Dugaan Gratifikasi Gubernur Sumbar, Mahyeldi Salahkan Sekda, Wartawan Senior : Jangan Cari Kambing Hitam

  • Bagikan

Gubernur Sumbar Mahyeldi lantik Hansastri sebagai Sekdaprov Sumbar di Auditorium Gubernuran di Padang, Kamis (12/8/2021 (

JAKARTA – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi angkat bicara soal heboh surat permintaan sumbangan yang dibubuhi tanda tangan dirinya. Mahyeldi menyebut bahwa surat yang beredar itu adalah urusan sekretaris daerah (sekda).

“Itu kan administrasi ya, administrasi di Sekda, sekretaris,” ucap Mahyeldi saat ditemui Detik. Com seusai melayat ke rumah duka Elly Kasim di Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (25/8/2021).

Mahyeldi tidak banyak menjawab saat ditanya soal surat sumbangan itu. Mahyeldi melempar persoalan tersebut kepada Sekda.

“Iya nanti Sekda lah yang menjelaskan, karena mereka yang tahu administrasinya kalau surat ini,” katanya.

Saat ditanya apakah dia yang menanda tangani surat tersebut, Mahyeldi tidak menjawab dengan tegas. Ia beralasan banyak surat yang harus ia tanda tangani setiap harinya.

“Kalau surat kan banyak yang saya tanda tangani, banyak, saya tiap hari kan ratusan kan,” ucapnya.

Diselidiki Polisi

Soal surat permintaan sumbangan untuk buku profil Gubernur Sumbar Mahyeldi ini kini tengah diusut polisi. Polisi sendiri telah menangkap 5 orang terkait surat tersebut.

Kelima orang tersebut bukan warga Sumbar. Mereka ditangkap karena diduga melakukan penipuan karena meminta sumbangan ke sejumlah pihak menggunakan surat bertanda tangan Gubernur Sumbar Mahyeldi.

Sementara polisi telah memeriksa 9 saksi, di antaranya Sekda Provinsi Sumbar Hansastri. Kepada polisi, Hansastri menyatakan surat tersebut dikeluarkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar.

“Iya. Kemarin Sekda sudah datang untuk dimintai keterangan. Dia mengakui surat itu berasal dari Bappeda,” kata Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Rico Fernanda kepada wartawan, Senin (23/8/2021).

Gubernur Minta Sumbangan’ dari Bappeda
Hansastri diperiksa pada Minggu (22/8) di Satreskrim Polresta Padang. Diketahui, Hansastri menjabat Kepala Bappeda Sumbar saat surat permintaan sumbangan itu terbit. Namun ia mengaku tak mengetahui soal tanda tangan Mahyeldi di surat tersebut.

Polisi juga memeriksa orang dekat Gubernur Mahyeldi yakni Eri Santoso (ES). Keterangan ES, dia mengakui mengenalkan 5 terduga pelaku penipuan ke Mahyeldi.

“ES mengaku sebagai orang yang mengenalkan lima pelaku, yang sebelumnya kita amankan itu, kepada Gubernur,” jelas Rico.

Seperti diketahui, surat bertanda tangan Mahyeldi dan ber-kop surat Gubernur Sumatera Barat sempat heboh. Surat bernomor 005/3984/V/Bappeda-2021 tertanggal 12 Mei 2021 itu berisi tentang permintaan sumbangan untuk penerbitan profil dan potensi Provinsi Sumatera Barat.

SIMAK JUGA :  Penyuluh dari Kanwil Kemenkum DKI Beri Penyuluhan Hukum kepada Warga Cempaka Putih Barat

“Sehubungan dengan tingginya kebutuhan informasi terkait dengan pengembangan, potensi dan peluang investasi di Provinsi Sumatera Barat oleh para pemangku kepentingan, maka akan dilakukan penyebarluasan dan pemenuhan kebutuhan informasi tersebut dengan menerbitkan buku Profil ‘Sumatera Barat Provinsi Madani, Unggul dan Berkelanjutan’ dalam versi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris serta Bahasa Arab serta dalam bentuk softcopy,” demikian isi surat tersebut.

Pemuda Minang Kritik Mahyeldi

Donny Magek Piliang Aktivis 98 yang juga tokoh Pemuda Minangkabau yang bermukim di Yogyakarta mengatakan Mahyeldi tidak boleh menyalahkan bawahan karena pemimpin tertinggi di Sumbar itu Gubernur Mahyeldi.

“Tidak ada anak buah yang salah. Yang salah pemimpin. Itu seharusnya. Jangan cari kambing hitam. Tak elok, ” kata mantan Wartawan ANTV dan tvOne.

Menurut Donny asli Kamang Agam ini, Mahyedi sebagai gubernur tidak paham administrasi pemerintahan. ” Gawat nih Mahyeldi pemimpin yang mudah dibohongi. Dia pemimpin lemah ” Tegas Wakil Pemimpin Redaksi media online Harianindonesia.id dan kabarpolisi.com

Kedua Media ini adalah jaringan Media Kabarpolisi Media group yang terdiri dari 10 media online.

Siapa Sekda Sumbar

Sebelumnya Hansastri merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar. Diangkat oleh Gubernur Irwan Prayitno pada 27 Desember 2016. Saat itu Hansastri menggantikan Afriadi Laudin yang meninggal dunia pada 9 Agustus 2016.

Ada tiga nama yang diajukan gubernur kepada presiden melalui Mendagri, yakni Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi Usama Putra dan Staf Ahli Wali Kota Padang Andri Yulika, dan Hansastri Kepala Bappeda Sumbar.

Dari tiga nama itu, Hansastri memperoleh nilai tertinggi dari dua nama lainnya.

Awalnya Hansastri adalah ASN pada BPKP Sumbar. Pada 2012, Gubernur Irwan Prayitno kemudian menariknya jadi staf ahli gubernur bidang ekonomi dan keuangan yang kosong setelah pejabat lama Zainuddin menjadi kepala dinas pendapatan daerah.

Sebelumnya Hansastri pernah ikut seleksi untuk mendapatkan kursi Sekdaprov Sumbar pada 2018 jelang Sekdaprov Sumbar Ali Asmar pensiun. Bahkan masuk lima besar, tapi gagal masuk tiga besar.

Dalam pelantikan ini turut dihadiri oleh Ketua panitia seleksi, Hamdani, rektor Unand, Yuliandri dan Sekda terdahulu seperti Alwis.

Rizal Basri

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *