OPINI  

Pimpinan Daerah PPM Sumatera Barat, Yudha Putra: Diera Globalisasi Nilai Kebangsaan Semakin Memudar

Padang, harianIndonesia.Id – Dalam rangka memaknai peringatan hari kebangkitan nasional, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Panca Marga (PD PPM) Sumatera Barat Yudha Putra sangat prihatin melihat kondisi dan pergaulan generasi muda sekarang ini. Terutama, maraknya terjadinya aksi tawuran dan narkoba yang dilakukan oleh usia pelajar yang berdampak semakin terkikisnya rasa nasionalisme.

‘Disini terlihat jelas telah terjadinya abrasi kebangsaan yang semakin lama semakin terkikisnya oleh arus globalisasi, yang tidak terbendung dan tidak bisa diatasi oleh para pemuda seperti yang bergaya kebarat-baratan. Hal itu sehingga melupakan kebiasaan kita orang timur yang penuh dengan keramahan tamahan serta banyak meninggalkan kearifan lokal yang ditinggalkan nenek moyang kita, semua itu telah terjaga secara turun temurun menjadi adat istiadat dan budaya yang menguatkan rasa cinta tanah air. Semua itu menjadikan rasa nasionalisme yang tinggi kepada bangsa dan negara, “ujar Yudha Putra yang merupakan salah satu Alumni Lemhanas, kepada harianindonesia.id

Sanggup dan mampukah generasi muda sekarang ini menyambut Indonesia Emas 2045 nanti dengan memberikan kebanggaan sebagaimana yang menjadi tujuan para pahlawan kita yang telah mengorbankan harta benda bahkan nyawa untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dimana, Indonesia emas yang hanya sekira 20 tahun lagi.

“Saya sangat prihatin dengan kondisi rasa nasionalisme yang menjiwai kebangsaan karena sudah mulai memudarnya norma-norma adat dan budaya. Paga Diasak Urang Lalu (pagar digeser orang lewat-Red) maksudnya, generasi kita sudah mulai melupakan kebiasaan sebagai orang Indonesia yang mempunyai norma serta aturan dan itu harus diselesaikan dan diantisipasi terjadinya abrasi kebangsaan yang menggerus rasa nasionalisme akibat arus globalisasi,” ungkap Yudha.

Lanjutnya, “Pemerintah tidak boleh membiarkan hal ini terus terjadi dan harus menanamkan kembali rasa nasionalisme, cinta tanah air dengan melestarikan budaya, membiasakan kembali hidup bermasyarakat yang penuh keramahan serta menjadikan rasa nasionalisme cinta tanah air ini dalam kurikulum pembelajaran karakter yang mengarah kepada kedisiplinan dan bangga terhadap rasa nasionalis cinta tanah air jangan sampai terjadi paga diasak urang lalu, pungkas Yudha mengakhiri. (Debe)

SIMAK JUGA :  Catatan Menjelang Rakernas, PKDP Harus Dikembalikan kepada IKA Kecamatan