Reaksi Keras Alumni SMA se Indonesia atas Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Ini Kata Ketuanya

  • Bagikan

NANDA ABRAHAM

JAKARTA – Harianindonesia.id : Aksi brutal oknum TNI terhadap Relawan Ganjar-Mahfud menimbulkan reaksi keras dari Alumni SMA Jaringan Bersama Indonesia (ASJBI) yang juga Relawan Pendukung Ganjar-Mahfud.

Dalam rilis resminya, Ketua Umum ASJBI Nanda Abraham mengutuk tindakan brutal oknum TNI sebagai tindakan yang tidak pantas dilakukan terhadap rakyat.

“Kami meminta kasus ini dituntaskan secara hukum. Kami juga minta Panglima TNI menindak oknum yang telah menganiaya relawan. Jika Panglima tidak becus mengurus hal ini kami minta Presiden memecat Panglima,” tegas Abraham dalam rilisnya kepada wartawan, Senin (1/1/2024).

Selengkapnya, Harianindonesia.id menurunkan Rilis ASJBI sebagai berikut :

Kami dari Alumni SMA Jaringan Bersama Indonesia (ASJBI) relawan pendukung Mas Ganjar dan Prof. Mahfud, sangat berduka yang mendalam atas peristiwa terjadinya penganiayaan yang dilakukan oleh oknum-oknum aparat TNI AD hingga wafatnya seorang relawan.

Peristiwa penganiayaan kepada 6 orang relawan Ganjar Mahfud yang dilakukan oleh oknum TNI anggota Kompi B Yonif Raider 408/Sbh di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, harus diproses dengan cepat dan dituntaskan oleh Kasad dan Panglima TNI dan aparat penagak hukum terkait agar tidak terulang lagi.

Mereka oknum-oknum yang telah melakukan penganiayaan harus diproses secara hukum dan dikenai sanksi seberat-beratnya.

Panglima (TNI) harus bisa melakukan penyelidikan, apakah oknum-oknum TNI yang mungkin dan diduga secara diam-diam memilki dukungan kepada paslon lain?.

Mencermati perkembangan yang terjadi di masyarakat, kini rakyat merasa resah dan gelisah, terutama para pendukung Ganjar Mahfud, yang mana sebelum-belumnya terdapat intimidasi dari oknum kepolisian, seperti kasus Butet Kertahardja tokoh seniman di djokja yang diintimidasi oknum polisi, kasus Najwa Sihab yang dancam, dan kali ini terjadi penganiayaan fisik kepada relawan oleh oknum TNI.

SIMAK JUGA :  Nama yang Dituding Kudeta Agus Yudhoyono sebagai Ketum Demokrat

Kami mendesak adanya keterbukaan proses hukum yang dilakukan oleh Panglima TNI. Dan jika panglima tidak dapat bekerja dengan baik, sebaiknya Presiden Jokowi memecat Panglima TNI karena perilaku anak buahnya yang telah menimbulkan korban nyawa, dengan mengganti Panglima TNI dari perwira yang pancasilais, bersikap saptamargais, tidak menempatkan TNI sebagai alat penguasa dan terutama Panglima TNI yang baru nanti dapat menginstruksikan dengan tegas, tidak boleh ada satu anggota TNI baik tingkat perwira sampai prajurit yang melakukan tindakan kekerasan dengan alasan apapun juga, dan terutama Lembaga TNI harus bersikap netral dalam pemilu 2024.

Kami Alumni SMA Jaringan Bersama Indonesia (ASJBI), mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi pemilu termasuk tim paslon 1 dam 2 untuk sama-sama menghindari dan mengutuk segala bentuk kekerasan kecurangan dan pelanggaran demi terjaganya suasana pemilu yang damai, adil, dan martabat dan Ini adalah tanggung jawab kita semua.

Kami juga mengajak seluruh relawan pendukung Mas Ganjar dan Prof. Mahfud, melakukan solidaritas duka bersama atas kejadian kawan relawan di Boyolali, Jateng, dengan menggunakan ikat kain hitam dilengan, sebagai tanda mundurnya demokrasi dan keadilan di Indonesia.

Kita tidak ingin Indonesia terpecah belah hanya karena pemaksaan kehendak kelompok elit tertentu yang ingin memenangkan pemilihan presiden pemilu 2024.

Jakarta 1 Januari 2024
Ketua ASJBI

Nanda Abraham

(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *