Gerakan Aktivis 98 Tolak Capres Pelanggar HAM Berat dan Politik Identitas, Percayakan Ganjar Pimpin Indonesia

  • Bagikan

PARA Aktivis 98 yang tergabung dalam Gerakan Aktivis 1998 menyampaikan pernyataan politik terbaru di Jakarta, Jumat (13/10/2023). Mereka menolak Capres Pelanggar HAM berat dan Politik Identitas, serta memercayakan Ganjar Pranowo memimimpin Indonesia. (Foto : dokumen pribadi)

JAKARTA,HARIANINDONESIA.ID

Sebuah gerakan baru datang dari para Aktivis 98 yang pernah meruntuhkan kekuasaan Soeharto. Mereka menolak Calon Presiden yang diduga melakukan pelanggaran HAM Berat dan Politik Identitas, dan memercayakan Ganjar Pranowo memimpin Indonesia.

Pernyataan politik terbaru yang datang dari Gerakan Aktivis 1998 (Gerak 98) disampaikan dalam satu forum resmi di Jakarta, Jumat (13/10/2023). Pernyataan ini disampaikan Mixil Munir (Forkot), Dadi Palgunadi (Frontjak), Lukman (FAMRED) dan Rahayu Setiawan (GEMA IPB).

Dalam pengantar pernyataannya Gerak 98 menyampaikan bahwa tahun 2024-2034 adalah tahun vivere pericoloso, tahun genting apakah arah laju perkembangan masyarakat Indonesia dapat berada di rute yang semestinya. Berjalan ke arah lebih baik, atau terhambat oleh anak sebangsa sendiri dan pihak luar yang berniat menggagalkan tujuan Indonesia Emas 2045, dan Tahun 2024 merupakan momentum genting, pergantian pimpinan republik presiden dan wakil presiden
baru. Salah memilih, menyerahkan mandat republik. Maka konsekuensi logis yang diterima adalah proses pembangunan akan terhenti, mundur dan gagal.

GERAK 98 yang hadir dalam
pergolakan perubahan, bersama-sama lapisan rakyat melawan penyakit akut rezim Orde Baru dengan enam
tuntutan.
Pertama, penegakan supremasi hukum. Kedua, pemberantasan KKN.
Ketiga, pengadilan mantan
presiden Soeharto dan kroninya. Keempat, amandemen konstitusi.
Kelima, pencabutan dwifungsi ABRI
(TNI/Polri).
Keenam, pemberian otonomi daerah seluas-luasnya.

“Tetapi Pasca Reformasi, hingga kini beberapa tuntutan reformasi tersebut dengan tujuan merealisasikan mimpi negara kesejahteraan (welfare state) untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan Sejahtera itu belum memuaskan ekspektasi rakyat.” Papar pernyataan Gerak 1998.

Disebutkan, pemberantasan KKN telah gagal, indeks korupsi semakin tinggi dan
pelakunya menyebar tidak saja di pemerintahan pusat, merambah hingga tingkat desa.

Situasi hari ini, tegas Gerak 98, kehidupan perpolitikan di Indonesia cenderung oligarki, berkonsolidasi berbasis pada pencapaian—normalisasi, tidak berkorelasi mendorong Indonesia yang lebih demokratis. Hal ini disebabkan karena elit telah mampu beradaptasi mengikuti dan memproduksi aturan main demokrasi yang ada untuk
memuluskan kepentingan mereka.

“Benar kiranya Lord Acton dengan adigiumnya “power tends to corrupt, and absolute power corrupt
absolutely” kini mulai tampak symptom penyakit kronik Orde Baru versi baru, daya upaya dikerahkan untuk
mempertahankan status quo cawe-cawe dengan bingkai populisme tanpa asas idiologis tergantikan dengan
asas algoritmik, berdiaspora menjadi ABS (Asal Bapak Senang) dan ABG (Asal Bapak Gue), menabarak etika
politik.” tulis Gerak 98.

Ada kecenderungan menyajikan politik instan, mengkesampingkan proses politik. Hasilnya adalah politik gimmick asalkan mendapatkan trending public, pandai berkata-kata, kering tawaran strategis, serta nol besar dalam kerja
untuk memajukan Indonesia.

Gerak 98 juga menyoroti di sektor ekonomi. Pemberian otonomi dengan harapan akan menumbuhkan pemerataan pembangunan
ternyata tidak mengalami perubahan yang memuaskan. Terbukti pusat ekonomi 55,56% masih terpusat di Jawa. Tingkat kemiskinan meski mengalami tren penurunan. Namun, angka ketimpangan justru meningkat.

SIMAK JUGA :  PAN : Koalisi dengan Gerindra Belum Final

Meski demikian, GERAK 98 tetap optimis memandang masa depan bangsa ini. Sebagai ilustrasi, Bonus Demografi Indonesia tidak akan sama
dengan negara gagal yang memanfaatkannya seperti Brazil dan Afrika Selatan.

“Kami siap membawa keberhasilan mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 dengan memiliki pemimpin dengan political will yang kuat, bersih, memiliki rekam jejak yang terhindar dari elit kroni Orde Baru, gerak cepat, gesit, sehat, toleran, inklusif, mampu bekerja, berinisiatif, kreatif, lahir dari rakyat serta selaras pikiran, perkataan dan perbuatan (integritas).” tegas para Aktifitis Gerakan 98 ini.

Percayakan Masa Depan Indonesia kepada Ganjar Pranowo

Dalam pernyataan yang sama, dalam kaitan penanganan kepemimpinan Indonesia ke depan yang dalam bahasa Gerak 98 mereka masih memiliki optimisme, mereka menyebut Ganjar Pranowo adalah jawaban pemimpin ke depan.

Gerak 98 menilai, dalam kepemimpinan Ganjar, Jawa Tengah mampu
menurunkan jumlah angka kemiskinan tertinggi di Indonesia, provinsi paling transpran, meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui UMKM, heterospace, berhasil menurunkan angka stunting, kesehatan ibu
dan anak, pemerataan ekonomi berbasis pembangunan desa dan link and match dunia pendikan dan industri melalui SMA/SMKA boarding school yakni SMK Negeri Berasrama Gratis bagi warga miskin.

Selain itu Gerak 98 juga menyatakan Ganjar Pranowo lahir dari rahim proses politik, ditempa, dibentuk dengan nilai-nilai idiologis kerakyatan, terlibat dalam advokasi perjuangan rakyat semasa kuliah dengan membela petani
Kedung Ombo dari penggusuran rezim Orde Baru dan kader GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia).

“Hasilnya adalah pemimpin yang selaras antara teori dan praktik, bukan jago kata-kata.” Papar Gerak 98.

Berkaitan dengam hal itu, GERAK 98 yang merupakan kumpulan aktivis 98 yang menyatakan diri kembali menyatukan sikap, setelah berdiaspora kedalam berbagai aktivitas, beragam profesi, afiliasi politik dan ragam advokasi kerakyatan, saat perjuangan menggulingkan rezim orde baru tahun 1998 silam, para personil Gerak 98 tergabung dalam berbagai organ mahsiswa yang ada saat itu, Forkot, FKSMJ, Frontjak, FAMRED, GEMPUR, Front Kota, FPPHR, GEMA IPB, KB UI dan tersebar di berbagai daerah.

Setelah beberapa kali melakukan pertemuan marathon dan juga Focus Group Discussion (FGD), semua bersepakat untuk berhimpun ke dalam Gerak 98 dan menyatakan sikap seperti dalam pernyataan sikap kami, tegas, HitamPutih tidak Abu-Abu dalam positioning politiknya, yaitu:

1. Mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden RI.
2. Menolak capres pelangggar HAM dan politik identitas.
3. Mengadakan deklarasi tanggal 17 Oktober 2023, di Gedung Juang untuk mendukung Ganjar Pranowo
4. Menyerukan Aktivis 98, Lintas Generasi, Organisasi Masyarakat Pro Demokrasi, dan Lapisan Rakyat
mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden RI. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *