Penanganan Covid-19 Megawati Soekarnoputri Singgung Kedudukan Jokowi, Luhut: ‘Presiden Panglima Tertinggi saat Ini’

  • Bagikan

Megawati Soekarnoputri Singgung Kedudukan Jokowi di tengah penanganan bencana dan Pandemi Covid-19.

HARIANINDONESIA.ID – Presiden RI ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung kondisi bangsa Indonesia saat ini di tengah pandemi Covid-19.

Megawati Soekarnoputri meminta kepada Presiden Jokowi turun langsung memimpin komando Penanganan Bencana.

Putri Presiden Soekarno itu awalnya bertanya soal siapa yang memegang komando saat status tanggap darurat terjadi.

“Jadi siapakah yang memberikan komando, nah ini saya pernah tanya sama Pak Jokowi, siapakah kalau dalam keadaan yang saya sebut tanggap darurat,

bukan tanggap normal, siapakah yang memberikan komando? Saya ndak tahu apakah dari bupati kah? .

Atau gubernur kah? Langsung bleg-bleg-bleg, begitu,” kata Megawati dalam Pelatihan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami DPP PDIP pada 4 Agustus 2021.

Ya saya bilang pada Pak Presiden bapak lah yang namanya kepala negara Presiden Republik Indonesia yang harus langsung, karena ini persoalannya extraordinary,” lanjut Megawati.

Di kesempatan yang berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjiatan juga menyinggung soal komando bencana khususnya pandemi Covid-19.

Luhut mengatakan Presiden Jokowi merupakan panglima tertinggi dalam melawan pandemi Covid-19.

“Dengan struktur penanganan sekarang ini menurut hemat saya sudah sangat baik karena presiden menjadi panglima paling tinggi dalam penanganan ini.

Sedangkan Menko Perekonomian dan saya sebagai komando-komando wilayah atau komando lapangan seperti organisasi di militer juga,” kata Luhut dalam konferensi pers pengumuman perpanjangan PPKM, Senin (9/8).

Susi Pudjiastuti Sindir Luhut Pandjaitan

Mantan menteri kelautan dan perikanan mendadak menjadi trending topik di Twitter.

Hal tersebut terkait komentarnya terkait kasus Covid-19 yang kini tak dapat dikendalikan.

Padahal sebelumnya Luhut sempat membahas soal Covid-19 yang sangat terkendali.

Susui Pudjiastuti pun trending setelah mengomentari berita media online Kumparan yang berjudul “Luhut: Corona Varian Delta Tak Bisa Dikendalikan”.

Melihat judul tersebut Susi Pudjiastuti menyindir soal klaim sebelumnya yang disebut Luhut.

“Katanya kemarin terkendali,” tulis Susi.

Karena komentar tersebut nama Susi pun menjadi trending di Twitter.

Cuitan Susi itu tampaknya berkaitan dengan komentar Menteri Luhut di awal masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat yang mengatakan telah melapor kepada Presiden Joko Widodo bahwa situasi penanganan wabah Covid-19 di Indonesia masih terkendali.

Luhut Sebut Varian Delta tidak mudah dikendalikan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa virus corona varian Delta sulit dikendalikan.

Hal itu disampaikan Luhut dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube resmi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Kamis (15/7/2021).

“Saya mohon agar kita semua paham, varian Delta ini varian yang tidak mudah dikendalikan,” ujar Luhut.

Varian Delta, kata Luhut, tidak hanya menyebabkan lonjakan kasus Corona di Indonesia. Ia menyebut negara-negara seperti Inggris, Belanda, Amerika Serikat, dan Thailand, juga mengalami hal yang sama.

“Jangan kita lihat tidak hanya Indonesia saja yang kena, itu Inggris kena, Belanda kena, perdana menteri Belanda minta maaf karena dia menyetujuinya lepas masker pada beberapa waktu yang lalu, dan sekarang naik eksponensial. Malaysia juga, Rusia, Indonesia Thailand dan seterusnya. Amerika sendiri sekarang juga terjadi kenaikan luar biasa,” kata dia.

Sebelumnya Luhut menyebut Covid-19 sangat terkendali

Ia mengklaim, berdasarkan data yang dimilikinya, Covid-19 di Indonesia sangat terkendali.

SIMAK JUGA :  Sowan ke Ponpes Salafiyah Terbesar di Sumatera, Mahfud Hadiri Istigasah dan Doa untuk Kebaikan Indonesia

“Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali,” ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (12/7/2021).

Menurut dia, pemerintah terus berusaha memperbaiki semua kendala dalam penanganan pandemi virus corona.

Disindir Epidemiolog

Menanggapi klaim Luhut, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memaklumi jika Menko Marves itu mengeluarkan pernyataan tersebut karena bukan ahli kesehatan.

“Beliau kan bukan ahli kesehatan. Jadi Beliau bilang gitu ya wajar. Ini kan yang mensuplai datanya yang dipertanyakan. Kalau Beliau salah ya wajar, bukan ahli kesehatan,” kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

Ia menyebutkan, salah satu unsur utama dalam menilai pandemi di suatu negara atau daerah adalah test positivity rate.

Jika test positivity rate suatu negara tidak melebihi 5 persen, maka pandemi di negera tersebut masuk kategori terkendali.

Sementara, di Indonesia angkanya saat ini berada di atas 20 persen.

“Disebut pandemi terkendali ya test positivity rate harus paling tinggi 5 persen, di atas itu ya namanya tidak terkendali,” jelas dia.

“Apalagi di atas 10 persen, namanya ya sangat tidak terkendali. Kita sekarang ada di atas 20 persen, tinggi banget,” lanjut Dicky.

Selain test positivity rate, angka infeksi Covid-19 di Indonesia juga masih sangat tinggi dengan lebih dari 120 kasus per 1 juta penduduk.

Kategori terkendali, kata Dicky, angka infeksi harus 1 kasus per 1 juta penduduk atau bahkan 1 kasus per 10 juta penduduk.

Oleh karena itu, Dicky meminta agar semua sektor berperan dalam mengendalikan virus corona, termasuk masyarakat.

“Itulah kenapa kita harus punya strategi yang komprehensif, manajemen sistem kesehatan yang kuat untuk bisa keluar dari pandemi,” ujar dia.

Namun, ia melihat, sektor kesehatan justru bukan menjadi senjata utama dalam penanganan pandemi di Indonesia.

“Apakah berpengaruh? Ya sangat berpengaruh dan berbahaya. Kalau sistem kesehatan tidak diperkuat, kita rawan menghadapi lonjakan pandemi,” kata Dicky.

Susi Sindir Luhut soal Razia

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada seluruh produsen obat yang ada di Indonesia agar tidak melakukan penimbunan di masa pandemi Covid-19.

Bahkan Luhut memberikan ancaman, apabila masih terjadi kenaikan harga karena kelangkaan obat, maka pihaknya akan melakukan razia.

Luhut juga mengaku pihaknya sudah mengidentifikasi keberadaan dari para produsen obat ini.

“Saya tekankan apabila dalam tiga hari ke depan kami masih mendapatkan harga-harga obat-obatan cukup tinggi, atau terjadi kelangkaan.”

“Maka kami akan mengambil langkah-langkah tegas dengan merazia seluruh gudang-gudang mereka yang sudah kami identifikasi keberadaannya,” kata Luhut dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (10/7/2021).

Ancaman Luhut tersebut pun mendapatkan sindiran dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sindiran Susi disampaikan melalui akun Twitter resminya, @susipudjiastuti.

Dalam cuitannya susi mengatakan jika Luhut sudah memberitahukan akan dilakukan razia dalam tiga hari ke depan, maka para produsen obat ini akan bisa memindahkan dan menyembunyikan obat-obat yang ditimbunnya.

“Razia kok kasih tahu 3 hari lagi, ya bisa dipindah dan diumpetin. Masa razia dikasih tahu,” tulis Susi.
(Kompas TV/Kompas.com)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *