Dr (cand).Ir. AUDY JOINALDY: Pulang Kampung dari Sulawesi membawa Misi Ekonomi Baru ke Sumbar!

  • Bagikan

DR MILINEAL AUDY JOINALDY

PADANG, HARIANINDONESIA.ID – Sejak pertama kali merilis niatnya maju jadi calon gubernur Sumbar awal februari lalu, nama Audy Joinaldy mulai ramai dibicarakan netizen di media sosial dan lapau lapau di berbagai wilayah Sumbar.

Nama Audy ramai dibicarakan sebab membawa misi simpatik  yakni membawa aspirasi kelompok pemilih muda yang notabene jumlahnya cukup besar di Sumbar.

Komisaris utama PT Perkasa Grup, salah satu icon bisnis peternakan besar di Indonesia timur ini, memang masih relatif muda jika dibandingkan calon lain, yang rata rata sudah berusia tua.

“Saya sampai 16 Mei 2020 mendatang baru genap berusia 37 tahun. Jika dibandingkan calon lain, saya memang masih sangat muda,” aku alumnus Peternakan IPB ini.

Putra pertama pengusaha kaya Joey Kahar dan Desmelia ini adalah anak sulung dari tiga beradik kakak yakni Kompol Joinaldo, S.H, S.IK, M.H, M.IK dan Joifadi, S.E, B.Sc.

Audy lahir, besar di Jakarta, dan kemudian muncul sebagai akademisi banyak gelar. Tetapi itu memang menandakan kecerdasannya. “Saya sempat kuliah di dua jurusan berbeda di kampus yang sama,” papar Audy.

Dan alhamdulillah, keduanya dapat lulus tepat waktu dan dengan nilai terbaik.

Kini, Audy tengah mempersiapkan meraih gelar doktornya di IPB.

Sukses di bidang akademik, ternyata juga membawa sukses di kiprah Audy di perusahaan. Saat ini Audy menjabat sebagai Komisaris Utama PT Perkasa Grup, sebuah perusahaan peternakan ayam di Indonesia Timur.

Perusahaan Audy di Kawasan Timur Indonesia, selain berhasil mencetak pundi uang bagi perusahaan, juga berhasil mengembangkan perekonomian daerah, karena berhasil memicu multiflier effect stake holder pertanian dan peternakan tersebut.

Nah, berangkat dari pengalaman di Indonesia Timur itu, Audy berniat membangun sektor yang sama di Sumbar. Bedanya tidak cuma sebagai pengusaha tetapi lewat jalur pemerintahan, sebagai Wagubnya Mahyeldi Ansharullah.

“Saya pikir saya harus realistis melihat kompetisi cagub Sumbar ini. Makanya saya lebih memilih menjadi wakilnya pak Mahyeldi, sebab beliau memiliki kans menang cukup besar,” kata Audy.

SIMAK JUGA :  Arsyad Rasyid, Pengusaha Pionir Beraset Rp50 Triliun Lebih

Asal Solok, Anam Suku.

Awalnya, banyak pihak meragukan kompetensi Audy masuk dalam ranah politik di ranah Minang. Tetapi setelah mengetahui siapa clan keluarga Audy di Solok, semua pada mendukungnya maju jadi Cawagubnya Mahyeldi.

Kakek Buyut Audy, Marah Adin ternyata pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian pemerintahan Sumatera Tengah dulu,  tapi berkedudukan di Solok. Jadi Audy sudah mewarisi daerah pertanian dari kakek buyutnya sendiri.

Menurut Audy garis keturunannya berasal dari anak nomor dua Angku Marah Adin yakni Andung Aisyah.

Nah, dari rahim Andung Aisya inilah ibu Audy bernama Desmilia lahir yang menjadi anak ke 5 dari anak andung Aisya.

“Angku Marah Adin meninggalnya pas di tahun saya lahir. Bahkan beliau masih hadir di kawinan Ayah dan Ibu saya,” jelas Audy.

Ya, benar Audy lahir di Jakarta 16 Mei 1983 dari pasangan Joinerri Kahar alias Joey Kahar dan Desmilia.

Ayah Audy, Joey Kahar berasal dari Parak Kerambie kota Padang. Sedangkan ibu Audy, Desmilia berasal dari Anam Suku, kota Solok.

Saat ini, papar Audy, keluarga besar mama Audy sudah mendirikan satu rumah gadang yang berada persis di pinggir jalan Anam Suku, Solok.

Memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2005 dan Master of Science di Wageningen Universiteit Netherlands major food quality management minor animal nutrition pada tahun 2007, serta Magister Manajemen di Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 2011.

Saat ini sedang melanjutkan pendidikan Doktor di sekolah bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB).

Audy  juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Alumni Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor periode 2018-2022 (Hanter-IPB).

Juga menjabat sebagai Komisaris dan Direktur di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Peternakan, Pertanian, Pertambangan dan Perkebunan (*)

Penulis

*Awaluddin Awe*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *