Ekonomi Batam Mulai Menggeliat Lagi, Perbankan dan Sektor Keuangan Juga Mulai Membaik

  • Bagikan

RONY U BARUS

PENGANTARWartawan Harianindonesia.id Jakarta, Awaluddin Awe, sempat menyaksikan proses landainya Covid -19 di kota Batam, sebagai sinyal kebangkitan ekonomi Batam. Mulai hari ini, dia akan menuliskan hasil pengamatan dan konfirmasinya atas situasi di Batam dalam laporan bersambung, dimulai pada hari ini. (REDAKSI).

BATAM – Menyaksikan perubahan suasana dari masa sangat mencekam sejak awal masuknya Covid -19 di Indonesia pada Maret 2020 hingga gambaran akan selesainya masa Covid -19 pada akhir 2021 di kota Batam sungguh menjadi kepuasan tersendiri.

Sebelumnya saya sempat ke Legian Bali untuk transit sementara sebelum melanjutkan perjalanan ikut Munas Kadin Indonesia di Kendari, Sultra. Kondisi Legian yang dulu hiruk pikuk dengan generasi ‘ tangan diatas’, saat saya datang, benar benar seperti kampung pada tahun 1945 dulu. Bedanya di Legian banyak gedung berlantai.

Tapi menyusuri Legian pada malam hari, benar benar seperti kota mati. Seperti tidak ada kehidupan.

Batam di awal Covid juga seperti itu, tapi tak sesepi Legian. Banyak hotel, mall dan pasar tutup ya. Tapi kehidupan masih tetap berjalan normal. Para pesuka kehidupan malam di kota Batam masih punya tempat nongkrong di pinggir jalan. Masih ada warung kopi yang setia menyediakan kopi seharga 3.000 satu cangkir.

Kini, Batam sudah mulai menggeliat lagi. Hampir semua aktifitas sudah mulai berjalan lagi, termasuk para driver GoCar. “Sudah mulai berdatangan orang luar bang, tapi dari Singapura masih belum bang,” aku seorang driver GoCar di Batam tapi minta namanya tidak ditulis.

Sangat menarik. Dentingan suara alat pekerja konstruksi di sejumlah bangunan pencakar langit di kota Batam juga mulai nyaring terdengar yang menandakan pembangunan Batam harus dimulai lagi.

One Mall Batam Centre, malah menjadikan momen landainya Covid-19 sejak awal Desember 2021 untuk melakukan pre-launchingnya, Sabtu lalu.

Sejumlah mall besar seperti Nagoya Hill, Kepri Mall dan Mall UKM DC Mall juga mulai diserbu para pengunjung. Begitu juga dengan cafe cafe antik yang banyak bertumbuhan di kota Batam.

Sektor industri manufaktur dan galangan kapal juga sudah mulai beroperasi kembali. Mereka sudah mulai melakukan kegiatan ekspor dan pengiriman pesanan kapal yang sempat tertunda akibat ‘pulang kampungnya’ sejumlah tenaga asing di sektor usaha tersebut.

“Para ekspatriat teknik dari luar itu sudah masuk dan kami sudah mulai bekerja kembali,” kata Denis, seorang profesional yang bekerja disebuah perusahaan penghasil bahan untuk pembuatan Dump Truck di Kawasan Industri Kabil (KIK).

Industri perhotelan juga sudah dapat napas lagi dengan masuknya pengunjung lokal dan dalam negeri. Berbagai iven dan rapat rapat sudah mulai dipindahkan ke kota Batam.

Salah satu kawasan tempat pertemuan sekaligus ajang relaksasi selera di kota Batam yang kini juga mulai ramai diserbu pengunjung adalah Harbour Bay, yang terletak di Kawasan Jodoh, Nagoya.

Jika terlambat saja masuk ke kawasan itu, maka akan sulit mendapatkan tempat untuk parkir mobil.

Apa lagi, pasar rakyat?Sama saja. Pasar Jodoh yang merupakan sumber pemasok bahan peralatan rumah tangga, rumah makan dan sejumlah foodcourt di kota Batam, sejak dari pagi hingga siang dan sore hari terus diserbu para ibu ibu, kadang ada ditemani si bapak juga.

Wajah wajah optimistik di kota Batam juga sudah mulai terlihat di semua tempat. “Kami memang sedang menghidupkan mesin ekonomi kota Batam di semua lini. Sebab kondisi Covid -19 di kota Batam kini sudah nol positif,” papar Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, dalam satu kesempatan di Batam.

Vaksinasi warga kota Batam juga sudah mencapai tingkat sangat aman bagi pengembangan virus Covid -19 yakni mencapai 99,98 persen di tingkat usia produktif dan oranh tua.

Selanjutnya, Polda Kepri bersama Polresta Barelang sedang menyasar vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun. Targetnya adalah supaya terjadi juga kekebalan kelompok (herd immunity) di tingkat anak anak se usia itu.

Kapolresta Barelang, KBP Yos Guntur, Sik, saat menyaksikan dari dekat pelaksanaan vaksinasi bagi anak anak usia 6-11 di salah satu SD Tembesi, Sagulung, menyatakan target 1.000 anak siap vaksin di tempat tadi.

Mari Kita Lihat Perkembangan Perbankan Support di Batam

Kasat mata yang terlihat di Batam saat ini, ternyata ‘setali mata uang’ dengan kondisi perbankan dan sektor keuangan di kota Batam.

Kepala OJK Propinsi Kepri, Rony U Barus, pada satu kesempatan kepada Wartawan HI, Awaluddin Awe, menjelaskan, permintaan kredit dari perbankan di Kota Batam sampai akhir September 2021 naik 2.52 persen years to years (yoy) menjadi Rp38,67 Triliun dari sebelumnya Rp37,77 triliun pada Desember 2020, meski realisasi kredit pada tahun 2019 sempat moncer di posisi Rp37,97 atau turun sekitar -0.53 persen dibanding 2020.

SIMAK JUGA :  Dideportasi di Singapura, UAS : Negara Kecil Sombong, Kita kencingi Tenggelam Dia

Salah satu sektor pembiayaan yang berkembang baik di kota Batam sampai akhir 2021 adalah pinjaman peer to peer lending (pinjaman online) di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 158,71 persen (year to date) menjadi sebesar Rp201 M pada posisi 30 September 2021.

Pada tahun sebelumnya juga terjadi peningkatan outstanding pinjaman peer to peer lending sebesar 11,49 % (yoy) dari sebesar Rp70 M (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp78 M (posisi Desember 2020).

Sektor pasar modal di Kota Batam pun menunjukan tren peningkatan sampai dengan September 2021, baik dari jumlah investor maupun transaksi dan kepemilikan investor atas saham perusahaan tercatat.

Jumlah investor pasar modal di Kota Batam mengalami peningkatan 55,21% (ytd) menjadi 49.270 SID posisi September 2021, sebelumnya juga meningkat 67,34% (ytd) menjadi sejumlah 31.743 single investor identity (SID) pada posisi Desember 2020.

Investor saham aktif melakukan transksi penjualan dan pembelian saham yang tercatat akumulasinya sejak Januari 2021 sampai dengan September 2021 mengalami peningkatan sebesar 39,19% (ytd) menjadi Rp26.555,74 M posisi September 2021.

Akumulasi periode tahun 2020 sebelumnya juga meningkat sebesar 146,82% (ytd) menjadi Rp19.078,73 M dengan kepemilikan saham pada posisi September 2021 sebesar Rp2.210,60 M atau meningkat 37,57% (ytd).

Penyaluran kredit sektor ekonomi untuk Pemilikan Rumah Tinggal Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 3,74% (ytd) menjadi sebesar Rp7,32 T pada posisi 30 September 2021.

Padahal pada tahun sebelumnya terjadi penurunan sebesar 0,06% (ytd) dari sebesar Rp7,06 Triliun (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp7,05 Triliun pada posisi Desember 2020.

Sektor perdagangan dan usaha kecil dan menengah juga mulai terlihat menggeliat di Batam.

Penyaluran kredit sektor ekonomi untuk Perdagangan Besar dan Eceran Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 2,80% (ytd) menjadi sebesar Rp6,32 T pada posisi 30 September 2021.

Padahal pada tahun sebelumnya terjadi penurunan sebesar 4,09% (ytd) dari sebesar Rp6,40 T (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp6,14 T (posisi Desember 2020).

Sementara, total penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMI) pada sektor perdagangan sudah mencapai sebesar Rp801,86 M (posisi 26 November 2021).

Begitu pula dengan penyaluran kredit sektor ekonomi untuk Industri Pengolahan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 pun mengalami peningkatan sebesar 2,64% (ytd) menjadi sebesar Rp4,98 T pada posisi 30 September 2021.

Sektor kredit ini juga mengalami peningkatan sebesar 6,07% (ytd) dari sebesar Rp4,57 T (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp4,85 Triliun pada posisi Desember 2020.

Penyaluran pembiayaan Bank Umum Syariah dan UUS Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 pun ikut juga mengalami peningkatan sebesar 12.67% (yoy) menjadi sebesar Rp4,4 Triliun pada posisi 30 September 2021.

Malah, sektor kredit ini terus mengalami peningkatan sebesar 6,07% (ytd) dari sebesar Rp4,57 Triliun (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp4,85 Triliun pada posisi Desember 2020.

Tetapi sejumlah konsentrasi pembiayaan kredit perbankan dan lembaga keuangan di Batam sampai akhir 2021 ini masih jeblok. Diantaranya adalah Penyaluran kredit sektor ekonomi untuk Transportasi, pergudangan dan komunikasi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 2,37% (ytd) menjadi sebesar Rp3,25 T pada posisi 30 September 2021.

Dimana pada tahun sebelumnya terjadi penurunan Penyaluran kredit sektor ekonomi untuk Transportasi, pergudangan dan komunikasi sebesar 7,01% (ytd) dari sebesar Rp3,58 T (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp3,32 T (posisi Desember 2020).

Begitu juga dengan leasing atau pembiayaan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 juga mengalami penurunan sebesar 1,59% (year to date) menjadi sebesar Rp3,27 T pada posisi 30 September 2021.

Kondisi sama juga terjadi pada tahun sebelumnya yakni terjadi penurunan piutang pembiayaan sebesar 15,01 % (yoy) dari sebesar Rp3,91 T (posisi Desember 2019) menjadi sebesar Rp3,32 T (posisi Desember 2020).

Terakhir, gambaran suram juga masih terlihat pada posisi tabungan masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) di Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mengalami penurunan seperempat atau sebesar 25.25% (yoy) menjadi sebesar Rp3,50 Triliun pada posisi 30 September 2021.

Tetapi dalam pandangan Rony Marbun, penurunaj disejumlah sektor pembiayaan dan pendanaan perbankan itu tidak akan berlangsung lama.

“Sejalan dengan menggeliat ekonomi Batam dan Kepri, saya yakin, yang turun turun tadi akan kembali naik. Percayalah,” pungkas bankir kelahiran Sumut ini.

Tetapi, satu kuncinya juga. Pimpinan BP Batam dan Walikotanya jangan suka sangar dengan pendatang. Sebab sikap sangar itu akan berpengaruh terhadap minat dan keinginan orang untuk datang ke Batam.

Itu aja, dulu (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *