Pengamat Sebut Elektabilitas Prabowo Stagnan, Citra Gemoy Berbeda dengan Fakta Sebenarnya

  • Bagikan

RAY RANGKUTI

JAKARTA – HARIANINDONESIA.ID –

Pengamat Politik Ray Rangkuti menyebut elektibilitas Capres 02 Prabowo Subianto mengalami stagnasi disebabkan citra gemoy bertubuh gempal dan ceria, ternyata sangat berbeda dengan kondisi Prabowo yang sebenarnya.

“Pernyataan-pernyataan nyinyir yang dilontarkan Calon Presiden (capres) Nomor Urut 02 Prabowo Subianto terhadap capres lain lawannya, menyebabkan kerugian bagi diri Prabowo sendiri. Yakni mengakibatkan stagnasi elektabilitas,” ujar Ray.

Menurut Aktivis dan Pengamat Politik Indonesia ini, apa yang terjadi pada Paslon 02 adalah adanya penyajian karakter seseorang yang berbeda dengan image yang dibangun Tim Paslon 02. Yakni karakter aslinya marah-marah tapi di-image kan gemoy lucu.

Ray merujuk pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Prabowo Subianto usai debat capres.

“Biarkan masyarakat saja yang akan menilainya. Sebab image yang mau dibangun Paslon 02 adalah gemoy dan macam-macam yang lucu tapi kenyataan apa yang diucapkannya ketika di sini dan di situ beda lagi. Justru memperlihatkan karakter aslinya,” kata Ray Rangkuti saat berbicara di Podcast LanjutGan.

Menurut Ray, adanya perbedaaan yang berbanding terbalik antara image yang dibangun Tim Paslon 02 dengan kenyataan karakter calon presidennya itu menyebabkan permasalahannya pada tingkatan tertentu.

“Jangan-jangan hal-hal semacam inilah yang mengakibatkan stagnasi elektabiltas Paslon 02,” ujar Ray Rangkuti.

Tak Gantelemen

Ray Rangkuti menilai sebetulnya dari dulu sejak debat Calon Presiden (Capres) sesi pertama, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah tidak gentleman.

“Saya cuma mau mengatakan apa yang dilakukan beliau itu tidak gentle. Bahwa yang bersangkutan mau marah-marah atau apa pun terserah saja. Tapi pernyataannya dia terhadap capres lain itu saya nilai tidak gentle,” kata Ray Rangkuti saat berbicara di Podcast LanjutGan di Jakarta, Senin (15/01/).

SIMAK JUGA :  Breaking News ! Ketua Umun PPP di OTT KPK di Surabaya

Menurut Ray, model komunikasi yang sama sudah dipakai oleh Capres 02 sejak debat sesi pertama lalu.

Tengok saja, kata Ray, pernyataan Capres 02 Prabowo Subianto setelah debat capres sesi pertama. Yakni saat kampanye di Riau, Palembang dan daerah lain, Capres 02 Prabowo Subianto malah melontarkan pernyataan tidak baik terhadap Capres lawannya, terkait meteri perdebatan yang sudah dibahas di debat capres sesi pertama.

“Itu apa yang saya sebut sikap tidak gentle. Sikap ini pernah ditunjukkannya setelah selesai debat yang pertama dulu. Yakni ketika beliau bicara tentang etik itu…….,” kata Ray mengingatkan pernyataan Prabowo ketika bertemu dengan relawannya dan membahas soal etik, hal yang pernah dibahas di debat capres sesi 1.

Menurut Ray, Capres 02 masih terbawa-bawa suasana emosional saat debat pilpres capres sesi pertama yang sudah lewat itu. Yakni ketika beliau bertemu dengan relawannya, dia mengatakan soal etik….. “Saya bilang itu tidak gentle,” ujar Ray.

Hal yang sama terjadi lagi usai debat Capres sesi kedua baru-baru ini. Di mana saat di acara debat, Capres 02 Prabowo Subianto tidak mau menjawab pertanyaan dari lawan debatnya capres lainnya, baik Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo.

Namun, kata Ray, Prabowo malah mengatakan dan membahasnya di acara lain di luar debat. “Hal itu tidak gentle,” tegas Ray lagi.

Menurut Ray, semestinya kalau pun mau lanjut dibahas di luar forum tapi pernyataan yang dilontarkan Prabowo sebaiknya tidak dalam bentuk pernyataan mendegradasi (merendahkan) personal capres lawannya. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *