PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO
JAKARTA – Meski telah dibahas tim ekonomi Indonesia di KBRI Amerika, Menko Perekonomian Airlangga dan tim besar dari Indonesia akan terbang ke AS menuntaskan nego tarif ekspor buatan Presiden Donald Trump.
Sementara Presiden Prabowo Subianto menegaskan fundamental perekonomian Indonesia tidak bakal apa apa pasca pengumuman tarif ekspor Indonesia ke Negara Paman Sam itu.
Sejak Presiden Trump mengumumkan paket tarif arogan untuk 158 negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen, Pemerintah RI ternyata sudah berupaya melakukan negosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga bakal bertandang ke AS demi bernegosiasi langsung menurunkan tarif impor tersebut.
“Di sana, sejak minggu lalu juga sudah mulai, tapi ini nanti pertemuan kedua, hari ini waktu sana. Jadi siang, siang Senin waktu sana. Itu perwakilan kita di embassy, itu akan bertemu lagi dengan USTR untuk melanjutkan dialog,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).
Rencananya Airlangga bakal berangkat minggu depan dengan membawa menu-menu negosiasi.
Pemerintah juga mengantisipasi terkait ancaman kepada industri dalam negeri, sehingga pada hari ini pemerintah pun berdiskusi langsung dengan asosiasi-asosiasi dan menerima banyak masukan dari para pelaku usaha tersebut.
“Pertama adalah kita melihat juga bagaimana kemampuan dari pelaku usaha kita. Kalau kita lihat top 10 dari ekspor kita ke Amerika, nomor satu kan elektronik, nomor dua itu TPT, nomor tiga itu sepatu dan sebagainya,” sebut Febrio.
Jadi pengusaha juga sudah memiliki cara untuk menavigasi ini. Dan ketika mereka melakukan navigasi itu mereka juga berkonsultasi dengan pemerintah.
“Sehingga apa yang mereka lakukan itu di-share ke kita. Apa yang akan kita siapkan untuk negosiasi minggu depan dipimpin oleh Pak Menko. Itu juga menjadi satu paket yang bersama. Sehingga memang harapannya nanti negosiasinya berjalan dengan lengkap, baik dari pemerintah dan juga pelaku usaha,” sebut Febrio.
Namun, pemerintah tidak menyiapkan mekanisme baru, melainkan yang sudah ada, di antaranya Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) dan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD). Jika ada kekhawatiran bahwa terjadi dumping, maka sudah ada mekanismenya di Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan juga di Kementerian Keuangan.
“Yang tadi kita juga sampaikan ke teman-teman pengusaha terutama adalah kita akan melakukan percepatan proses. Jadi supaya begitu ada indikasi dengan situasi seperti sekarang, kita berharap proses yang kita lakukan untuk melindungi industri dalam negeri itu kebijakannya tidak lama untuk keluarnya,” ujar Febrio
Presiden tak Kuatir
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto buka suara terkait tarif baru impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia.
Prabowo mengaku tidak khawatir dan tetap tenang menghadapinya.
Sebab, menurutnya Indonesia punya kekuatan sendiri, dan pemerintah akan berunding dengan semua negara, termasuk Amerika Serikat.
“Yang terakhir perang dagang, kita juga kena, tapi kita tenang. Kita punya kekuatan juga nanti akan berunding. Kita akan berunding dengan semua negara, kita akan juga buka perundingan sama Amerika,” ungkap Prabowo saat panen raya di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
Prsbowo menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia ingin hubungan yang baik, hubungan yang adil, hubungan yang setara.
Menurut dia, jika permintaan Trump masuk akal, pemerintah akan menghormatinya. Karena menurutnya, setiap pemimpin negara pasti memikirkan nasib rakyatnya, begitu juga dia sebagai Presiden Indonesia.
“Jadi kita tidak ada masalah. Resiprokal, apa yang mereka minta, kalau masuk akal, wajib juga kita hormati,” kata Prabowo.
“Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika, kita memikirkan kepentingan rakyat kita,” terangnya.
Prabowo mengungkap bahwa tidak perlu ada rasa kecewa dan khawatir, sebab kita harus percaya dengan kekuatan kita sendiri.
“Kalaupun ada tantangan kita hadapi dengan gagah, dengan tegar, mungkin ada beberapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit dengan tingkat yang baik,” pungkasnya.
Rupiah Relatif Stabil
Dari pasar modal Indonesia diketahui bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan masih relatif stabil meskipun ada tendensi melemah setelah libur panjang Lebaran.
Seperti dikutip dari pantauan CNBC Indonesia Research yang dilansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah di awal perdagangan pasca libur panjang Lebaran selama 10 tahun terakhir seringkali ditutup melemah.
Rupiah hanya menguat sebanyak tiga kali yakni pada 2016, 2019, dan 2023. Sementara sisanya, rupiah tampak melemah bahkan rupiah sempat ambruk lebih dari 2% pada 16 April 2024.
Aksi Trump Pekan Lalu
Analis ini menyatakan bahwa Selasa (8/4/2025) menjadi momen yang ditunggu pelaku pasar mengingat ini adalah hari pertama perdagangan usai libur panjang Lebaran dengan total 11 hari.
Hal lain yang patut menjadi perhatian adalah momen di pekan lalu yakni saat Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif resiprokalnya terhadap mitra dagangnya, termasuk Indonesia yang kena sebesar 32%.
Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi
Hal ini akan berdampak negatif pada tidak lakunya barang Indonesia di AS mengingat harga barang yang masuk ke AS akan cenderung lebih mahal dari biasanya. Alhasil, masyarakat di AS akan cenderung memilih produk AS dibandingkan impor dari Indonesia.
Apabila hal ini terus dibiarkan, maka suplai dolar AS Indonesia akan berkurang dan nilai tukar rupiah dapat terus mengalami tekanan.
Proyeksi Rupiah Selasa 8 April 2025
Mega Capital Sekuritas (MCS) mengamati tekanan depresiasi yang kuat terhadap rupiah di pasar forward luar negeri. Namun, tekanan depresiasi tersebut mereda hari ini, seiring dengan turunnya indeks dolar AS (DXY) yang per 4 April 2025 berada pada posisi 103,02.
Oleh karena itu, MCS memperkirakan rupiah akan tetap terkendali pada Selasa besok, berada di kisaran Rp16.500-16.600 per dolar AS.
Ekspektasi depresiasi rupiah ini juga disampaikan oleh Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, bahwa rupiah cukup rentan mengalami lonjakan dari level penutupan terakhir ke atas level Rp16.700/US$.
Namun ia juga mengingatkan bahwa dampaknya tidak akan sama seperti kondisi saat rupiah melemah pada tahun 1998, karena saat ini struktur ekonomi kita jauh lebih solid.
Kita memiliki sektor ekspor andalan seperti batu bara dan komoditas lainnya yang justru akan terdampak positif jika terjadi tren penguatan global dolar AS.
Selain itu, kita juga banyak mengimpor barang dari negara-negara seperti China dan kawasan ASEAN, yang mata uangnya juga turut tertekan oleh dolar AS. Hal ini akan membantu menahan lonjakan harga barang impor yang kita konsumsi.
Tanggapan lain dilontarkan oleh Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi yang membahas soal intervensi yang dapat dilakukan Bank Indonesia (BI).
“Untuk menstabilkan nilai tukar, kami mengusulkan intervensi moneter yang terarah dengan tujuan menurunkan nilai tukar ke level Rp16.400/US$,” kata Fithra.
Berdasarkan analisis impulse response function (IRF), diperkirakan bahwa setiap injeksi cadangan devisa sebesar US$1 miliar dapat menguatkan rupiah sekitar 100 poin.
Analisis ini juga menunjukkan bahwa efek tersebut paling kuat terjadi pada periode awal setelah guncangan dan tetap bertahan, meskipun dengan intensitas yang menurun seiring waktu.
“Ini menunjukkan bahwa intervensi di pasar valuta asing dapat menjadi alat yang efektif untuk mengelola volatilitas IDR dalam jangka pendek hingga menengah,” pungkasnya.
Dia menyarankan untuk melakukan strategi dua tahap.
Tahap pertama (April), injeksi langsung sebesar US$2-3 miliar akan menjadi sinyal kuat bagi pasar, menambatkan ekspektasi dan mengurangi tekanan spekulatif.
Tahap kedua (Mei) akan dilakukan dengan injeksi lanjutan sebesar US$2 miliar, tergantung pada perkembangan pasar, indikator makroekonomi, dan perilaku arus modal.
Dari sisi lain, Ekonom ASEAN dari UOB, Enrico Tanuwidjaja, menyarankan agar pemerintah memicu strategi ekonomi circular untuk lebih menggunakan kekuatan utama pasar domestik Indonesia, strategi substitusi yang bisa secara konsisten menurunkan ketergantungan terhadap impor yang terlalu besar, dan memperdalam pasar finansial di Indonesia.
Enrico juga memproyeksikan bahwa pada akhir Q3-2025, rupiah dapat menyentuh level Rp17.200/US$. (*)
Awaluddin Awe
awal.batam@gmail.com
Dari berbagai sumber