Oleh : Aswadi Munir*)
Tidak sia-sia Nova Arianto menjadi asisten pelatih Shin Tae Yong (STY) selama 4 tahun.
Saat menjadi pelatih utama Tim nasional PSSI U-17, Nova telah mencetak sejarah, dia berhasil membawa lolos team asuhannya ke Piala Dunia U-17
Anak asuhan Nova menunjukkan performa gemilang di kualifikasi dengan menumbangkan Yaman 4-1 dimana pada pertandingan sebelumnya juga mempecundangi Korea Selatan 1-0.
Apa pun hasil pertandingan ke-3 (terakhir) fase group C (Kamis/10 April) antara: Indonesia vs Afghanistan, Korea Selatan vs Yaman, kiprah Indonesia bersama tujuh wakil Asia (diambil dari juara & runner up Piala Asia ini). Sudah tak terbendung.
Korea Selatan-Yaman yang sama-sama sekali kalah dan sekali menang (poin masing 3). Mereka akan saling “bunuh” untuk mendapat poin 6.
Andaikan Korsel menang (apa pun hasil Indonesia-Afghanistan), tak mempengaruhi jatah Indonesia ke Piala Dunia. Begitu juga bila Yaman menang.
Bila Yaman-Korsel draw, maka Korsel yang akan mendampingi Indonesia ke Piala Dunia. Selisih gol Korsel, lebih baik dari Yaman.
Keberhasilan ini menjadi momen berharga bagi sepak bola Indonesia, yang telah lama menanti prestasi di level internasional.
Di balik keberhasilan ini, terdapat sejumlah pemain yang tampil menonjol. Salah satu bintang tim, yakni Matthew Sitorus Baker tampil gemilang sebagai Gelandang Bertahan.
Disamping Zahaby Gholi-Evandra Florasta dan Rafi Rasyik yang tak kalah gemilang dibarisan Penyerang, keberhasilan mereka mencetak gol, menunjukkan ketajaman di lini depan.
Pelatih tim, dengan cermat menerapkan formasi 4-3-3, memanfaatkan kecepatan dan kreativitas para pemainnya.
Serangan yang cepat dan penguasaan bola yang baik menjadi kunci sukses mereka. Meskipun demikian, tim ini masih perlu memperbaiki fokus di menit-menit akhir pertandingan, di mana beberapa kali mereka hampir kebobolan.
Keberhasilan PSSI U-17 lolos ke Piala Dunia bukan hanya menjadi kebanggaan bagi tim dan pelatih, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Prestasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan sepak bola di tanah air, menarik perhatian lebih banyak sponsor, dan meningkatkan minat generasi muda untuk berpartisipasi dalam olahraga ini.
Dengan langkah bersejarah ini, PSSI U-17 telah membuktikan bahwa masa depan sepak bola Indonesia cerah.
Kini, seluruh perhatian tertuju pada Piala Dunia U-17, di mana mereka akan berjuang untuk mengukir prestasi lebih lanjut di pentas dunia.
Prestasi ini sekaligus mengukir nama Nova Arianto sebagai Pelatih Pertama PSSI yang berhasil membawa Indonesia kekancah Piala Dunia lewat kompetisi.
Piala Dunia 1938 (Hindia Belanda) di Paris, atau Piala Dunia U-20 (Jepang), atau Piala Dunia U-17 (Jakarta), didapat Indonesia. Bukan lewat hasil kompetisi yang kompetitif.
Semoga keberhasilan ini menjadi awal dari kebangkitan sepak bola Indonesia di kancah internasional.
Penulis adalah*) Pengamat Sepak Bola, berdomisili di Jakarta