Begini Keluhan Pedagang dan Pembeli di Pasar Modren Kepulauan Meranti

  • Bagikan

MERANTI, Harianidonesia.id – Pasar adalah tempat bertemunya antara pedagang dengan pembeli, suasana nyaman dan pasilitas yang memadai sangat diperlukan

Pasar mondren Kep Meranti dibangun Tahun 2013 – 2015 dengan dana yang besar tapi tidak membuat pedagang dan pembeli merasa nyaman.

Hasil wawancara dengan sejumlah pedagang dan pembeli menguatkan hal ini. Herman wahyudi salah seorang pedagang pasar modren, pada awal kami banga akan dibangun pasar modren.

“Waktu itu kami masih berdagang pasar ikan lama jalan tanjung harapan Selatpanjang , waktu itu kami sudah mendapat isu bahwa pasar lama akan dibongkar krna letaknya tidak strategis dan menganggu lalu lintas jalan umum,” kenang herman

Setelah proses pembangunan sudah siap , kami pun siruh pindah kepasar baru (pasar modren red) saat itu kondisi pasar nya masih belum rapi dan jalan masuk kepasar juga belum diaspal / semenisasi, karena kita butuh tempat berjualan terpaksa ditempati juga jelas herman

Sejak kita menempati pasar itu Tahun 2014 sampai saat ini kondisi pasar masih sembrawot ,bangunan sudah banyak yang rusak dan jalan masuk kepasar becek jika sedikit diguyur hujan,
entu hal ini membuat pasar sepi pengunjung terang herman

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Mar ,salah seorang padagang sayur , sejak pindah kepasar modren omset kami anjlok, hal ini disebabkan letak pasarnya agak jauh dan pasilitas blm memadai seperti jalan masih jalan tanah timbun belum di semenisasi, banyak pedangang yg mau mengisi lapak, disamping itu bau busuk dari pasar ikan buat kami (pedagang red ) tidak nyaman krna bau busuk limbah pasar ikan .tegas Mar

Roy salah seorang pengunjung, mengeluhkan bau busuk karena pasar ini tidak diurus dengan baik, sehingga kami pembeli betul -betul tidak nyaman belanja disini.

SIMAK JUGA :  PATRI Mengapresiasi Pengadaan Ambulance Air Pemprov Kaltara

Wandi pedangang pasar ikan saat diwawancara mengeluhkan soal sepinya pembeli akibat pasar ini tidak diurus dengan baik dari awalnya konsultanya salah membangun.

“Mereka membuat parit saluran air sama tingi dengan lantai, sehingga air tidak jalan alias tergenang membuat ulat naik dan bau busuk menyengat dengan kondisi seperti ini pembeli tidak mau belanja tempat kita , kami para pedagang berharap Dinas terkait cepat tangap, ” tutur Wandi.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kepulauan Meranti Muhamad Azza Fatoni Saat dikonfirmasi melalui Phone Seluler oleh wartawan harianindonesia.id (24/07/2019 membenarkan bahwa pasilitas pasar belum memadai.

Tahun 2012 Kabupaten Kep Meranti melalui dana APBN mendapat angaran 15 Milyar , untuk membangun Gedung utama, selanjutnya TA 2013 Kembali mendapat anggaran APBN sebesar 15 milyar untuk membangun Sayap kiri dan kanan gedung pasar. Pada Tahun 2015 Dinas Perdagangan kembali mendapat Dana DAK Sebesar 10 milyar untuk membangun gedung tambahan.

Pada waktu itu kita mengusulkan 15 milyar tapi terealisasi 10 milyar alasan Pusat ada rasionalisasi pemotongan anggaran

“Anggaran yang tersedia hanya untuk bangun pasar maka jalan masuk kepasar tidak dapat kami bangun,” terang Azza.

Menyangkut keluhan pengunjung dan pedagang tentang pasiltas dan bau busuk berasal dari limbah pasar ikan, kami sudah melakukan upaya pembersihan , kita (Dinas Prindag ) sudah Kordinasi dengan Dinas BLH Kep Meranti, untuk segera mencari solusi.

“Saya sedang dijakarta dua atau tiga hari lagi pulang ke Meranti , Dinas prindag sedang mengusulkan anggaran pembangunan tahap dua untuk pasar yang belum siap itu,” jelas. Azza

“Kedepan akan kita cari solusi untuk melengkapi pasilitas, menertipkan para pedagang yang membandel membuang limbah sembarangan, ” tutup Azza.
(Rama – Nanda )

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *