Israel Negara Pertama yang Pakai Vaksin Oral

  • Bagikan

Pekerja medis Israel menyiapkan dosis vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 pada 5 Juli 2021, di Tel Aviv. (foto tribun)

HARIANINDONESIA.ID – Israel menjadi negara pertama di dunia yang akan menerapkan vaksin Covid-19 Oral.

Ujicoba vaksin ini sudah mulai dilakukan setelah mendapat persetujuan dari badan kesehatan setempat.

Dengan demikian, maka Israel menjadi negara pertama yang akan memvaksin warganya tanpa harus disuntikkan.

Tentu saja vaksin dalam bentuk oral ini dinilai lebih murah dan cepat membuatnya.

Harapan kedepannya vaksin oral ini juga lebih gampang didistribusikan kepada negara menengah yang membutuhkannya

Sebuah perusahaan Israel akan menjadi yang pertama di dunia yang memulai uji klinis vaksin Covid-19 oral.

Oravax Medical, anak perusahaan Oramed Pharmaceuticals yang berbasis di Yerusalem, telah menerima lampu hijau untuk memulai studi dari Institutional Review Board di Sourasky Medical Center di Tel Aviv.

Tim tersebut kini menunggu persetujuan dari Kementerian Kesehatan Israel, yang diharapkan diberikan dalam beberapa minggu.

CEO Oramed Nadav Kidron mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa vaksin oral akan lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah dibuat daripada vaksin yang disuntikkan.

Terlebih lagi, vaksin Covid-19 jenis ini akan dapat dengan mudah didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

“Vaksin Covid-19 oral akan menghilangkan beberapa hambatan untuk distribusi skala luas yang cepat, yang berpotensi memungkinkan orang untuk menggunakan vaksin sendiri di rumah,” katanya melansir Daily Mail pada Kamis (22/7/2021).

Kemudahan penggunaan menurutnya sangat penting saat ini, untuk mempercepat tingkat inokulasi.

Vaksin oral bisa juga dinilai akan jadi sangat berharga jika vaksin Covid-19 direkomendasikan diberikan setiap tahun seperti suntikan flu standar.

“Teknologi untuk membuat vaksin Covid-19 ini sama dengan yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan kapsul insulin untuk pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2,” kata Nadav Kidron kepada The Jerusalem Post.

SIMAK JUGA :  AS Carikan Celah Hukum Trump Bisa Sanksi China

Kidron menjelaskan uji coba pada awalnya dilakukan untuk “bukti konsep”, daripada menguji kemanjuran.

Para peneliti merekrut 24 sukarelawan yang tidak divaksinasi dengan setengah menerima satu pil dan setengah lainnya dua pil.

Tim akan menganalisis keamanan dan kemudian mengambil sampel darah peserta untuk mengukur kadar antibodi.

Jika hasilnya terbukti berhasil, uji coba akan berlanjut ke Fase III saat kapsul akan diuji terhadap plasebo.

“Idenya di sini adalah bahwa kami ingin menunjukkan bukti konsep: bahwa itu (vaksin Covid-19 oral) bekerja untuk orang-orang,” kata Kidron kepada The Jerusalem Post.

“Saya berdoa dan berharap kami akan (berhasil) melakukannya. Bayangkan kita bisa memberi seseorang vaksin oral dan mereka divaksinasi. Ini akan menjadi revolusi bagi seluruh dunia.”

Vaksin Oravax menargetkan tiga protein pada virus daripada protein lonjakan tunggal yang ditargetkan oleh vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Kidron mengatakan, hal itu akan membantu pil menjadi jauh lebih efektif melawan varian, yang sering memiliki mutasi pada lonjakan protein.

“Vaksin ini seharusnya jauh lebih tahan terhadap varian Covid-19. Bahkan jika virus melewati satu jalur, ada jalur kedua, dan jika melalui jalur kedua, ada jalur ketiga,” ujarnya.

Pil dapat dikirim dalam pendingin pendingin dan bahkan disimpan pada suhu kamar, tidak seperti Covid-19 lainnya.

Terlebih lagi, vaksin jenis ini diklaim tidak perlu dikelola oleh tenaga kesehatan profesional, sehingga mudah didistribusikan di sekolah, kantor dan bisnis lainnya. (*)

sumber: tribun

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *