Di OTT KPK, Ini Riwayat Politik Romahurmuziy

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy atau kerap dipanggil Rommy dikabarkan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Surabaya, Jawa Timur.

Sebelum menjabat sebagai Ketum PPP, Rommy memulai karier politiknya sebagai kader dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada 1998 Rommy menjadi anggota Garda Bangsa PKB di Bandung, Jawa Barat. Garda Bangsa adalah organisasi yang berafiliasi kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Meski sempat menjadi kader PKB, Romahurmuziy lebih memilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk berpolitik. Apalagi, ibunya juga aktif dalam PPP sejak dulu.

Rommy pernah menjadi staf khusus Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, yang pada saat itu juga berperan sebagai Ketua Umum PPP.

Pada pemilu 2009, Rommy maju sebagai calon anggota DPR dari daerah Jawa Tengah. Seperti dilansir Liputan6.com dalam laman resmi DPR, dia terpilih menjadi anggota legislatif pusat periode 2009-2014, bertugas di Komisi III yang membidangi hukum, HAM dan keamanan.

Sejak 30 Mei 2011, Romahurmuziy duduk sebagai Ketua Komisi IV DPR-RI yang membidangi masalah pertanian, kehutanan, bulog dan kelautan mewakili Fraksi PPP.

Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy (kedua kiri) bersama Wakil Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono (kiri) saat menghadiri pembukaan Rapimnas II PPP versi muktamar Surabaya di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Selasa (23/5). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Cucu Menteri Agama ketujuh RI ini sempat menjadi orang nomor dua di PPP setelah Suryadharma Ali, sebagai Sekjen PPP periode 2011-2015.

Oktober 2014, Rommy terpilih sebagai Ketua Umum DPP PPP periode 2014-2019 menggantikan Suryadharma Ali dalam Muktamar VIII PPP tahun 2014 di Surabaya.

Berbeda dengan Suryadharma Ali, pasca pemilu presiden 2014, ia memilih menggelar muktamar PPP di Surabaya dan mengantarkannya menjadi Ketua Umum PPP periode 2015-2020. Sementara Suryadharma Ali menggelar muktamar PPP di Jakarta dengan memilih Djan Farid sebagai ketua Umum PPP periode 2014-2019. Konflik dua pengurus PPP ini berujung ke pengadilan.

SIMAK JUGA :  Atikoh Ganjar Ajak Rakyat Gunakan Hak Pilih tanpa Rasa Takut dan Bergandengan Tangan Hadapi Intimidasi

Meski pengadilan memenangkan kubu Djan Farid, kisruh PPP belum berakhir. Rommy menggelar muktamar kembali di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta. Secara aklamasi Rommy terpilih kembali sebagai ketua umum untuk periode 2016-2021.

Sumber:Liputan6.com

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *