Venezuela Mencekam!!

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Kondisi Venezuela semakin bergejolak. Krisis yang melanda negara itu makin parah, membuat suasana makin mencekam. Baru-baru ini Rusia mengirim bantuan kemanusiaan ke Venezuela, Rabu (20/2). Amerika Serikat juga berikan bantuan pada negara tersebut, tapi ditolak oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

Situasi makin tidak kondusif setelah pemimpin oposisi, Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara pada Januari lalu. Deklarasi Juan didukung oleh AS.

Maduro langsung menolak bantuan AS, karena ia menganggap bantuan itu sebagai taktik untuk menjatuhkan pemerintahannya. Dari semua kejadian itu, masyarakat Venezuela terkena imbasnya. Berikut suasana mencekam Venezuela setelah krisis menimpa negara mereka

Listrik Padam Berhari-hari

Sekitar 17 orang dinyatakan tewas akibat pemadaman listrik besar-besaran di Venezuela selama empat hari, sejak Kamis sore pekan lalu. Ketiadaan akses listrik di 70 persen wilayah Venezuela telah menghalangi beroperasinya rumah sakit. Hal itu secara otomatis meningkatkan risiko pasien tidak tertolong.

“Venezuela benar-benar sudah runtuh,” kata Guaido.

Pemadaman listrik juga telah berimbas pada kerugian materil, di mana sekitar USD 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun yang harus ditanggung oleh pihak swasta.

Sementara itu, Nicolas Maduro justru menyalahkan Amerika Serikat (AS) terkait pemadaman listrik massal tersebut. Di depan para pendukungnya pada Sabtu lalu, Maduro mengatakan jaringan listrik telah disabotase AS.

Maduro juga menuding AS sengaja telah menghubungkan pemadaman itu terhadap citra ketidakmampuan pemerintahannya. Hal itu khususnya dalam menyelesaikan permasalahan dalam negeri, yang menyangkut kebutuhan pokok dan vital warga negara.

Berebut Air Limbah Untuk Kebutuhan

Sejumlah warga mengumpulkan air yang keluar melalui saluran pembuangan limbah ke Sungai Guaire di Caracas, Venezuela (11/3). Saluran pembuangan ini membawa sebagian besar air limbah perkotaan ke sungai. Warga Caracas terlihat mengumpulkan air dengan menggunakan jeriken dan ember.

Air yang diambil warga memang tak terlalu kotor dari sungai Guaire, air yang muncul dari pipa setidaknya lebih jernih. Mereka yang berkumpul untuk mengambilnya mengatakan air tersebut telah dilepaskan oleh otoritas lokal dari reservoir.

SIMAK JUGA :  Bupati Solok Selatan Sebut Kerugian Gempa Capai Rp25 Miliar

Krisis air menjadi imbas dari pemadaman di Venezuela selama lima hari. Selama itu, tak ada listrik untuk memompa air. Warga banyak yang mengeluh karena menjadi mandi, piring yang tidak dicuci, dan toilet yang bau.

“Caracas membutuhkan 20.000 liter air per detik dari daerah aliran sungai terdekat untuk mempertahankan layanan,” kata Jose de Viana, seorang insinyur yang menjalankan produksi air di kota Caracas pada 1990-an.

Bertahan Hidup Dengan Makanan Sisa

Krisis yang parah membuat warganya kesulitan mencari makan. Salah satu warga bernama Tony yang mengais sampah dan dipilah agar bisa dimakan. “Saya mencium baunya dan jika baunya enak, maka saya membawa makanan itu pulang,” kata Tony.

Dia mengatakan biasanya menemukan potongan-potongan daging, keju dan potongan sayuran di tempat sampahnya. “Saya mencucinya dengan cuka, banyak air, dan saya menambahkan bawang dan saus.”

Masalah ini mulai terjadi sejak Venezuela tertimpa krisis hiperinflasi. Selain kesulitan makanan, warga Venezuela juga kesulitan mendapat obat-obatan.

Namun Maduro membantah ada krisis kemanusiaan di negaranya dan mengatakan pemerintah negara lain yang berusaha merusak Venezuela.

Krisis ini membuat harga-harga kebutuhan di Venezuela meningkat lebih dari 2 juta persen per tahun. Upah minimum negara sekitar USD 6 per bulan

Penjarahan

Selama listrik padam, warga menjadi tak bisa melakukan apapun. Akhirnya, mereka menjarah toko-toko saat malam hari. Pemadaman listrik selama empat hari itu membuat Venezuela menjadi terisolasi. Listrik sempat menyala, namun tak lama mati kembali.

Salah satu warga bahkan marah pada toko di Caracas. “Saya punya anak usia dua tahun. Kemarin sore tidak ada yang bisa dimakan,” kata Majorie.

Kini toko dekat rumahnya dijarah. Mereka memukul pintu toserba yang tutup. Warga mengambil beras, gula, air dan makanan lainnya. Bekum lagi mesin kasir yang mati, dan pembayaran hanya berupa dolar AS.

Imbas pemadaman listrik berdampak pada lenyapnya internet, telepon seluler, bank, mesin kartu kredit, kompor elektrik, pendingin ruangan, dan masih banyak lagi

Sumber:Merdeka.com

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *