Flayover Sungai Ladi dan Prospek Penanganan Kemacetan di Kota Batam, Dalam Kepemimpinan Baru

Oplus_0

Project Manager PT Adhi Karya Batam Syafarli ST dengan latar belakang flyover Sungai Ladi (foto : Awe)

BATAM – Sudah sejak lama kawasan Tiban – Baloi – Awal Bros dan Sekupang menjadi langganan macet. Malah tingkat kemacetan tersebut mencapai puncak tertinggi di kota Batam.

Oplus_0

Lalulintas angkutan barang, orang dan jasa di sana, terutama pada pagi hari (06.00 – 08.00 WIB) mencapai jumlah tinggi, melebihi dari kawasan lain di Batam.

Tetapi sejak awal tahun 2025, kawasan Sungai Ladi berubah menjadi daerah bebas macet, sejalan dengan selesainya dibangun dan telah dioperasikannya Flyover Sungai Ladu pada akhir tahun 2024 lalu.

Flyover Sungai Ladi dibangun oleh PT Adhi Karya dengan anggaran 138 miliar.

Proyek Flyover Sungai Ladi memiliki panjang secara keseluruhan 1,225 meter yang terdiri dari panjang bentangan flyover 145 meter dengan lebar 14 meter dan tinggi 9,8 meter.

Sisanya adalah jalan penghubung ke arah masuk dan keluar flyover. Titik nol jalan ke flyover adalah di kawasan Vihara Umat Hindu di Sungai Ladi. Sementara ujungnya adalah menuju Awal Bros.

Bangunan flyover dibangun miring sesuai alur arah jalan dari Tiban ke Awal Bros.

Selain membangun flyover untuk mengatasi kemacetan, PT Adhi Karya juga membangun sejumlah ruas jalan di sisi kiri dan kanan fly over, yakni :

Ruas dari vihara ke arah tiban dengan panjang 500 m

Ruas dari Universitas Batam ke Baloi Kota dengan panjang 567 meter

Ruas dari sekolah Appel Tri ke Awal Bros sepanjang 431 meter

Dan ruas terakhir berupa pekerjaan Overplay dari SPBU ke Simpang Sedona sepanjang 397 meter.

“Seluruh pekerjaan paket Flyover Sungai Ladi kami rampungkan selama satu tahun, yakni dimulai dari awal Januari dan berakhir 31 Desember 2024,” jelas Project Manager PT Adhi Karya Batam Syafarli ST.

Menurut dia, seluruh pekerjaan dilakukan sendiri oleh tenaga teknis PT Adhi Karya, kecuali bentangan beton flyover yang dibeli dari PT Wika CLT.

Flyover Sungai Ladi juga dilengkapi dengan satu tempat untuk kegiatan selfie para pelancong yang kebetulan datang kesana.

Jadi Icon Kota Batam

Pembangunan Flyover Sungai Ladi berhasil mengurai kemacetan kendaraan dari arah Tiban ke Awal Bros dan Tiban Kota, yang notabene dikenal sebagai daerah paling macet di kota Batam, juga menjadi icon baru kota Kalajengking ini.

Bangunan flayover dan pembangunan sisi jalan di bawah bangunan flyover dari tiga sisi membuat bangunan ini menjadi fotogenic, apalagi jika difoto pada saat pagi hari.

Terbangunnya flyover Sungai Ladi juga mengubah wajah persimpangan Sungai Ladi menjadi cantek sekali. Sebab membawa pengaruh terhadap penampakan bangunan dan vihara disana.

Makanya, tak salah jika banyak warga pada sore hari pergi selfie di tugu flyover yang sengaja dibangun dengan memanfaatkan sisa tanah dibagian samping bangunan flyover dekat SPBU.

Tugu flyover terdiri dari pajangan nama flyover, lantai yang cukup luas dan prasasti peresmian flyover.

SIMAK JUGA :  Tim Puslitbang Mabes Polri Kunjungi Polda Kalteng

Tapi, Maaf Memunculkan Kemacetan Baru

Tetapi ternyata pembangunan flyover Sungai Ladi akan menimbulkan kemacetan baru dari pintu ke luar flyover dari Sungai Ladi ke arah Awal Bros.

Masalahnya adalah, terjadi penyempitan arus jalan dari SPBU ke pintu luar flyover ke arah Awal Bros.

Jalan overflay itu tidak bisa ditutup karena merupakan jalan lama dari Sungai Ladi ke arah Awal Bros atau ke flyover Laluan Madani.

Kemacetan akan terjadi apabila arus di flyover tinggi dan jalan overflay juga membengkak. Sementara jalan di depan pintu keluar flyover masih sempit, karena belum diperlebar.

Menurut Syafarli, secara teknis kemacetan di pintu keluar Flyover Sungai Ladi bisa diatasi dengan cara memperlebar jalan menuju Awal Bros.

Selain itu, program pelebaran jalan dari Sungai Ladi ke Awal Bros, juga berpotensi membuka jalur baru yang berlawanan dengan arah Sungai Ladi ke Awal Bros.

“Sebab dibagian hulu flyover terdapat arah jalan dari Sungai Ladi menuju Baloi Kota. Jika jalan baru ini terbangun, maka akan dapat mengurai kemacetan dari arah Awal Bros, Sungai Ladi dan Balai Kota,” ujar Syafarli.

Namun program jalan belum bisa dijalankan karena masih dalam tahap penyusunan teknis dari pihak BP Batam.

Syafarli berharap program perluasan muara Flyover Sungai Ladi bisa dilaksanakan secepatnya.

Butuh Flyover Baru

Pembangunan kota Batam memang membutuhkan dukungan flyover, termasuk flyover baru di kawasan Sungai Panas dan Batuaji serta sejumlah titik jalan lainnya di kota Batam

Pembangunan dan perluasan jalan di kota Batam mengakibatkan lalulintas harian (LHR) kendaraan terus meningkat. Peningkatan LHR ini pada satu titik tidak teratasi dengan baik dengan hanya menggunakan lampu merah.

Pemerintah memang perlu memberlakukan program satu arah dalam pengelolaan lalulintas jalan sehingga kemacetan bisa diatasi.

Pemerintah juga perlu melakukan rehabilitasi sisi kanan jalan dengan membangun trotoar ukuran besar yang dapat dipergunakan oleh pejalan kaki dan pesepeda.

Batam harus mengejar prediket baru sebagai kota dengan target pertumbuhan paling tinggi di Indonesia dan tetapi juga paling bersih.

Hasil pemantauan Harianindonesia.id selama dua hari, Rabu – Kamis (5-6/3/2025), sejumlah ruas jalan di kota Batam belum memiliki trotoar, sehingga terkesan masih kurang bersih terlihat di mata.

Kemudian, pengelolaan pohon dan tanaman di kota juga belum secara menyeluruh tersentuh program BP Batam. Sehingga sekali lagi, unsur keindahan kotanya tidak merata.

Pada bagian tertentu, tumpukan material sampah keras dan lunak masih gampang terlihat di sudut kita Batam.

Selain itu, masih banyak kendaraan roda empat yang parkir di pinggir jalan utama yang juga berpotensi mengakibatkan kemacetan di kota Batam.

Batam dibawah kepemimpinan baru, Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra memiliki potensi berkembang lebih cepat.

Sebab didukung oleh modal wawasan dan relasi yang lebih banyak dan memiliki potensi investasi yang juga lebih besar. (*)

Awaluddin Awe
awal.batam@gmail.com
081364025445
081287729752