Arsyad Rasyid, Pengusaha Pionir Beraset Rp50 Triliun Lebih

  • Bagikan

JAKARTA – Musyawarah Nasional Kadin Indonesia yang semula digelar di Bali, 2-4 Juni 2021, kini dipindahkan ke Kendari pada 30 Juni, hanya menampilkan dua calon ketua umum saja. Keduanya adalah Arsyad Rasyid dan Anindya Novyan Bakrie.

Untuk mengenal lebih dekat siapa kedua calon ketum Kadin Indonesia itu, Harianindonesia.id menuliskan profil keduanya:

Arsjad Rasjid P.M., lahir di Jakarta, 16 Maret 1970 adalah Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk., posisi yang pertama kali didudukinya pada tahun 2005.

Selain di bidang energi, ia juga menduduki beragam posisi di beberapa perusahaan bidang media, keuangan dan teknologi.

Selain menjabat Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsyad juga Komisaris PT Kideco Jaya Agung,
Komisaris PT Grab Teknologi Indonesia, Komisaris PT Net Mediatama Televisi (NET), Komisaris Utama PT Petrosea Tbk.

Di bawah payung PT Indika Energy Tbk., Arsjad berhasil membesarkan aset perusahaan sekitar 7x lipat dari Rp 2,78 triliun menjadi Rp 18,28 triliun dalam jangka waktu 6 tahun yaitu pada periode tahun 2005 – 2011 melalui strategi akuisisi. Posisi aset terbaru ada di kisaran Rp. 50 Triliun.

Arsjad menahkodai sekitar 10.000 lebih karyawan di dalam Indika Energy Group dan memimpin perusahaan melakukan turnaround atas kinerja perusahaan yang terdampak penurunan harga batubara pada periode tahun 2013 – 2016 hingga akhirnya kondisi perusahaan berbalik positif.

Arsjad juga memimpin PT Indika Energy Tbk. untuk melakukan diversifikasi usaha dengan berinvestasi di sektor non batubara, seperti pertambangan emas, teknologi digital, hingga solusi energi terbarukan.

Saat ini, Arsjad menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN bidang Pengembangan Pengusaha Nasional yang fokus untuk mengakselerasi kewirausahaan nasional yang inklusif dan terarah, termasuk mengembangkan wirausaha sosial dan pemula.

Arsjad juga menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Dana dan Sarana KADIN periode 2008 – 2013.

Latar Belakang dan Pendidikan

Arsjad adalah putra dari pasangan H.M.N. Rasjid (Purnawirawan TNI AD) dan Hj. Suniawati. Ayahnya berdarah Palembang, sedangkan Ibunya berdarah Sunda-Tionghoa.

Arsjad menimba ilmu di University of Southern California di bidang Computer Engineering pada tahun 1990.

Selain itu, beliau juga mendalami ilmu di bidang Administrasi Bisnis yang membuahkan gelar Bachelor of Science dari Pepperdine University, California, Amerika Serikat pada tahun 1993.

Pengalaman Profesional

Direktur Utama, PT Indika Energy Tbk. (2018 – sekarang)
Komisaris, PT Kideco Jaya Agung (2004 – sekarang)
Dewan Penasehat, Alpha JWC Ventures I GP, Ltd. (2016 – sekarang)
Komisaris, PT SRC Indonesia Sembilan (2019 – sekarang)
Komisaris, PT Grab Teknologi Indonesia (2020 – sekarang)
Ketua Dewan Penyantun, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) (2021 – sekarang)
Ketua Dewan Pengawas, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) (2012 – sekarang)
Dewan Penasehat, Indorelawan (2013 – sekarang)
Penasehat, PT Asuransi Cakrawala Proteksi (2013 – sekarang)
Penasehat, PT Majoris Asset Management (2015 – sekarang)
Penasehat, PT Cakrabuana Ventura Indonesia (2015 – sekarang)
Ketua Pembina, Indika Foundation (2017 – sekarang)
Komisaris, PT Net Mediatama Televisi (NET.) (2014 – 2020)
Direktur Utama dan CEO Grup, PT Indika Energy Tbk. (2016 – 2018)
Komisaris, PT Tripatra Engineers & Constructors (2007 – 2017)
Komisaris, PT Tripatra Engineering (2007 – 2017)
Komisaris Utama, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (2010 – 2017)
Wakil Direktur Utama dan CFO Grup, PT Indika Energy Tbk. (2013 – 2016)
Komisaris Utama, PT Petrosea Tbk. (2015 – 2016)
Komisaris, PT Petrosea Tbk. (2013 – 2015)
Direktur Utama dan CEO Grup, PT Indika Energy Tbk. (2005 – 2013)

Penghargaan

Arsjad memiliki ketertarikan di ranah kewirausahaan sosial (social entrepreneurship), pendidikan toleransi dan keberagaman, serta kebangasaan.

Arsjad pernah terpilih sebagai Young Global Leader 2011 dari World Economic Forum (WEF) dan menerima penghargaan sebagai Best Executive di Indonesia pada tahun 2010 dari Asiamoney.

Kadin Legacy

Satu hal menarik dari pemunculan Arsyad Rasyid menjadi Caketum Kadin Indonesia, adalah dirinya tidak ingin hanya sekedar menjalankan kegiatan rutin kadin sebagai payung perusahaan di Indonesia.

Arsyad menginginkan ada legacy, sesuatu yang kemudian dikenang pengusaha Indonesia, sebagai hasil dan karya dirinya jika menjadi Ketum Kadin Indonesia kelak.

Legacy itu adalah, mengubah UU No 1 1987 tentang Kadin menjadi lebih baru dan adaptif dengan perkembangan terkini dan mampu menampung perkembangan dunia usaha yang terbaru.

SIMAK JUGA :  Kisruh Kadin Sumbar, Mahyeldi Jamu Keduanya di Istana Gubernuran

Kemudian, Arsyad menginginkan ada Peraturan Pemerintah tentang Kadin sehingga dapat berjalan lebih maksimal dan kolaboratif dengan pemerintah, propinsi dan kabupaten kota.

Arsyad juga menginginkan Surat Keputusan Presiden tentang Organisasi Kadin, sehingga Kadin memiliki landasan hukum operasional yang kuat dalam menjalankan misinya.

Arsjad Rasjid memutuskan maju mencalonkan diri dalam bursa Calon Ketua Umum (Ketum) KADIN periode 2021-2026. Pria berusia 51 tahun akan bersaing dengan kandidat lainnya, yakni Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie.

Sebelum memutuskan deklarasi pada 26 Maret 2021 lalu, Arsjad yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY), bercerita bahwa butuh waktu dalam memantapkan diri untuk maju ke bursa Ketum KADIN.

Sebagai sosok yang jarang muncul di publik, Arsjad mengaku keinginan untuk mengabdi muncul saat hadir di sebuah forum bisnis di Negeri Jiran saat usianya 48 tahun. Kala itu, ia mendapat rekomendasi sebuah buku, yang isinya tentang apa yang bakal dilakukan setelah usia 50 tahun.

“Saat umur 48, pergi ke Singapura ada acara. Saya dapat rekomendasi baca buku Half Time. Kehidupan ada babak half time atau istirahat. Mau ngapain? Itu jadi kepikiran,” kata Arsjad dalam wawancara program The CEO di Kantor Redaksi kumparan di Jakarta Selatan, Rabu (14/4).

Keinginan untuk mengabdi setelah usia 50 tahun belum memudar, namun mulai menguat ketika ia terkena COVID-19 dan kemudian harus menjalani operasi jantung di akhir 2020. Di situ, ia berhasil sembuh.

Baginya, kesembuhan itu seperti mukjizat karena berhasil melalui ujian COVID-19 dan operasi jantung. Kemudian, ada senior di KADIN yang meminta dirinya untuk memikirkan opsi maju di bursa calon ketua umum.

Setelah yakin, ia selanjutnya meminta masukan dari internal keluarga. Ia mengibaratkannya sebagai Rapat Umum Perusahaan Luar Biasa atau ‘RUPSLB’ versi mini.

Arsjad meminta masukan dari istri dan ketiga anaknya. Semuanya mendukung. Ia sedikit kaget juga, karena dirinya pernah menggelar ‘RUPSLB’ serupa saat ramai berseliweran calon menteri pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin tahun 2019 silam.

Putri dan istrinya kala itu keberatan bila Arsjad menjadi menteri dan bagian dari pemerintahan. Dengan canda, sang istri mengaku tak bersedia ikut kegiatan ibu-ibu istri pejabat seperti Dharma Wanita.

“(Pas dekat pengumuman Menteri Jokowi-Ma’ruf Amin) Ini 50:50, RUPSLB enggak pas. Saya usaha enggak diangkat (jadi menteri). Waktu ini (KADIN), istri saya malah bilang, ini bisa melayani dan kontribusi, tapi bukan pejabat negara. Saya dengarkan opini mereka (anak dan istri),” tambahnya.

Saat restu dari keluarga sudah dikantongi, ia kemudian berbicara dengan rekannya sesama pendiri Indika Energy, Agus Lasmono. Agus mendukung pencalonan dirinya, dengan syarat tidak keluar dari perusahaan.

Arsjad mengaku motifnya maju benar-benar ingin mengabdi, bukan sekadar ingin rutin ketemu menteri dan presiden. Kalau urusan bertemu pejabat negara, menurutnya sudah sering sebagai seorang pengusaha dan CEO perusahaan.

Ia ingin membawa organisasi KADIN sebagai ‘rumah’ kolaborasi dan terbuka atau inklusif buat teman-teman pengusaha serta asosiasi di pusat maupun di daerah.

Di mana, Arsjad bakal menempatkan KADIN daerah dan asosiasi mirip dengan pemegang saham dalam sebuah korporasi. KADIN pusat sebagai induk perusahaan akan memberikan dividen berupa value kepada anggotanya.

Ia juga bercerita, deklarasi yang dilakukan jauh-jauh hari bisa menyerap seluruh aspirasi. Aspirasi itu memperkuat rencana dan programnya seperti bakal mengubah struktur organisasi di KADIN. Konsepnya adalah akan ada kabinet atau divisi di KADIN yang serupa dengan nama kementerian/lembaga di pemerintahan.

Misalnya, ada divisi atau menteri ESDM di internal KADIN. Tujuannya agar komunikasi dengan regulator lebih tepat, kemudian bisa mengikuti kebijakan dan memberikan masukan ke pemerintah. Selain itu, konsep ini bisa juga menyalurkan aspirasi dari teman-teman pengusaha daerah dan asosiasi secara tepat.

“Kita ada Menteri Pertanian, kalau ada buat policy bisa ngobrol. Supaya man to man marking, karena policy banyak. Kita juga bisa jembatani untuk policy,” sebutnya. (*)

Awaluddin Awe
dari berbagai sumber

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *