PKDP Padang Mencari Nakoda Baru : Cadiak Indak Mambuang Kawan!

  • Bagikan

Oleh : Awaluddin Awe)*

Sabtu (6/11/2021) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Kota Padang akan menggelar hajatan musda.

Agenda tunggal Musda ini adalah mencari Ketua baru, setelah sempat tiga tahun mengalami kekosongan Ketua.

Agenda Musda PKDP Padang menjadi perhatian dari para Perantau Piaman di seluruh Indonesia

Pasalnya, Musda ini menjadi era kebangkitan baru dalam sejarah perkembangan organisasi para Perantau Piaman ini.

Selama ini terkesan, kehidupan berPKDP seperti mati suri, dirasa ada tapi dilihat tidak ada.

Orang mati, wajahnya bisa dilihat dengan bayangan mata, tetapi coba rasakan. Sudah tidak terasa lagi.

Kikira begitulah situasi berPKDP sebelumnya.

Gerakan Mesin Organisasi

Musda PKDP Kota Padang menjadi perhatian karena tata cara pelaksanaannya menggunakan mekanisme organisasi, bukan sumbarangan bentuk saja.

Awalnya Ketua DPW PKDP Sumbar Haji Ramal Saleh SE menerbitkan SK Carateker Ketua DPD PKDP Kota Padang dengan tugas khusus melaksanakan Musda untuk memilih Ketua dan sekaligus menyusun kepungurusan DPD PKDP Kota Padang lima tahun ke depan.

Adalah aktifitis organisasi dan mantan wartawan Haluan Syaharman Zanhar dan Rony yang ditunjuk menjadi Ketua dan sekretaris Carateker DPD Kota Padang.

Lewat dua tangan dingin tokoh Piaman inilah kemudian agenda Musda PKDP Kota Padang dapat digelar di Hotel Kryad Bumiminang, Sabtu besok.

Kita berharap, Musda akan berhasil memilih tokoh dan kader PKDP militan yang akan memimpin PKDP kota Padang ke depannya.

Sebab PKDP Kota Padang adalah barometer organisasi PKDP setelah kota Medan, Pekanbaru, Lampung, Bandung dan Surabaya serta kota besar lainnya.

Wadah PKDP bukan saja aktual dari sisi nama dan organisasi tetapi juga diakui reputasinya sebagai sarana silaturahmi secara internal dan eksternal dan memiliki posisi tawar yang tinggi dimana PKDP itu berada.

Tokoh tokoh PKDP yang dikenal tangguh dalam berusaha dan trampil dalam bidang profesional, secara tidak sengaja, sering menjadi tempat bertanya, kawan seiring dan menjadi sitawa sidingin oleh warga dan pimpinan tempatan, dimana PKDP itu berdomisili.

Tidak ada aneh, tokoh PKDP diminta oleh tokoh setempat untuk penyelenggaraan kegiatan atau silaturahmi antaretnis. Atau dalam membangun fasilitas sosial, tokoh PKDP selalu dimasukan ke dalam tim, terbanyaknya jadi pencari dana.

Di bidang politik begitu juga. Tokoh Piaman sering menjadi leading dalam tim sukses calon kepala daerah, bahkan calon presiden sekalipun.

Itu menandakan ughang Piaman adalah orang paling adaftif. Dima bumi dipijak disitu langik dijunjung. Bahkan disebagian daerah, putra dan putri ughang Piaman menikah dengan pasangan di rantau. Dan calon mereka pada umumnya nan santiang santiang.

Pada daerah lainnya, banyak juga tokoh Piaman kemudian dipercaya orang daerahnya menjadi pemimpin mereka. Bukan karena tidak ada calon orang mereka, tetapi tokoh Piaman itu sudah dianggap keluarga mereka sendiri.

Cadiak Indak Mambuang Kawan

PKDP adalah teras kepribadian ughang Piaman di rantau. Untuk melihat dinamika ughang Piaman di rantau lihat saja PKDPnya. Aktif atau tidak. Kalau aktif berarti dunia Piaman berkuasa disitu.

Simbolnya adalah lapau dan musajik. Kalau kedua simbol dunia dan akhirat itu ada, maka berarti kehidupan dan suasana berPiaman memang tumbuh di daerah tersebut.

Mengapa? Sejahat jahatnya orang Piaman, dia pasti akan masuk Mesjid untuk sholat. Dalam kehidupan nyata ughang Piaman, konsep berdunia dan berakhirat itu memang bisa dibuktikan.

Satu pertanyaan yang sering muncul dari kalangan suku lain yang menanyakan mengapa PKDP itu kuat secara silaturahmi dan organisasi?

Jawabnya adalah kalau cadiak indak mambuang kawan.

Artinya, meskipun orang Pariaman secara personal adalah orang orang pandai dan pintar pintar tetapi dalam kasus persaingan sama sekali tidak pernah membuang kawan, meskipun kawan itu seteru paling berat.

Hal itu jamak terjadi pada saat persaingan pencalonan ketua PKDP dimanapun tingkatannya.

Diawalnya seperti mau hancur hancuran dan main tabok tabokan, tetapi setelah ketua terpilih, maka yang berseru tadi, bertaut kembali.

Ibarat kata pepatah : kapal lewat kiambang bertaut kembali.

Contoh lain, lihatlah pada pesta Tabuik. Saat Tabuik dibuat, ughang Tabuik seperti mau bertempur saja. Apalagi pada aktifitas tertentu dalam prosesi Tabuik, bisa bisa bunuh bunuhan.

Tetapi coba lihat setelah Tabuik dibuang ke laut, para pendukung Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, duduk bareng di lapau sambil ketawa ketiwi.

Makanya di dalam penyusunan Pengurus PKDP jumlahnya bisa ratusan orang karena mengakomodir orang orang kawan sebelumnya.

Tetapi dengan cara seperti itu PKDP menjadi kuat dan ditakuti. Sebab sulit memecah persatuan orang Pariaman dimana saja pun berada. Sebab perasaan sekampuang orang Piaman sangat sulit dihapuskan.

Contoh, dalam satu kasus. Ada orang Pariaman kena musibah di rantau. Keluarga yang bersangkutan tinggal duduk manis. Semua urusan dikerjakan oleh warga PKDP.

Sebaliknya, coba sentuh orang Piaman. Lecet saja sedikit kulitnya maka ratusan parewa Piaman turun mencari orang yang melukai warga Pariaman itu.

Demikianlah ikhtisar tentang orang Pariaman di PKDP sejak dulu, entah kok sekarang saya tidak tau. Apakah masih seperti dulu atau sudah mengalami pergeseran.

Semoga niat baik pihak pihak yang menginginkan PKDP besar dan bergerak lagi seperti dulu, akan diijabah oleh Allah SWT, Aaamiin.

)*Penulis adalah Pemimpin Harianindonesia.id dan Pemimpin Redaksi Kabarpolisi.com Jakarta, berdomisili di Padang Panjang, tercatat sebagai perantau di PKDP Padang Panjang.

SIMAK JUGA :  Koalisi 3Partai Sumbar, Dominasi PKS dan Jalur Baru Irjen Fakhrizal?
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *