Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: 39 Persen Orang Amerika Menikah dengan Pasangan Berbeda Agama

  • Bagikan
Ilustrasi - Pernikahan beda agama. (Foto TikTok @sacha_alya).

JAKARTA –  Sekitar 39 persen orang Amerika yang menikah dalam setahun terakhir (Pew Research Center, 2019) memiliki pasangan dari kelompok agama yang berbeda.

Hal itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perkumpulan Penulis SATUPENA Dr. Satrio Arismunandar sewaktu memperkaya diskusi bertema Duduk Perkara Nikah Beda Agama di Jakarta, Kamis 3 Agustus 2023 malam.

Diskusi itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara Ahmad Nurcholish, aktivis kebinekaan dan fasilitator nikah beda agama. Diskusi itu dipandu oleh Anick HT.

Satrio Arismunandar menyatakan, pernikahan beda agama menjadi lebih umum di Amerika Serikat karena meningkatnya keragaman agama dan perubahan norma sosial.

Mengutip data Pew Research Center, Satrio mengatakan, angka 39 persen di atas menunjukkan peningkatan signifikan pernikahan beda agama dibandingkan dekade sebelumnya.

Selain itu, studi yang sama menemukan, bahwa di antara orang Amerika yang menikah, 22 persen adalah “pernikahan campuran secara agama.”

Satrio menjelaskan, istilah itu tidak hanya mencakup perkawinan beda agama, tetapi juga perkawinan di mana salah satu pasangan mengaku beragama dan yang lain tidak beragama, atau di mana kedua pasangan berasal dari denominasi yang berbeda dalam agama yang sama.

“Karena sikap masyarakat terus berkembang, pernikahan beda agama cenderung tetap menjadi aspek penting dari keragaman dan pluralisme agama di Amerika Serikat,” tutur Satrio.

Tetapi survei Studi Lanskap Keagamaan di AS menunjukkan, anggota kelompok agama tertentu lebih mungkin berpasangan dengan orang dari sesama agama, apakah mereka menikah atau hidup bersama dalam hubungan romantis.

Misalnya, lebih dari tiga perempat penganut Hindu (91 persen), Mormon (82 persen), dan Muslim (79 persen) yang menikah atau hidup bersama dengan pasangan dari agama yang sama.

SIMAK JUGA :  Walikota dan Kadis PUPR Tanjung Balai Monitoring Pembangunan Miliaran Rupiah

Ini agak kurang umum di antara orang Yahudi (65 persen), Protestan garis utama (59 persen) dan orang yang tidak terafiliasi secara agama (56 persen). (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *