Ratusan Pendaki Terperangkap di Nepal Akibat Pemberlakuan Lockdown

  • Bagikan

Jakarta, HarianIndonesia.id  ‐‐ Sekitar 500 pendaki asing terperangkap di jalur pendakian sepanjang pegunungan Nepal, karena mereka tidak dapat pulang akibat penguncian wilayah (lockdown) yang diberlakukan pemerintah setempat untuk menekan penyebaran virus corona.

Setidaknya ada empat jalur pendakian di pegunungan tersebut yang dilewati para pendaki. Namun, kini mereka tidak dapat kembali karena terjadi penutupan akses pendakian selama sepekan ke depan.

Badan Pariwisata Nepal tengah berkoordinasi dengan pemerintah dan kedutaan besar asing untuk mengevakuasi dan memulangkan para pendaki tersebut ke negara masing-masing.

“Kami bekerja sama dengan beberapa lembaga pemerintah untuk menyelamatkan para pendaki dan membawa mereka ke Kathmandu, sehingga kami dapat berkoordinasi dengan kedutaan untuk menerbangkan mereka kembali ke rumah,” kata juru bicara Badan Pariwisata Nepal, Shradha Shrestha kepada CNN, Jumat (27/3), seperti dikutip CNNIndonesia.

Badan Pariwisata Nepal juga menyediakan situs daring untuk membantu pendaki yang terlantar di negara tersebut. Mereka akan membantu memberikan informasi atau dukungan apapun, terutama untuk menjangkau pihak berwenang.

Shrestha menyebut bahwa beberapa kedutaan besar seperti Jerman dan Prancis sudah merencanakan mengirim penerbangan khusus ke beberapa jalur pendakian untuk mengevakuasi para pendaki.

Kedutaan besar Inggris di Kathmandu juga meminta warganya yang ada di Nepal untuk menghubungi mereka dan memberikan informasi detail kepada anggota kedutaan jika ingin pulang.

“Kami bekerja sama dengan operator dan pihak berwenang untuk mencoba menemukan solusi, dan akan menghubungi Anda secepatnya,” kata kedutaan besar Inggris untuk Nepal melalui Twitter.

Pemerintah Nepal telah mengumumkan pembatalan kegiatan pendakian musim semi ke puncak pegunungan Himalaya pada awal bulan ini, termasuk pendakian ke Gunung tertinggi di dunia, Everest, guna mencegah penyebaran virus corona.

SIMAK JUGA :  Gaya Baru Penjajahan Sepakbola Indonesia Usai Bebas dari Hukuman FIFA

Sekretaris Pariwisata Nepal, Kedar Bahadur Adhikari mengatakan, pembatalan izin pendakian untuk Gunung Everest sudah berlangsung sejak awal 2020 dan akan berlaku hingga akhir April mendatang. Larangan tersebut diterbitkan mendekati musim pendakian yang kerap mengundang orang-orang di seluruh dunia untuk mendaki puncak tertinggi dengan biaya US$11 ribu (sekitar Rp175 juta).

Melansir CNN, ketinggian ekstrem di gunung dapat menghambat pernapasan. Dengan demikian, jika seseorang terinfeksi virus corona di gunung maka akan memperparah masalah pernapasan, dan ini berpotensi mengganggu perkemahan di Everest.

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Nepal telah mengonfirmasi tiga kasus virus corona. Situs Worldometers mencatat, satu orang di antaranya telah dinyatakan sembuh. (awe)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *