pun terpaksa digelar di luar Mushala Balairung. Sebab tidak mampu lagi menampung jamaah,” ujar Buchari.
Promo paket berbuka puasa bersama Lord Ardi memang relatif murah meriah yakni hanya Rp125.000 per fax dan jika order lebih dari 10 fax maka mendapatkan bonus satu paket.
“Kami masih punya jadual demo memasak dua hari lagi bersama Chef Lord Ardi yakni tanggal 16-17 April 2023. Mudah mudahan bisa menggenjot kunjungan peminat makanan trasional Minang ke hotel Balairung,” paparnya.
Sebagai hotel etnik Minang, menurut Buchari, pihaknya memang ingin fokus masuk ke segmen itu, termasuk melalui pengenalan makanan tradisional Minang.
“Target kami makanan Minang di Hotel Balairung menjadi yang terbaik di tingkat hotel etnik dan bisa mengantarkan Hotel Balairung sebagai the best food and bavarage muslim di Indonesia,” pungkas Buchari. (*)
Awaluddin Awe
