PKDP, Hutang yang tak akan Pernah Terbayarkan

  • Bagikan

Oleh : Awaluddin Awe)*

Musda PKDP Padang sudah berakhir dengan ending baik. Tujuh calon ketua sepakat bulat menyerahkan tongkat Ketua PKDP Padang yang baru kepada Amril Amin, SKP.

Amril Amin sering dipanggil dengan nama Aciak Mart, pemilik puluhan mart di Padang, adalah putera daerah kelahiran Sikapak kota Pariaman.

Amril Amin saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Sumbar dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Proses pemilihan Ketua DPD PKDP Kota Padang ini sekali lagi membuktikan bahwa demokrasi yang tumbuh di hati warga Pariaman adalah berlandaskan azas musyawarah dan mufakat, bukan demokrasi voting.

Ideologi demokrasi warga perantau Pariaman ini sekaligus membuktikan bahwa secara personality orang Pariaman sangat memahami esensi berdemokrasi.

Sikap ini juga terbawa dalam proses adaptasi dan aktualisasi diri mereka di berbagai lapangan kegiatan bernegara, berpemerintahan dan berorganisasi lainnya.

Bahwa orang Pariaman dikenal sebagai entitas yang cerdas, cerdik dan sedikit nakal. Dalam bahasa memilih, ketiga unsur asli tadi biasanya sering terbawakan.

“Kalau ada yang terbaik mengapa mesti memilih yang baik juga”. Demikianlah kikira terjemahan dari sikap bawaan ughang Piaman dalam berdemokrasi.

Sikap itu pula, sekali lagi, yang menjadi alasan dan dasar kekuatan PKDP sebagai sarana silaturahmi perantau dan organisasi yang bersifat tertutup bagi para perantau dan keluarganya.

Jika PKDP sudah bulat, istilah kawan kawan di PKDP, maka tidak ada kusuik yang indak salasai, karuah nan indak kajaniah.

Dilihat dari aspek perjuangan politik, maka posisi tawar PKDP dalam berbagai iven sangat dirasakan kekuatannya, meski bagi orang per orang tertentu, agak sulit mengandalkan nama besar PKDP.

Dilihat dari sisi arah dukungan, PKDP terkadang menjadi organisasi yang unik dan sekaligus menjengkelkan. Meskipun, katakanlah seorang tokoh PKDP maju dalam pertarungan pemilihan, sudah karatan dan dikenal baik namanya, tapi kalau memiliki cacat secara personal, tidak akan pernah didukung oleh warga PKDP.

Artinya, warga PKDP memiliki satu style kesempurnaan dalam menetapkan pilihan. Istilah dikampungnya, dicaliak sosok jaraminyo dan takah tokohnya. Jika ketemu, maka tanpa diperintah, semua warga PKDP akan bersatu padu mendorong yang bersangkutan maju dan memenangkannya.

Tetapi menjadi dilematis jika dilihat pada kasus PKDP Padang. Sampai hari ini, PKDP Padang belum pernah berhasil mendudukan warganya menjadi orang nomor satu di kota Padang. Nomor dua sudah yakni Wawako Yusman Kasim.

Jika dilihat dari kasus Hendra Septa, Walikota Padang kini, yang saat maju di Pilwako Padang bersama Mahyeldi, belum juga bisa dilihat sebagai uji sukses PKDP Padang. Sebab kekuatan kader PKS lebih dominan dalam memenangkan pasangan Mahyeldi dan Hendri Septa.

Dalam pandangan saya secara pribadi, kasus kegagalan PKDP Padang mendudukan warganya menjadi Walikota Padang tidak lebih sebagai belum siapnya PKDP secara administrasi menghitung kekuatan warganya secara faktual.

Selama ini dan seperti disebutkan Ketua DPW PKDP Sumbar Ramal Ssleh bahwa populasi warga PKDP Kota Padang berjumlah sampai 40 persen dari total penduduk kota Padang baru bersifat sloganisme, belum terukur dalam hitungan angka valid.

SIMAK JUGA : 

Kemudian secara organisasi para warga perantauan PKDP di kota Padang belum terayomi oleh PKDP. Kegiatan organisasi PKDP Kota Padang masih seputar pengurus saja dan terjebak dengan seremonial sentris, belum masuk ke kantong warganya.

Memang benar, pada kecamatan tertentu, PKDP Padang sudah punya orang, tetapi secara garis organisasi belum tergarap secara maksimal.

Kondisi ini menjadi wajar saja. Sebab tidak semua warga PKDP yang mau terlibat kegiatan sosial, budaya dan politik yang menjadi ajang kegiatan PKDP selama ini.

Tetapi apapun alasannya, kiprah PKDP selama ini sudah dirasakan oleh masyarakat tempatan dan stake holder dimana dia berada. Tidak ada satu aktifitas sosial dan politik di daerah mana PKDP berada, yang tidak lakek makan tangan PKDP.

Dengan posisi dan peran seperti ini, jujur saja, banyak para pemimpin yang sebenarnya berhutang budi kepada PKDP. Sebab dengan populasi warga PKDP yang cukup merata hampir di semua kota rantau, maka peranan PKDP sangat sangat menentukan kemenangan satu calon.

Oleh sebab itu, jadi jamak kasusnya, jika hampir semua kepala daerah di rantau merasa berhutang budi kepada PKDP. Sebab besar kecilnya populasi warga PKDP di rantau, turut andil menentukan arah suksesi kepala daerah.

Tetapi apakah hutang budi tadi bisa terbalaskan, seperti juga diungkapkan Wako Hendri Septa, pada saat pembukaan Musda PKDP Padang di Hotel Kryad Bumiminang, Sabtu (6/11/2021)?

Secara politik sulit membuktikan adanya hutang Hendri Septa terhadap PKDP. Tetapi secara moral Hendri Septa sulit mengingkari dukungan Ketua PKDP Padang pada saat dirinya maju menjadi Wawako bersama Mahyeldi.

Dalam banyak kasus, apa yang dirasakan Hendri Septa, sebenarnya juga dirasakan oleh kepala daerah terpilih lainnya. Tetapi yang berani berkata berhutang, sampai saat ini baru Hendri Septa surang.

Lalu bagaimana dengan kedudukan hutang kepala daerah lainnya yang didukung oleh PKDP setempat?

Jatuhnya adalah, hutang yang tak pernah terbayarkan. Sebab saat dilakukan akad hutang (🤗), tidak pernah disebutkan PKDP akan minta apa dan dapat apa.

Seperti saya tulis diatas, PKDP mendukung atas alasan sosok jarami, takah tokoh dan kedekatan emosional calon dengan pemangku PKDP. Alasan itulah yang diturunkan kepada warga PKDP sampai ke tingkat RT.

Jadi, jika kemudian calon yang diusung menang, bagaimana cara membayarnya.

Sebenarnya ada cara yang paling cerdas yakni menempatkan sumberdaya PKDP pada bidang profesional tertentu, tetapi tetap dengan azas normatif.

Saya kira itu sudah cukup pantas jika ada kepala daerah yang merasa berhutang kepada PKDP.

Tapi ada satu masalah. Jika (dianggap hutang) hutangnya tercatat di pengurus lama, apakah bisa dibayar ke pengurus baru?😀

)*Penulis adalah wartawan dan perantau Piaman di Padang Panjang

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *