Dihadapan Lautan Massa di Tasikmalaya, Mahfud Janjikan Lunasi Hutang Petani Rp688 miliar

  • Bagikan

Momen Cawapres Mahfud MD dan Ketum Partai Hanura disambut lautan massa di lapangan Stadion Wiradadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar) Sabtu (27/1/2024) yang menjadi arena Rapat Akbar sekaligus Tasyakuran Harlah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ke-17. (Foto : TPNGM)

TASIKMALAYA, Harianindonesia.id –

Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3, Profesor Dr Mahfud MD terkesima saat menyaksikan lautan massa tumpah di lapangan Stadion Wiradadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar) Sabtu (27/1/2024) yang menjadi arena Rapat Akbar sekaligus Tasyakuran Harlah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ke-17, yang dihadirinya.

Mahfud MD yang dikawal Ketua Umum DPP Partai Hanura seperti membelah massa saat berjalan menuju panggung utama acara.

Mahfud mendapat sorakan yel yel ‘Mahfud, Hanura, Ganjar-Mahfud, menang, menang, menang’ saat berjalan membelah massa menuju panggung utama acara tersebut.

Setelah itu, Mahfud dan OSO pun naik ke panggung dan OSO lantas menyapa para pendukungnya dengan melempar pertanyaan.

“Siapa nama Cawapres kita? Berapa nomornya?” tanya OSO dijawab kompak. “Mahfud MD, nomor 3.”

OSO pun melanjutkan perkataannya :

“Saya minta doa restu untuk memenangkan pasangan Capres-Cawapres nomor 03, Ganjar-Mahfud. Partainya nomor 10. Kami nggak akan banyak omong. Nggak akan banyak janji. Sudah pinter semua,” tutur OSO.

Setelah itu, OSO pun memanggil Mahfud untuk menemui dan menyapa pendukungnya. “Kita panggil Mahfud, Mahfud, Mahfud,” ajak OSO ditirukan ribuan simpatisan dan pendukung yang hadir.

Mahfud mengaku gembira dapat bertemu relawan dan para pendukungnya. Khususnya para kader dan simpatisan Hanura di Tasikmalaya.

“Kalau saya bilang Mahfud, menang, Hanura menang, Ganjar-Mahfud menang,” ucap Mahfud mengajak hadirin meneriakkan yel dukungan.

Dia juga mengingatkan pada tanggal 14 Februari 2024, akan ada undangan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimana Masyarakat akan memilih Capres-Cawapres, Partai, Caleg, dan DPD.

“Jangan lupa datang ke TPS. Pilihlah sesuai bisikan hati nurani. Partai Hanura didirikan untuk menggugah hati nurani anda semua,” ajak Mahfud.

Mahfud berjanji bersama Ganjar akan melindungi hak seluruh warga negara. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) memaparkan sejumlah program unggulan yang diusung Ganjar-Mahfud.

Dari mulai memberi honor layak kepada guru ngaji, ustaz, marbot, dan guru agama lainnya. Selain itu, program untuk petani dan nelayan seperti membebaskan kredit macet.

Ada pula program satu desa satu nakes dan faskes. “Apa ada anggarannya? Ada dong kita potong dan babat korupsi,” ungkapnya.

Menurut perhitungannya, hutang seluruh petani yang ada di Indonesia dari program kredit pemerintah selama ini mencapai lebih dari Rp 688 miliar dan dia optimistis dapat melunasinya apabila Ganjar-Mahfud terpilih menjadi presiden dan wakil presiden 2024-2029.

Untuk membayarkan semua hutang petani di Indonesia itu, Capres-Cawapres nomor urut tiga itu akan mengalokasikan dana hasil pemberantasan korupsi yang telah merugikan negara selama ini.

“Ada yang bertanya, uangnya dari mana pak? Gampang kalau itu. Korupsi kita itu triliunan. Kalau kita menghapus korupsi sampai Rp 10 triliun, misalnya, masak tidak bisa memberi Rp 688 miliar untuk para petani. Untuk subsidi pupuk dan sebagainya,” ujarnya.

SIMAK JUGA :  Ekonomi Indonesia Mulai Pulih? Ini Penjelasan SMI

Jamin Kehidupan Beragama

“Masyarakat Tasik yang saya dengar itu punya keinginan agar kehidupan beragama itu dijamin dengan sebaik-baiknya karena kehidupan beragama itu akan membuat negara lebih damai tanpa menghilangkan program-program pembangunan,” tutur Mahfud.

Untuk itu, pasangan Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud memastikan akan memberikan tunjangan atau insentif bagi pengajar agama atau guru-guru mengaji yang ada di setiap desa di Indonesia.

Mahfud menambahkan, pemerintahannya kelak juga akan menjaga stabilitas kehidupan beragama untuk seluruh umat beragama sehingga tercipta kerukunan dan kebebasan dalam beribadah sesuai kepercayaan masing-masing.

“Oleh sebab itu, tadi saya mengambil dua saja dari program Ganjar-Mahfud itu. Satu, perhimpunan dan penstabilitasan kehidupan beragama dan beribadah untuk semua pemeluk agama di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Untuk wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya, Mahfud menilai pemerintah perlu melakukan pembinaan bagi para pemuka agama terkait upaya menjaga stabilitas kehidupan beragama tersebut.

“Di Tasikmalaya dan sekitarnya ini saya tahu kaum muslimin paling banyak dan memerlukan pembinaan-pembinaan keagamaan yang lebih bebas dan lebih bisa maju,” katanya menambahkan.

Ajak Jaga Nilai Persatuan

Pada hari yang sama Mahfud juga menghadiri Halaqah Kebangsaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hijaz, Jalan Syeikh Syarif Dusun Kebon Kacang, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (27/1/2024).

Halaqah tersebut dihadiri masyayikh, kiai, dan para pengasuh ponpes dari 27 Kabupaten se-Jabar seperti Abuya Ade Fatahillah, KH Luthfi, KH Syafiruddin, hingga KH Zainal.

Dalam kesempatan itu, Mahfud mengajak seluruh kiai hingga masyayikh yang hadir bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan berbagai sikap perdamaian.

“Saya ingin mengajak kita menjaga NKRI dengan nilai-nilai kedamaian dalam nilai-nilai kebersatuan,” tutur pria kelahiran Sampang, Madura itu.

Kemudian Mahfud menekankan bahwa negara menjadi maju tak lepas dari peran-peran para tokoh agama dan masyarakat yang memperjuangkan kebaikan di dalam kehidupan bernegara.

Terlebih, kata Mahfud, Indonesia berdiri dari perjuangan banyak tokoh bangsa. Di antaranya merupakan para ulama yang berijtihad, berdiskusi, dan mengupayakan persatuan Indonesia di tengah perbedaan.

“Saya ingin mengatakan bahwa negara Indonesia itu adalah negara yang telah diperjuangkan para ulama, yang negara kesatuan bersatu di dalam perbedaan, toleran,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Mahfud menekankan pentingnya peran tokoh agama dalam menyampaikan kebaikan dan kebenaran. Sehingga Indonesia tetap terjaga dalam bingkai persatuan.

“Alhamdulillah saya memberi arahan agar kebenaran itu tidak diperjualbelikan secara murah,” kata Mahfud.

“Misalnya karena dikasih fasilitas A, B, C, lalu mengatakan yang benar itu salah, yang salah itu benar, yang baik itu jelek, yang jelek itu menjadi baik. Memperjualkan kebenaran itu dilarang,” pungkas dia. (*)

Editor : Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *