Dialog Nabi Muhammad SAW dan Nabi Musa tentang Perintah Shalat, Awalnya 50 Waktu Kemudian jadi Lima

  • Bagikan

JAKARTA – Mengerjakan salat lima waktu adalah termasuk ke dalam rukun Islam. Perintah menunaikan salat lima waktu disampaikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika Miraj.

Mulanya, salat ditentukan sebanyak 50 waktu, namun atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad SAW meminta keringanan kepada Allah SWT agar mengurangi jumlah waktu salat wajib dalam seharinya.

Kisah ihwal perintah salat ini merupakan rangkaian peristiwa Isra Miraj yang dialami oleh Nabi Muhammad. Supaya runut, begini kisahnya yang sudah dirangkum SURYAMALANG.COM :

Isra Miraj merupakan peristiwa penting yang dialami Nabi Muhammad SAW saat masih berdakwa di Mekkah.

Dari Miraj-lah Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah menunaikan salat lima waktu dari Allah SWT, untuk disampaikan dan dijalankan oleh seluruh umat di dunia.

Dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq Syarah dan Tahqiq Ibnu Hisyam edisi bahasa Indonesia terbitan Akbar Media 2018, Ibnu Ishaq mengatakan: “Saat itu (terjadinya Isra) Islam telah menyebar di Mekkah dan di seluruh kabilah-kabilah.”

Sebagai informasi, Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq Syarah dan Tahqiq Ibnu Hisyam adalah buku sejarah hidup Nabi Muhammad SAW yang paling lengkap dan paling tua di dunia, karena ditulis tidak lama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Ibnu Ishaq lahir di Madinah sekitar tahun 85 H. Sedangkan Ibnu Hisyam, ihwal kelahiran belum terjelaskan secara pasti, namun, Ibnu Hisyam disebut wafat pada tahun 213 H dan 218 H.

Kembali ke riwayat Isra Miraj, Ibnu Ishaq mengatakan, Isra merupakan perjalanan malam yang dialami Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yaitu Baitul Maqdis di Ilia’.

Dalam Sirah Nabawiyah tertulis: “Rasulullah menaiki Buraq, yaitu hewan yang membawa para nabi sebelum beliau. Kemudian beliau mengendarainya untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di antara langit dan bumi, hingga perjalanan beliau terhenti di Baitul Maqdis.”

Di Baitul Maqdis inilah, Nabi Muhammad SAW dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah bertemu dengan beberapa nabi, di antaranya Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Kemudian Nabi Muhammad SAW salat mengimami mereka.

Peristiwa Isra Miraj ini pun membuat gempar warga Mekah, mereka menduga bahwa Nabi Muhammad SAW hanya mengarang cerita bohong. Bahkan, dalam Sirah Nabawiyah disebutkan, gara-gara pengakuan Nabi Muhammad SAW tentang perjalanan satu malam dari Mekkah ke Baitul Maqdis ini, banyak orang yang tadinya masuk Islam menjadi murtad.

Kehebohan ini membuat warga Mekkah berbondong-bondong mendatangi Abu Bakar untuk melaporkan pengakuan yang dibuat Nabi Muhammad SAW. Di kalangan Quraisy, Abu Bakar dikenal sebagai sesepuh dan orang terpercaya. Abu Bakar juga pernah pergi ke Baitul Maqdis.

Lantas, Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Nabi Allah, benarkah engkau telah bercerita kepada manusia, bahwa pada malam ini engkau pergi ke Baitul Maqdis?” Rasulullah menjawab: “Ya, benar.” Lalu Abu Bakar berkata: “Kalau begitu, tolong ceritakan kepadaku ciri-ciri Baitul Maqdis, karena sebelumnya aku pernah ke sana!”

SIMAK JUGA :  Obituari KH Ali Mustafa: Naik Haji Berkali-kali Pengabdi Setan

Kemudian, Nabi Muhammad SAW memenuhi pertanyaan Abu Bakar dan menjelaskan tentang ciri-ciri Baitul Maqdis kepada orang-orang Quraisy di Mekkah.

Setelah mendengar penjelasan Nabi Muhammad SAW tentang ciri-ciri Baitul Maqdis, Abu Bakar berkata: “Engkau berkata benar. Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.” Nabi Muhammad SAW pun membalas perkataan Abu Bakar dengan kalimat: “Engkau wahai Abu Bakar adalah Ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).”

Peristiwa Isra selalu lekat dengan keberadaan hewan Buraq. Mengenai Buraq, dalam Sirah Nabawiyah, Nabi Muhammad SAW berkata (Hadits Shahib Tirmidzi): “Ketika aku mendekati hewan tersebut untuk menaikinya, hewan tersebut menunjukkan sikap tidak suka, kemudian Malaikat Jibril menegurnya dan berkata ‘Kenapa engkau tidak malu atas apa yang engkau perbuat, wahai Buraq? Demi Allah, engkau memang pernah dinaiki hamba Allah sebelum Muhammad namun tak satu pun dari mereka yang lebih mulia di sisi Allah daripada Muhammad’. Buraq pun merasa malu hingga keringatnya bercucuran. Setelah itu, ia bersikap jinak kemudian aku menaikinya.”

Setelah Nabi Muhammad SAW menuntaskan perjalanan Isra, kemudian beliau melanjutkan perjalanan Miraj menuju langit bertemu dengan para nabi, para malaikat, dan Allah SWT.

Ibnu Ishaq berkata: “Demikianlah yang terjadi dengannya hingga sampai di langit ketujuh, lalu beliau bertemu dengan Tuhan-Nya dan Allah mewajibkan kepadanya lima puluh salat wajib dalam sehari.”

Setelah mendapat perintah salat lima puluh, Nabi Muhammad SAW turun dan berpapasan dengan Nabi Musa. Terjadilah dialog atau percakapan antara Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Musa tentang jumlah salat.

Nabi Musa beranggapan bahwa salat lima puluh kali sangat berat untuk diterapkan kepada umat Nabi Muhammad SAW. Nabi Musa meminta Nabi Muhammad SAW menemui Allah SWT kembali untuk meminta keringanan.

Singkat kisah, setelah bolak-balik menemui Allah SWT untuk meminta keringanan ihwal jumlah salat, Nabi Muhammad SAW pun menyampaikan kepada Nabi Musa bahwa jumlah salat dikurangi menjadi lima kali. Namun, Nabi Musa menganggap salat lima waktu masih terlalu berat untuk diterapkan kepada umat.

Nabi Musa meminta Nabi Muhammad SAW kembali meminta keringanan kepada Allah SWT, namun Nabi Muhammad SAW sungkan karena terus-terusan meminta keringanan kepada Allah SWT.

Tentang hal ini, dalam Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad SAW berkata (Hadits Shahih Bukhari Muslim): “Aku telah bolak-balik menghadap Tuhanku dan meminta-Nya hingga aku merasa malu kepada-Nya. Aku tidak melakukannya lagi.” (Eko Darmoko)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *