Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Hypnowriting Bisa Berguna Sejauh Produk yang Dijual Berkualitas

  • Bagikan
Satrio Arismunandar.

JAKARTA – Hypnowriting atau hypnotic writing akan memberi keunggulan tertentu dalam memasarkan suatu produk atau jasa, dibandingkan kompetitornya.

Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Dr. Satrio Arismunandar ketika memperkaya diskusi bertema Hypnowriting: Seni Memengaruhi Lewat Tulisan di Jakarta, Kamis 7 September 2023 malam yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Diskusi tentang hypnowriting yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara Asep Herna, seorang creative director, copywriter, dan certified hypnotherapist.

Menurut Satrio, hypnowriting adalah sebuah alat yang berguna dalam memasarkan produk atau jasa tertentu. Namun, ia tidak mengontrol orang dan tidak memberi kekuasaan pada siapapun untuk menyuruh khalayak melakukan hal-hal yang mustahil.

“Jika hypnowriting itu digunakan untuk menjual produk-produk yang memang berkualitas buruk, hypnowriting itu tak akan ada gunanya,” kata Satrio.

Satrio menyatakan, hypnowriting adalah pemakaian kata-kata yang secara sengaja ditujukan untuk mengarahkan orang ke suatu keadaan mental yang terfokus.

“Dalam kondisi mental seperti itu, mereka terdorong atau terbujuk untuk membeli produk atau jasa yang kita tawarkan,” ujar Satrio.

Satrio menyatakan, ini adalah sejenis “hipnotis dalam keadaan terbangun.” Pembaca tidak kehilangan perhatian, tetapi justru terfokus perhatiannya pada tulisan yan dibaca.

Singkatnya, esensinya adalah tentang komunikasi. “Yakni, bagaimana kita dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para pelanggan, sehingga dapat lebih baik pula dalam membujuk mereka untuk membeli produk dan jasa tertentu,” tambahnya.

Satrio mengungkapkan, hypnowriting sering digunakan dalam konteks pemasaran dan periklanan, yang tujuannya adalah menggunakan kata-kata dan pola bahasa untuk mempengaruhi pikiran dan perilaku pembaca.

Satrio menjelaskan, gaya penulisan itu dapat menggabungkan teknik-teknik seperti: Pertama, menarik emosi pembaca. Tujuannya adalah untuk menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan pembaca.

SIMAK JUGA :  Kembali Beraktivitas, Siapa Dalang Dibalik Masifnya Pertambangan Pasir Ilegal Lereng Gunung Merapi Kecamatan Srumbung ?

Kedua, pengulangan. Yakni, mengulangi frasa atau ide kunci untuk memperkuat pesan.

Ketiga, bahasa sensorik. Yaitu, menggunakan bahasa deskriptif yang melibatkan indra pembaca, dan menjadikan konten lebih jelas dan mendalam.

Keempat, bercerita. Yakni, menggabungkan narasi atau cerita untuk menarik pembaca dan membuat konten lebih menarik.

Kelima, penggunaan kata-kata yang kuat. Penggunaan kata-kata dan frasa yang kuat dan persuasif ini dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan pembaca. (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *