Indra Catri, Puisi dan segelas Kopi Organik Marapi di Istana Rakyat

  • Bagikan
Bupati Agam Indra Catri Dt Malako Nan Putiah bersama tetua Komunitas Selaras Alam Suardi Mahmud dan warga petani tengah diskusi sambil menikmati suguhan kopi hangat di Istana Rakyat (31/12)

AGAM, harianindonesia.id – Meskipun di hari libur penghujung tahun 2017, Bupati Agam H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah menyempatkan diri untuk meninjau Event “Galanggang Marapi-2017” yang digagas oleh Kominitas Selaras Alam di Istana Rakyat dan Balai Adat Nagari Lasi Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam. (Minggu, 31/12/2017). Tinjauan tersebut bertepatan dengan berlangsungnya Lomba Cipta dan Baca Puisi bagi pelajar SD, SMP dan SMA (sederajat).

Indra Catri tampak berbincang dan berdiskusi dengan para petani organik dan tetua Komunitas Selaras Alam, Suardi Mahmud, sembari menikmati kopi. Rupanya Bupati Agam ini sangat menguasai persoalan dan citarasa berbagai macam kopi, dari soal bibit, proses pensortiran dan pengelohan hingga semerbaknya aroma kopi arabika, utamanya kualitas kopi dari lereng Gunung Marapi.

Melihat antusiasnya warga Komunitas Selaras Alam yang digembleng oleh Suardi Mahmud dengan misi penyelamatan lingkungan hidup dengan berbagai tanaman produktif yang menjanjikan di pasar dunia tersebut, membuat Indra Catri secara spontan memberikan bantuan alat sangrai kopi yang nantinya menghasilkan rostead bean, mesin pengolah kopi (rokpresso), “tapi dengan catatan bahwa apabila dia ingin minum kopi yang kecutnya bak rasa sankis maka harus segera disediakan” Kata Bupati kepada Bajau si peracik kopi Istana Rakyat sambil tertawa.

Saat ditanya oleh harianindonesia.id kenapa dia tidak mau duduk ditenda melihat kebolehan anak-anak yang sedang berpuisi, dengan enteng Bupati yang selalu berpenampilan ceria itu menjawab, “pertama supaya konsentrasi anak-anak jangan sampai terganggu, kedua sambil sesekali mendongak melihat penampilan anak-anak dia dapat pula menikmati kopi yang berkualitas premium itu dan dapat pula beramah tamah dengan para petani di sela-sela turunnya hujan dipagi ini, toh anak-anak maupun official dan penonton juga tau kok bahwa Bupatinya datang menyaksikan lomba ini. Apakah saya harus tebar pesona pula? Rusaklah suasana acara panitia!” Pungkasnya. (Donny Magek Piliang)

SIMAK JUGA :  Pedagang Pasar Bahagia Minta Jalan Di Lebarkan

Editor: Erik Wirawan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *