Mata Air Hilang, 2.000 Warga Lereng Merapi Demo agar Penambangan Pasir Ilegal Dihentikan

  • Bagikan

Sekitar 2.000 Warga dari 17 Desa dan MWC NU Srumbung Menolak adanya Tambang Pasir dan batu Ilegal.(10/2/23)

 

Harianindonesia.id  –  Merespon banyaknya kerugian yang dialami selama bertahun-tahun, ribuan warga terdampak tambang ilegal turun lereng Merapi untuk meminta penambang menghentikan aktivitasnya.

Jalan desa jadi rusak, ekosistem lereng Gunung Merapi rusak, apalagi mata air untuk masyarakat sudah hilang gara-gara ini. Kalau ada erupsi sedangkan jalan desa rusak, mau bagaimana nanti,” ujar Bendahara MWC NU Srumbung Sutaya dalam keterangan tertulis yang diterima HarianIndonesia.id Sabtu (11/2/2023)..

Sekitar 2.000 orang yang terdiri dari warga 17 desa dan Majelis Wakil Cabang Nadlatul Ulama (MWC NU) Srumbung, Magelang, sepakat melakukan aksi sweeping penambang liar di lereng Gunung Merapi, Jumat (10/2/2023).

Mereka masih mendapati beberapa penambang yang bebal. Satu per satu para operator alat berat diminta untuk menghentikan aktivitasnya.

“Ada sebagian yang awalnya ngeyel (bebal). Tapi setelah kita sampaikan maksud dan tujuan aksi ini, mereka bisa menerima dan siap berhenti selama proses negosiasi,” bebernya.

Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding sempat bertemu dengan warga yang terdampak, termasuk ulama dan pengurus NU Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Abdul mengimbau supaya demo atau sweeping yang dilakukan warga tidak menggunakan kekerasan. Sehingga tujuan penutupan tambang ilegal bisa tercapai.

“Jangan anarkis, yang penting penambangannya berhenti dulu dan mencari solusi. Yang penting solid. Maka butuh pengorganisasian yang bagus,” jelasnya.

Dalam video yang ditayangkan oleh akun Facebook MWC NU Srumbung, Abdul sempat menyampaikan persoalan ini kepada Menteri ESDM.

“Masyarakat menganggap terkesan dibiarkan. Ada 17 desa yang terdampak illegal mining (penambangan ilegal). Saya ke sana untuk bentuk tim menindaklanjuti laporan masyarakat,” tutur Abdul.

SIMAK JUGA :  Awak KMG Temui Kapolda Sumbar, Irjen Fakhrizal : Polisi Sahabat Media

Menurutnya, penambangan liar di lereng Gunung Merapi sudah terbukti menyebabkan sejumlah kerusakan ekosistem. Mulai dari hilangnya mata air hingga rusaknya jalan desa yang digunakan warga.

“Wilayah penambangan liar ini masuk area konservasi Gunung Merapi. Bayangkan jika Merapi erupsi, kalau jalannya rusak bagaimana ini. Saya minta ini ditindaklanjuti secara khusus. Saya siap mendampingi,” pintanya kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif.(Tri)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *