I Wayan Suyadnya: Di Masa Mendatang, Perlu Satupena Awards untuk Penulis di Tingkat Daerah

  • Bagikan

JAKARTA – Ada semacam pesimisme ketika para penulis di tingkat daerah mau diadu ke tingkat pusat atau nasional. Di masa mendatang, perlu juga memberi penghargaan Satupena Awards khusus untuk penulis berdedikasi di tingkat daerah.

Hal itu dinyatakan oleh I Wayan Suyadnya, anggota Dewan Juri Satupena Awards dalam Webinar di Jakarta, Kamis 8 Desember 2022.  Webinar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA.

Diskusi Satupena ini dipandu oleh Amelia Fitriani dan Swary Utami Dewi. Sejumlah anggota dewan juri untuk pemilihan penulis berdedikasi 2022 turut berpartisipasi di webinar ini.

Sekretaris Dewan Juri, Dhenok Kristianti, menjelaskan, proses penjurian memang tidak mudah karena begitu banyak penulis di Indonesia dan cukup bagus-bagus. “Untuk memilih penulis yang berdedikasi tidak mudah,” ujar Dhenok.

Ada sejumlah kriteria untuk memilih. “Itu pun belum final, karena kami dari berbagai provinsi cuma mengusulkan sejumlah nama. Akhirnya juri di tingkat pusat yang memutuskan,” sambungnya.

Tetapi, Dhenok menjelaskan, proses penjurian Satupena Awards ini sudah menjaring suara dari bawah di tiap provinsi. Anggota Dewan Juri dari berbagai wilayah ini lalu mencari dan melengkapi data penulis-penulis tersebut, lalu didiskusikan di Dewan Juri.

Dari sekian nama dari berbagi daerah itu lalu diseleksi menjadi 3 nama untuk kategori fiksi dan 3 nama untuk kategori nonfiksi. Enam nama inilah yang diajukan ke Satupena pusat. Kemudian ditentukan satu pemenang untuk tiap kategori.

“Karena terbatasnya jumlah penulis yang akan dipilih, maka tak terhindarkan banyak usulan nama penulis yang tereliminasi,” kata Dhenok.

Tentang besarnya potensi para penulis di daerah ini diakui FX Purnomo, anggota Dewan Juri yang juga Koordinator Satupena untuk wilayah Maluku – Papua.

SIMAK JUGA :  SATUPENA Hadirkan Rosadi Jamani dalam Diskusi Tentang Etnisitas dan Identitas di Kalimantan Barat

“Banyak penulis di daerah, tapi kalah pengalaman dengan penulis yang sudah 40 tahun menulis.

Ada kaum milenial, yang baru 3-4 tahun menulis,” ujarnya.

Purnomo menuturkan, begitu ada pengumuman tentang pemilihan penulis berdedikasi, ia langsung menyebarkan ke berbagai komunitas penulis di  wilayah Maluku dan Papua, yang menjadi tanggung jawabnya.

“Muncul 25 hingga 26 yang mengusulkan nama-nama penulis, tetapi mengerucut ke dua nama penulis untuk diajukan. Satu untuk kategori fiksi, satu lagi nonfiksi,” ungkapnya.***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *