Rano Karno Sebut Suara Ganjar – Mahfud di Banten Naik Signifikan dari 11 jadi 21 Persen

  • Bagikan

Foto ilustrasi Paslon Ganjar Mahfud (foto : dok)

LEBAK, Harianindonesia.id – Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar – Mahfud di wilayah Banten, Rano Karno meyakinkan bahwa perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo- Mahfud MD di Banten naik signifikan.

Mantan Gubernur Banten tersebut mengatakan, bahwa sebagai tim, TPD akan berusaha maksimal. Dikatakannya, jika berpatokan pada survei awal, suara Ganjar-Mahfud mengalami kenaikan cukup pesat.

“Kita mulai dari 11 persen, sekarang 21 persen hasil survei internal,“ ujarnya, usai deklarasi dukungan dan temu wicara dengan warga Cilangkahan di Islamic Center Kecamatan Bayah, Lebak, Banten, Jumat (19/1/2024).

Kenaikan tersebut menurut Rano, adalah hasil kerja keras sebulan lebih yang dilakukan oleh tim pemenangan daerah, termasuk kerja partai pendukung dan relawan.

Untuk itu, Rano meyakini, bahwa pilpres tidak akan berlangsung satu putaran. Menurutnya rasanya tidak mungkin.

“Gak akan mungkin. Kalau itu propaganda satu putaran, boleh-boleh saja. Tetapi kan beberapa lembaga survei mengatakan kalau tiga pasangan calon, sulit untuk satu putaran, pasti dua putaran,” tegasnya.

Disinggung mengenai kecurangan yang kian masif jelang hari pencoblosan, Rano utarakan dirinya tidak menampik jika kecurangan juga terjadi di Banten.

Dirinya memberi contoh ketika spanduk menyambut cawapres Mahfud MD ke Banten yang bisa hilang sedemikian cepat.

“Jam 3 pagi kita pasang spanduk-spanduk, jam 5 pagi sudah hilang. Dan itu tidak hanya terjadi di satu tempat, padahal waktu itu kunjungan Pak Mahfud, bayangin,” paparnya.

Bahkan beberapa kecurangan tersebut dianggap sebagai ‘playing victim’ tim pemenangan Ganjar-Mahfud. Sebaliknya, Rano berpendapat kalau kejadian-kejadian bukanlah ‘playing victim.’

“Bukan playing victim, ya kalau sudah begini paling enak cari yang seperti itu, supaya pemaklumannya luar biasa,” katanya.

Rano pada kesempatan itu juga menceritakan saat dirinya menjadi gubernur, dia melihat ada satu provinsi infrastrukturnya sangat memilukan hati. Dirinya menerima aspirasi masyarakat Cilangkahan, agar infrastruktur di wilayah tersebut diperbaiki.

“Ada seorang kepala dinas bertanya, buat bapak infrastruktur mana yang diprioritaskan, pusat ke ujung, atau ujung ke pusat,” katanya.

Ditambahkan Rano, dia melihat ujungnya Banten parahnya luar biasa. Saat itu akhirnya dia memutuskan untuk membangun wilayah ujung ke pusat.

Aspirasi Cilangkahan Jadi Kabupaten

Rano Karno juga menyatakan akan menyampaikan aspirasi warga Cilangkahan kepada Ganjar Pranowo terkait desakan agar Cilangkahan menjadi daerah otonomi baru.

“Untuk itulah hari ini, masyarakat Cilangkahan memberikan aspirasinya, terutama kepada kami dan TPN (Tim Pemenangan Nasional) untuk disampaikan ke Mas Ganjar, kalau Mas Ganjar jadi presiden, Cilangkahan ingin jadi kabupaten,” kata Rano, usai “Temu Wicara Warga Cilangkahan bersama Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa” yang berlangsung di Islamic Center Kecamatan Bayah, Lebak, Banten, Jumat (19/1/2024).

SIMAK JUGA :  Jejak Yusril Ihza Mahendra: Jadi Tersangka di Era SBY, Gabung ke Jokowi dan Kini Bela Moeldoko

Dalam kesempatan tersebut, masyarakat Cilangkahan menyampaikan deklarasi dukungan pasangan Ganjar-Mahfud dan sekaligus menyampaikan aspirasi terkait pemekaran untuk wilayah Banten bagian Selatan.

Sebetulnya menurut Rano, saat dirinya masih menjabat Gubernur Banten, pun 10 tahun sebelumnya, Cilangkahan masuk dalam daftar perencanaan pemekaran kabupaten, hanya saja karena ada moratorium, sehingga presiden tidak melakukan pemekaran.

Usulan Cilangkahan menjadi kabupaten baru di Banten menurutnya, bukanlah wacana baru.
“Ini bukan kabupaten baru, ini sudah wacana lama, bahkan pada 1816 Cilangkahan pernah menjadi ibukota Banten,” tegasnya.

Ditambahkan Rano, ini bukan soal ceruk suara. Karena suara pemilih di Cilangkahan tidak terlalu besar, 400 ribu jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap). “Kalau dibilang ceruk suara, mungkin gak besar ya dibandingkan 8 juta se-Banten, tapi disini ada masyarakat yang berharap,” paparnya.

Ade Sumardi Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten pada kesempatan sama juga menyampaikan dalam orasi politiknya, bahwa dirinya pernah bertemu dan berbicara langsung dengan Ganjar Pranowo.

Ade mengatakan kepada Ganjar, “Saya mohon izin, apabila Allah mentakdirkan bapak jadi presiden, maka saya punya usul rakyat Cilangkahan dari 10 kecamatan ingin memekarkan kabupaten, ingin pisah dari Kabupaten Lebak.”

Jika bapak bersedia, Ade melanjutkan ceritanya, “ketika bapak menjadi presiden, mencabut moratorium, menandatangani dan memutuskan bahwa Cilangkahan jadi kabupaten.” Apa jawab Pak Ganjar, lanjut Ade, Pak Ganjar siap, dia katakan, saya sudah tidak asing lagi dengan nama Cilangkahan. Kenapa? Karena ketika Pak Ganjar menjabat anggota DPR RI, beliau tahu bagaimana Cilangkahan ini harus mekar, Ade menambahkan.

“Artinya kita sudah menemukan calon presiden yang tepat untuk Cilangkahan menjadi kabupaten. Jadi kita jangan asal pilih, kita coblos, setelah kita coblos hilang. Sekarang jangan mau membeli kucing dalam karung,” tegas Ade.

Maka dari itu lanjut Ade, warga Cilangkahan harus mengambil sikap kalau memang ingin menjadi kabupaten. Berarti mau tidak mau, kata dia, kita harus lihat siapa presidennya yang peduli dengan Cilangkahan.

“Tidak bisa kita mau jadi kabupaten, tapi presidennya tidak mau, tidak bisa,” tandasnya lagi. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *