Seni Golok Pasundan Kembali Menggeliat

  • Bagikan

BOGOR, harianindonesia.id – Setelah ratusan tahun kesenian golok Pasundan tenggelam digerus perkembangan zaman, Yayasan Pelestari Seni Golok Indonesia (SGI) kembali menggelar event dengan menampilkan seni golok Pasundan yang diikuti oleh berbagai perguruan silat se-Jawa Barat pada Sabtu-Minggu, 16-17 Maret 2019.

Sejak didirikan pada 22 Februari 2018 lalu, Yayasan Pelestari Seni Golok Indonesia telah banyak menggelar event nasional di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Sumatera Barat, Kalimantan, Depok, Cirebon Karawang, Bogor dan daerah lainnya. Bahkan, dalam waktu dekat akan kembali menggelar kegiatan menampilkan 10 ribu golok tertua yang direncanakan berlangsung di Jakarta dan akan tercatat dalam rekor MURI.

Acara Camp Silat dan Golok tahun 2019 itu mengusung tema “Mengangkat Kembali Kejayaan Golok Pasundan”, dan dilaksanakan di Hotel Grand Pesona Ksatria, Cisarua, Bogor.

“Setelah tenggelam ratusan tahun, baru kali pertama seni golok Pasundan ini diangkat kembali ke permukaan. Hal ini diakibatkan oleh moksanya Kerajaan Padjajaran,” terang Guru Besar (Gubes) SGI, Ariyanto, dalam sambutannya pada acara tersebut.

Gubes SGI yang akrab dipanggil Panglima Kumbang tersebut juga menjelaskan bahwa moksanya Padjajaran telah meninggalkan berbagai warisan pusaka bagi Bangsa Indonesia. “Warisan ini merupakan sebuah maha karya yang menjadi kekayaan budaya kita, khususnya warisan untuk masyarakat Pasundan,” ungkap Panglima Kumbang.

Dalam acara tersebut juga dilaksanakan penobatan Pangeran Papayung Nagara sebagai Ketua Pembina SGI. Di sela acara, Pangeran kepada awak media mengatakan jika kekayaan budaya ini harus dilestarikan dan digalakkan. “Caranya dengan mengangkat kembali budaya di tanah air kita,” jelasnya.

“Saya mengajak seluruh komponen, seluruh elit di tanah air ini untuk mengangkat kembali budaya seni golok Pasundan dan harus segera merespon. Nanti jika sudah diambil oleh negara lain kita marah,” tegas tokoh nasional itu yang juga kandidat kuat untuk ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini.

SIMAK JUGA :  Gempa 6,1 Nias Terasa di Sumbar, Tidak Berpotensi Tsunami

“Pangeran Papayung Nagara” adalah nama gelar dari Komjen M. Iriawan, yang dianugerahkan oleh keluarga besar Kerajaan Trah Sumedang Larang yang disaksikan oleh perwakilan dari 27 Kota Provinsi Jabar dan Perwakilan Kesultanan Cirebon Banten serta Pangdam III Siliwangi.

Menurut perwira tinggi Polri itu, golok pasundan sebagai budaya asli Indonesia harus memiliki hak cipta yang diakui oleh UNESCO.

“Untuk itu kita secara bersama-sama meyakinkan UNESCO agar dapat mengeluarkan sertifikat sebagai pengakuan, dalam hal ini peran pemerintah harus lebih proaktif lagi memperhatikan budaya seni golok Pasundan,” pungkasnya.

Dalam acara yang digelar selama 2 hari tersebut, panitia juga menampilkan beragam agenda kegiatan, seperti edukasi aneka golok nusantara, edukasi penempaan golok Sulangkar, edukasi khusus golok Pasundan, edukasi teknik dan jurus golok, edukasi kebangsaan dan bela negara, penampilan Seni Pencug Ki Ba’ong Sadewa, edukasi silat praktis dan kombinasi, penampilan jurus tiap perguruan, launching jurus baku golok tunggal SGI, hingga penyerahan sertifikat edukasi camp silat dan golok 2019. (Muhammad Rezki)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *