Atikoh Blusukan ke Pasar Madiun dan Pagotan, Rakyat Keluhkan Naiknya Harga Kebutuhan Pokok

  • Bagikan

Calon Ibu Negara Siti Atikoh Supriyanti Ganjar selama tiga hari blusukan ke Jateng dan Jatim. Saat di Pasar Atikoh banyak menerima keluhan Pedagang. Di depan Pedagang Atikoh menyebutkan jika Ganjar-Mahfud menang soal harga akan jadi prioritas perhatian pemerintahannya. (Foto : media center TPNGM)

Madiun, HARIANINDINESIA ID – CALON Ibu Negara, Istri Capres NU-4 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti melakukan blusukan ke Pasar Besar, Madiun, Jawa Timur, Senin (18/12), dan mendapatkan keluhan dari rakyat tentang harga kebutuhan pokok terus naik.

Atikoh mendatangi sejumlah kios para pedagang. Kedatangan istri capres yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo itu disambut antusias pedagang.

Atikoh menerima keluhan dari pedagang bernama Tini Polowijo terkait naiknya harga beberapa barang kebutuhan pokok.

Mulanya Atikoh menyambangi kios Bu Tini.

Ia lantas bertanya kepada Bu Tini harga apa saja yang naik.

“Yang paling naik apa bu?” tanya Atikoh.

“Beras, gula, minyak,” jawab Bu Tini.

“Pinten minyak,” ucap Atikoh.

“Sekarag 17 (ribu rupiah). Biasanya 16 (ribu rupiah),” ujar Bu Tini.

“Gulo pinten?” tanya Atikoh lagi.

“17 (ribu rupiah),” timpal Bu Tini.

“Biasanya 14 nggeh,” ujar Atikoh.

“Enggeh,” ucap Bu Tini.

“Beras,” tanya Atikoh lagi.

“16 (ribu rupiah). Biasanya 14 (ribu rupiah),” jawab Bu Tini.

Seusai berinteraksi dengan Atikoh, Bu Tini pun berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok.

“Semoga (harga kebutuhan pokok) bisa turun. Kasian (masyarakat) karena cari uang lagi susah,” ujarnya.

Atikoh terus berkeliling dan berdialog dengan para pedagang lainnya. Permintaan foto dan bersalaman juga dipenuhinya. Sesekali terdengar teriakan para pedagang maupun simpatisan yang hadir untuk menyatakan dukungan Ganjar Pranowo presiden.

Ketika dicegat oleh wartawan yang bertanya, Atikoh mengatakan sangat penting untuk selalu bertanya keadaan masyarakat tentang harga bahan sembako. Sebab jika harganya naik, akan langsung mempengaruhi oengeluaran masyarakat. Imbasnya, pengeluaran untuk barang kebutuhan sekunder juga ikut turun.

“Sehingga ketika mereka (pelanggan) untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, pedagang-pedagang yang lain terkena imbas. Seperti pedagang di sini palawija, atau buah-buahan. Kemudian (pedagang) pakaian, (karena kenaikan harga) seperti itu juga terpengaruh,” ujar Atikoh.

Dari curahan hati para pedagang, kata Atikoh, ternyata yang diinginkan dari negara adalah kestabilan harga.

“Mereka sih sebetulnya fair yah keinginannya adalah ada kestabilan harga. Karena kalau harganya rendah atau tinggi, itu juga akan mempersulit mereka untuk margin harga jualnya. Sehingga berapa keuntungan yang mereka dapat itu agak sulit untuk diperkirakan,” urai Atikoh.

Lalu bagaimana untuk menjaga kestabilan harga? Atikoh mengatakan jika Ganjar-Mahfud terpilih, maka yang pertama akan diurusi adalah distribusi dan mata rantai supply-demand barang. Menurutnya itu bisa diatur oleh negara.

“Sehingga ketika seperti misalnya kebutuhan-kebutuhan pertanian, ketika panen raya ini memang harus distabilkan agar harganya juga tidak terlalu turun sehingga tetap petani juga terlindungi. Tapi ketika supply-nya turun misalnya (karena) lagi tidak panen dan sebagainya, ini juga yang stok itu bisa dikeluarkan. Agar harga harganya tidak terlalu naik. Jadi memang di sini harus ada supply-demandnya harus bisa diseimbangkan,” beber Atikoh.

SIMAK JUGA :  Sekjen Luruskan Rekom Rakernas DPP PKDP, Andre : PKDP akan jadi Rumah Gadang Ughang Piaman Sedunia

Untuk diketahui, kegiatan itu merupakan bagian dari rangkaian Safari Politik yang dilakukan Atikoh ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, dimulai 17 Desember hingga 20 Desember 2023.

Atikoh didampingi Sekretaris TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Timur Sri Untaru. Tampak juga Ketua DPP PDIP Sri Rahayu dan Wasekjen Sadarestuwati, lalu Wakil Walikota Madiun Inda Raya Ayu Miko Saputri.

Pasar Pagotan Madiun

Siti Atikoh juga blusukan ke Pasar Pagotan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (18/12/2023).

Dalam kunjungannya itu, Atikoh mendengarkan keluhan hingga membeli produk jualan para pedagang.

Disini, Atikoh didampingi Sekretaris TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Timur Sri Untaru, Ketua DPP PDIP Sri Rahayu dan Wasekjen Sadarestuwati, Ketua TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Timur Budi Sulistyono atau Mas Kanang, dan Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya Ayu Miko Saputri.

Atikoh tampak luwes ketika memasuki pasar. Tak ada jarak antara istri Ganjar ini dengan pedagang. Sembari bersalaman, Atikoh tak lupa menanyakan kondisi pasar kepada para pedagang.

Contohnya ketika Atikoh bertanya kepada pedagang holtikultura. Atikoh menanyakan bagaimana harga dan stok cabai.

“Harga naik, tetapi stok banyak,” kata pedagang pria itu saat ditanyai oleh Atikoh.

Selain berinteraksi, Atikoh juga sempat membeli barang dagangan mereka. Setiap kios yang didatangi Atikoh, hampir semua dibelinya.

Di sela-sela interaksi itu, Atikoh juga berdesak-desakan dengan para pedagang dan masyarakat yang ingin bersalaman hingga berswafoto.

Bahkan, beberapa kali pedagang mencoba melakukan cium pipi kanan kiri alias cipika-cipiki, Atikoh tak menolaknya. Dia bahkan melempar senyum kepada mereka.

Contohnya pedagang kerajinan Ibu Sri. Selain cipika-cipiki, Sri bahkan memeluk erat Siti Atikoh. Tak hanya itu, Sri sampai melontarkan pantun kepada Atikoh yang juga didengar banyak orang.

“Jalan-jalan ke pasar, pulangnya beli kain. Sekarang sudah ada Pak Ganjar, ngapain cari yang lain,” kata Ibu Sri disambut gelak tawa Atikoh dan masyarakat di lokasi.

Ibu Sri bahkan mempersilakan Atikoh untuk membawa keranjang tenunan plastik barang dagangannya. “Gratis, bawa saja, bu,” kata dia.

Namun, Atikoh menolak menerima keranjang itu dengan gratis. Atikoh mengambil tas tentengnya, merogoh ke dalam, lalu memberikan uang kepada Ibu Sri.

Atikoh lalu melanjutkan perjalanan ke kios-kios lainnya.

Setelah puas berinteraksi dan berbelanja, Atikoh lalu dibawa menuju sebuah tenda di dekat pasar tersebut. Di sana, masyarakat sudah menunggu dan menyediakan durian. Atikoh pun menyantap durian dengan lahap. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *