Pandemi, Kinerja Perbankan dan Lembaga Keuangan Sumbar Malah Membaik

  • Bagikan

PADANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar mencatat pertumbuhan membaik sektor perbankan dan keuangan di Sumatera Barat, pada masa pandemi triwulan II 2021. Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif, kecuali giro bank umum yang menurun sedikit.

Kabar baik ini disampaikan Kepala OJK Perwakilan Sumbar Yusri saat menyampaikan Perkembangan Kondisi Sektor Keuangan Provinsi Sumbar Triwulan II 2021 melalui daring kepada sekitar 50 wartawan komisariat OJK Sumbar, Kamis (12/8/2021) siang.

Saat menyampaikan presentasi ini Yusri didampingi para Pimpinan Bank BUMN dan Swasta Nasional, serta Direksi Bank Nagari. Selain itu, hadir juga secara daring Pimpinan Organisasi Bank Pemerintah dan swasta, serta lembaga keuangan non bank dan pasar modal yang memiliki cabang di Sumbar.

Yusri memulai presentasi dengan membuat perbandingan pertumbuhan ekonomi Sumbar yang related dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Laju pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2021 mencapai 7,7 persen atau naik tajam dari 2,97 persen pada triwulan II 2020. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi Sumbar pada periode sama merambat naik 5,76 persen dibandingkan triwulan II 2020 sebesar 3,89 persen,” kata Yusri mengawali paparannya.

Pertumbuhan positif di sektor ekonomi, jelas Yusril, juga diikuti oleh kinerja perbankan pada triwulan II 2021.

Sebagai contoh, Aset Perbankan di Sumbar bertambah jadi Rp68, 24 Triliun atau naik 9,03 persen dibandingkan triwulan II 2020.

Begitu juga dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) bertambah jadi Rp51,89 triliun atau naik 8,51 persen dibandingkan triwulan II 2020.

Selanjutnya, Penyaluran Kredit Perbankan Sumbar juga mencapai Rp 50 triliun atau naik sebesar 8,01 persen dibandingkan triwulan II 2020.

“Kinerja keuangan Bank Umum Sumbar juga diwarnai dengan membaiknya kualitas kreditnya, dengan NFL yang hanya sebesar 2,09 persen,” papar Yusri.

PERBANKAN SYARIAH

Yusri juga menyebutkan bahwa pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Sumbar juga membaik yakni mencapai Rp7,277 triliun atau naik 18,79 persen dibandingkan triwulan II 2020.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah Sumbar juga mengalami peningkatan tajam menjadi Rp6,84 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 19,85 persen dibanding triwulan II 2020.

Hal yang sama juga dialami pembiayaan Perbankan Syariah Sumbar yang pada Triwulan II 2021 yang bertambah jadi Rp5,28 triliun, atau mengalami kenaikan 10,76 persen dibanding triwulan II tahun lalu.

“Kualitas pembiayaan dan ratio pembiayaan dan dananya juga membaik yakni sebesar 2,26 Persen dan 77,17 Persen,” ujar Yusri.

REALISASI RESTRUKTURISASI COVID

Pada kesempatan yang sama Yusri juga menjelaskan realisasi restrukturisasi pembiayaan pada masa Covid-19.

SIMAK JUGA :  Aktifis 98 Desak Komnas HAM Telusuri Perundungan Sikap Kritis Publik

Yusril mengawali dengan menjelaskan hasil restrukturisasi di Bank Umum Sumbar sebagai berikut.

Pada bulan Juni 2020 sebesar Rp9.732 miliar, pada bulan Desember Rp10.041 miliar dan Juni 2021 sebesar Rp8.104 miliar.

Selanjutnya di BPR/S Sumbar, Yusri menjelaskan restrukturisasi pada bulan Juni 2020 Rp194 miliar, Desember 2020 Rp253 miliar dan Juni 2021 Rp233 miliar.

Restrukturisasi di lembaga pembiayaan pada bulan Juni 2020 Rp 2.264 miliar, Desember 2020 Rp3.203 miliar dan Juni 2021 Rp3.554 miliar.

PASAR MODAL DAN ASURANSI

Pertumbuhan bagus, papar Yusri, juga terjadi di pasar modal Sumbar. Sampai Juni 2021 jumlah SID Investor sudah mencapai 38.040 saham, atau naik tajam 103,01 persen dibandingkan triwulan II 2020.

Volume transaksi juga naik cukup tinggi jadi 378 ribu kali, naik sebanyak 126,07 persen dari triwulan II 2020. Bahkan nilai transaksi pun naik fantastis jadi Rp1,47 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 101,51 persen dari triwulan II 2020.

Begitu pula volume transaksi saham mengalami perkembangan sangat bagus jadi 4.106,96 juta saham, atau meningkat 183,26 persen dari tahun lalu.

Penurunan performance, ujar Yusri, hanya terjadi pada lembaga pembiayaan, dimana total piutangnya turun sebesar 13,61 persen menjadi Rp4,46 triliun.

Demikian juga dengan asuransi jiwa. Total penerimaan preminya, turun sebesar 15,77 persen menjadi hanya Rp115,02 miliar. Tetapi pembayaran klaimnya juga menurun sebesar 27,21 persen menjadi Rp124,20 miliar.

Namun, berbeda dengan asuransi umum. Penerimaan premi justru mengalami peningkatan sebesar 59,14 persen menjadi Rp177,4 miliar. Dan pembayaran klaim juga turun sebesar 18,78 persen menjadi hanya Rp66,37 miliar.

Terakhir Yusri menjelaskan sektor lembaga keuangan mikro di Sumbar juga mengalami pertumbuhan positif sampai triwulan II 2021 ini.

Hal itu ditandai dengan kenaikan total aset lembaga keuangan mikro menjadi Rp6,90 miliar, atau naik 0,44 persen dari triwulan II 2020.

Dan, pembiayaan mikro pada periode sama naik signifikan sebesar 36,97 persen menjadi Rp2,45 miliar.

Perkembangan dan pertumbuhan sektor keuangan di Sumbar ini, menurut Yusri, adalah sebagai keberhasilan OJK dalam menerapkan jurus jitu dalam menjalankan bisnis dan keuangan selama masa pandemi.

“Indikasi itu bisa terlihat dari pertumbuhan signifikan antara ekonomi dan keuangan daerah Sumbar, ditandai dengan membaiknya pertumbuhan permintaan modal kerja dan penurunan deposito perbankan umum, yang diperkirakan dananya masuk ke sektor ril,” papar orang nomor one di OJK Sumbar ini menutup pemaparannya. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *