SATUPENA Hadirkan Airlangga Pribadi Kusman dalam Diskusi Pikiran Bung Karno dan Kontekstualisasinya

  • Bagikan

HARIANINDONESIA.ID – Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, akan mengadakan diskusi tentang pikiran Bung Karno dan kontekstualisasinya bagi Indonesia terkini.

Obrolan Hati Pena #120 tentang pikiran Bung Karno, sekaligus bedah buku “Merahnya Ajaran Bung Karno, Narasi Pembebasan Ala Indonesia,” itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis 1 Februari 2024, pukul 19.00-21.00 WIB.

Pembicara pada diskusi tersebut adalah penulis dan pengamat politik Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D.

Menurut panitia diksusi, dalam pidato lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945, Bung Karno menegaskan sistem politik republik sebagai corak utama Indonesia Merdeka.

Pernyataan Bung Karno ini diamini oleh Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan Tan Malaka.

Dengan corak sistem republik maka tidak bisa seseorang yang menjadi presiden kemudian otomatis diteruskan oleh anaknya menjadi kepala negara.

Penyataan Bung Karno ini menegaskan bahwa Republik Indonesia yang dia perjuang berusaha membatasi kekuasaan, karena itulah esensi dari Republik.

Keistimewaan maupun pemanfaatan hukum bagi kepentingan kekuasaan yang tengah terjadi adalah bentuk pengingkaran kepada prinsip republik sebagai esensi dari Pancasila.

Oleh karena itu, pemikiran-pemikiran Bung Karno masih dianggap relevan untuk membaca arah bangsa hari ini. Bahkan semakin relevan.

Oleh banyak kalangan, pemikiran Bung Karrno bahkan disebut sebagai ajaran.

Esensi pemikiran Bung Karno yang terus relevan ini juga yang membuat buku yang ditulis oleh Airlangga Pribadi Kusman yang baru diluncurkan ini menjadi menarik.

Menurut Airlangga, buku berjudul “Merahnya Ajaran Bung Karno, Narasi Pembebasan Ala Indonesia” ini mengurai esensi gagasan dan pemikiran Soekarno secara non-dogmatik.

Kehadiran buku ini seakan menyentil ulang arah demokrasi Indonesia sekarang ini yang dibayang-bayangi oleh lahirnya kembali anasir-anasir otoritarianisme dan pembungkaman.

Kontekstualisasi gagasan Bung Karno tentang demokrasi, kebangsaan, kemanusiaan menjadi semakin dibutuhkan.

SIMAK JUGA :  DPRD Setujui Nota Kesepakatan Bersama Bupati Barsel Tahun Anggaran 2020

Bagi Airlangga, fenomena penciptaan politik dinasti melalui pemanfaatan institusi hukum saat ini, misalnya, memperlihatkan berlangsungnya krisis kepada republic ini, yang  mana kekuasaan tak terbatas akan menjadi ancaman bagi fase mutakhir dari pembajakan atas demokrasi.

Kali ini SATUPENA menghadirkan Airlangga Pribadi untuk berdiskusi tentang bukunya, dan kontekstualisasi gagasan Bung Karno hari ini.

Acara diskusi ini bisa diikuti di link zoom: https:// s.id/hatipena120.

Juga bisa melalui livestreaming: Youtube Channel, Hati Pena TV.

Selain itu, lewat Facebook Channel: Perkumpulan Penulis Indonesia – Satupena.

Disediakan sertifikat bagi yang membutuhkan. (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *