Pemko Dukung Penuh Program Restorasi Hotel dan Kawasan Bisnis Grand Mangku Putra Cilegon

  • Bagikan

PRESDIR PT Riyadh Grup Indonesia, Bally Saputra sedang memerhatikan serius Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta, saat menyampaikan sambutan pada soft opening restoran Minang terbesar di dunia, the New Natrabu di Hotel Mangku Putra Cilegon, Minggu (18/4). (Foto : Awe)

CILEGON – Pemerintah Kota Cilegon mendukung penuh program restorasi hotel dan kawasan bisnis Grand Mangku Putra Cilegon dengan nilai investasi Rp800 miliar lebih.

“Silahkan. Apa yang perlu pak Bally butuhkan dari kami, sampaikan. Kami siap dan mendukung penuh rencana investasi di kota Cilegon ini,” kata Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta, saat memberikan sambutan pada acara soft opening hari kedua Restoran the New Natrabu di Hotel Mangku Putra, Cilegon, Minggu (18/4).

Sebelumnya, Presdir PT Riyadh Grup Indonesia (induk perusahaan PT Bally Internasional Hotel – Pengelola Hotel dan Kawasan Bisnis Grand Mangku Putra) Bally Saputra menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan program restorasi di hotel dan kawasan bisnis Grand Mangku Putra Cilegon.

Program restorasi itu meliputi pembangunan Restoran Minang terbesar di dunia The New Natrabu, revitalisasi bangunan, kamar, ball room, ruang meeting dan fasilitas pendukung hotel.

“Malam ini, salah satu program restorasi yakni pembukaan restoran Minang terbesar di dunia sudah selesaikan kita lakukan, dengan jadual lebih cepat yakni hanya dalam waktu 2,5 bulan,” ujar Bally Saputra.

Selanjutnya, menurut Bally, pihaknya akan membangun mall life style yang berlokasi dibagian belakang hotel Grand Mangku Putra dengan luas areal yang dicadangkan 3,5 hektar lebih.

Selain itu, juga akan dibangun kondominium hotel dengan kapasitas 150 kamar dan apartemen sewa serta sejumlah cottage. “Total investasi yang bakal kami tanam mencapai sekitar Rp800 miliar lebih,” papar Bally dalam presentasi ringkas di depan Wakil Walikota Cilegon dan para tamu undangan tersebut.

Bally mengemukakan program restorasi hotel dan kawasan Grand Mangku Putra Cilegon akan menjadi kawasan berdaya saing bagi para calon tenant, sebab posisinya sangat strategis di kota Colegon karena berada tidak jauh dari pintu masuk dan keluar tol Cilegon – Jakarta.

Kawasan ini juga mendukung posisi Pelabuhan Merak sebagai pintu masuk dan keluar dari Jakarta dan Sumatera dan kawasan Pulau Jawa.

“Artinya, pembangunan kawasan juga sangat membantu posisi Kota Cilegon sebagai daerah hinterland Pelabuhan Merak. Apapun bentuk efek dari pelabuhan akan bisa dinikmati oleh kawasan, termasuk parkir mobil yag bisa mencapai 1000 mobil,” papar Bally mengakhiri.

Pemko Siap Mendukung

Sementara itu, Wakil Walikota Cilegon, Sanuji mengemukakan bahwa Pemko Cilegon sangat mendukung rencana dan program restorasi hotel dan kawasan bisnis Grand Mangku Putra (GMP).

SIMAK JUGA :  Lebih Rp 108 Triliun, Menko Polhukam : Negara akan Buru Aset BLBI

Kehadiran kawasan bisnis, menurut Sanuji, sangat dibutuhkan oleh kota Cilegon dan masyarakatnya. Sebab kehadiran pusat bisnis akan memberikan multiflier effect bagi masyarakat dan kota Cilegon nantinya.

“Siap pak Bally. Kami mendukung program restorasi hotel dan kawasan bisnis Grand Mangku Putra ini. Silahkan ajukan apa yang kami bantu, pasti akan kami penuhi,” ujar Sanuji bersemangat.

Politisi PKS yang merintis karir dari bawah dan sempat menjadi anggota DPRD beberapa periode dan selanjutnya menjadi Wakil Walikota Cilegon ini, menambahkan bahwa Pemerintah kota Cilegon sendiri juga terus berbenah dan memperbesar peluang berusaha di kota Cilegon baik di darat, laut dan udara.

“Kami juga sedang mempersiapkan rencana pembangunan rest area di laut yang bisa digunakan sebagai sarana tempat makan, minum dan beristirahat bagi para pimpinan dan kru kapal dan masyarakat kepelabuhan, serta masyarakat umum lainnya,” kata Sanuji menjelaskan.

Res area laut, menurut dia, sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat laut di Cilegon. Sebab populasi kapal yang menggunakan alur laut Sunda saat ini sudah mencapai 58 ribu kapal. Sementara total dermaga yang beroperasi resmi di Cilegon sudah mencapai 66 dermaga.

Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri.

Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah kota baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara. Sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon.

Kota Cilegon yang memiliki berbagai objek vital negara, antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading, Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water, Jembatan Selat Sunda dan Berikat Selat Sunda, mulai berdiri menjadi kota sendiri sejak 27 April 1999 atau sejak 23 tahun lalu, dengan dasar hukum UU Nomor 15 Tahun 1999 yang memiliki 8 kecamatan dan 43 kelurahan.

Kota yang dipimpin Wali Kota
H. Helldy Agustian dan Wakil Walikota Sanuji Pentamarta memiliki luas 176 km dengan jumlah penduduk hanya 445.961 jiwa, dengan pemeluk agama terbesar Islam 97,60%
Kristen 1,97%, Protestan 1,57%, Katolik 0,40%, Buddha 0,38% dan Hindu 0,05%.

Dalam perkembangan ke depannya, kata Sanuji, Pemko Cilegon akan membangun komunikasi dan hubungan bagus dengan para pengusaha yang berniat membangun kota Cilegon. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *