JAKARTA – Sejumlah ulama terkemuka di dunia mengeluarkan fatwa langka yang mendesak seluruh umat Islam dan negara mayoritas Muslim melakukan jihad melawan Israel.
Sekretaris Jenderal Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS), Ali Al-Qaradaghi, pada Jumat (4/4) meminta umat Islam di seluruh dunia untuk segera turun tangan secara militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan genosida yang tengah dilancarkan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Dalam pernyataan resmi, Qaradaghi menegaskan bahwa ketidakmampuan pemerintah Arab dan Islam dalam membela Gaza saat sedang dihancurkan merupakan kejahatan besar menurut hukum Islam.
“Oleh karena itu, dan dalam rangka memenuhi kepercayaan yang diberikan Allah kepada para ulama, Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS menyajikan keputusan-keputusan berikut tentang agresi Zionis yang sedang berlangsung,” ujar Qaradaghi dalam fatwanya.
Qaradaghi merupakan salah satu tokoh agama paling dihormati di kawasan Timur Tengah. Fatwa yang dikeluarkannya amat berpengaruh di kalangan 1,7 miliar Muslim Sunni di dunia.
Fatwa merupakan keputusan hukum Islam yang tidak mengikat dan biasanya dikeluarkan oleh ulama terkemuka. Ulama mengeluarkan fatwa berdasarkan Al Quran atau sunnah (perkataan dan tindakan Nabi Muhammad SAW).
Qaradaghi mengeluarkan fatwa berisi 15 poin yang didukung oleh 14 ulama Muslim terkemuka lainnya. Berikut 15 poin lengkap fatwa Qaradaghi.
1. Wajibkan jihad melawan Israel
Dalam fatwanya, Qaradaghi mendesak umat Islam berjihad melawan negeri Zionis dan semua pihak yang terlibat dalam upaya pendudukan di Palestina.
Ia menyerukan Muslim melakukan intervensi militer sekaligus memasok persenjataan, keahlian, dan intelijen kepada para mujahid.
“Ini merupakan kewajiban yang mengikat, pertama bagi rakyat Palestina, kemudian bagi negara-negara tetangga (Mesir, Yordania, dan Lebanon), serta semua negara Arab dan Muslim. Jihad melawan pendudukan adalah kewajiban individu (fardu ain) atas setiap Muslim yang mampu,” ucapnya, dikutip dari laman IUMS.
Qaradaghi meminta pemerintah Muslim untuk segera turun tangan secara militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan genosida. Sebab, kata dia, mengabaikan dan meninggalkan Gaza dengan kondisi demikian merupakan “dosa besar” serta pengkhianatan terhadap tanggung jawab kepemimpinan.
2. Larang dukung Israel dalam bentuk apa pun
Pada poin keduanya, Qaradaghi melarang keras umat Islam mendukung Israel dalam bentuk apa pun.
“Ini termasuk larangan menjual senjata, memfasilitasi transportasinya melalui koridor internasional seperti Terusan Suez, Bab Al Mandab, Selat Hormuz, atau melalui darat, laut, dan udara,” ucap Qaradaghi.
Sang ulama kemudian menyatakan bahwa komite telah memutuskan bahwa blokade penuh, baik di darat, laut, maupun udara harus diberlakukan terhadap Israel maupun pihak-pihak yang mendukung Negeri Zionis.
3. Larang pasok sumber daya
Qaradaghi juga mengatakan memasok sumber daya seperti minyak bumi, gas, dan lainnya kepada Israel adalah larangan keras lantaran dapat digunakan dalam serangan Israel ke Gaza.
Ia juga melarang keras Muslim menyediakan makanan dan air bagi warga Israel karena masyarakat Palestina sendiri saat ini tengah kelaparan.
“Siapa pun yang melakukannya karena cinta terhadap Zionis dan dengan maksud melemahkan perlawanan Palestina, adalah murtad. Jika dilakukan demi meraup keuntungan, merupakan dosa besar dan pengkhianatan besar,” tegasnya.
4. Serukan persatuan aliansi militer
Di poin keempat, Qaradaghi menyatakan bahwa negara-negara Muslim dan Arab wajib membentuk aliansi militer terpadu guna mempertahankan tanah Islam dan melindungi agama, kehidupan, kekayaan, kedaulatan, serta kehormatan Palestina.
“Kewajiban ini mendesak dan tidak boleh ditunda karena penundaan akan berujung pada korupsi dan meluasnya fitnah,” tulis Qaradaghi.
5. Tinjau kembali perjanjian dengan Israel
Qaradaghi turut meminta negara-negara Muslim meninjau kembali perjanjian dengan Israel dan menggunakan pengaruh yang dimiliki untuk menekan Negeri Zionis.
Ia menekankan perjanjian harus dibuat dengan maksud melayani kepentingan umat Islam. Perjanjian apa pun dengan Israel mesti dievaluasi kembali untuk dilihat apakah Israel telah patuh atau melanggarnya.
6. Wajibkan jihad keuangan
Dalam fatwanya, Qaradaghi menyatakan bahwa setiap Muslim yang mampu wajib berjihad dalam bentuk uang guna memperlengkapi mujahidin dan mendukung warga Palestina.
7. Larang normalisasi
Qaradaghi dan Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS juga menegaskan bahwa upaya normalisasi dengan Israel dilarang bagi setiap negara Muslim dan mayoritas Islam. Mereka sebaliknya mewajibkan negara yang telah rujuk dengan Israel untuk memutuskan hubungan tersebut.
“Diwajibkan oleh agama Islam bagi seluruh negara Muslim yang telah menormalisasi hubungan [dengan Israel] untuk memutuskan hubungan tersebut demi mendukung kaum tertindas dan menghindari hal-hal yang melanggar ajaran Islam,” demikian fatwa IUMS.
8. Desak ulama bersuara
Qaradaghi turut menekankan bahwa ulama dan pemuka agama wajib bersuara untuk mengatakan kebenaran, menentang pengkhianatan dan keheningan, serta menyerukan jihad melawan Israel.
“Mereka harus menekan pemerintah, militer, dan lembaga untuk memenuhi tanggung jawab agama, sejarah, dan moral mereka,” tukasnya.
9. Serukan boikot Israel dan sekutu
Qaradaghi meminta agar seluruh umat Islam memboikot Israel dan sekutunya, baik secara politik, ekonomi, budaya, maupun akademis.
Ia tak mengizinkan Muslim berinvestasi di perusahaan yang terlibat dalam pendudukan Israel di Palestina maupun mendukung agresi Zionis.
10. Tagih janji pemerintah AS
Pada fatwa yang sama, Qaradaghi juga menagih janji Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai penghentian perang di Jalur Gaza.
Ia meminta Trump menepati janji untuk menyetop perang di Gaza, serta meminta komunitas Muslim di AS mendesak pemerintahan Trump dengan segala cara agar segera memenuhi janji tersebut.
11. Serukan boikot perusahaan pendukung Israel
Komite Fatwa sekali lagi mendesak Muslim di seluruh dunia untuk terus memboikot perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel, terutama mereka yang pemerintahnya memasok senjata dan dukungan politik.
12. Minta Muslim pasok bantuan vital ke Gaza
Lebih lanjut, Qaradaghi dan Komite Fatwa IUMS meminta umat Islam memasok bantuan-bantuan penting ke Gaza, seperti makanan, obat-obatan, pakaian, dan bahan bakar dengan segala cara yang memungkinkan.
13. Wajibkan Muslim bersatu
Komite IUMS menyatakan bahwa bersatunya umat Islam di seluruh dunia merupakan hal penting di masa-masa ini.
“Ini berlaku untuk faksi-faksi di Palestina dan semua negara Arab serta Islam,” bunyi fatwa tersebut.
14. Berdoa untuk Gaza
Pada poin ke-14, Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS mengajak umat Islam memanjatkan Qunut Nazilah setiap kali salat, baik dengan suara lantang maupun di dalam hati.
Qunut Nazilah merupakan doa yang dibaca dalam salat ketika terjadi musibah atau bencana seperti perang, wabah, atau paceklik.
15. Ucapan terima kasih
Pada poin terakhir, Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua negara, organisasi, komunitas, serta individu yang mendukung warga Gaza dalam bentuk apa pun.
IUMS merupakan organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf Al Qaradawi. Berkantor pusat di Doha dengan kehadiran tambahan di Istanbul, IUMS mengeklaim mewakili puluhan ribu ulama dari seluruh dunia.
Organisasi ini didirikan pada tahun 2004 oleh Sheikh Yousef Al-Qaradawi, seorang ulama terkemuka namun kontroversial yang memimpin poros Ikhwanul Muslimin dan dikenal luas karena dukungannya terhadap aksi bom bunuh diri Hamas yang menargetkan warga sipil Israel.
Ditembak dalam Terikat
Sementara itu sebuah laporan menyebutkan bahwa 15 petugas medis Palestina yang tewas ditembak pasukan Israel beberapa hari lalu ditemukan dalam kuburan massal di Jalur Gaza, dengan kondisi tangan atau kaki terikat serta luka tembak di kepala dan dada.
Penemuan ini menambah bukti yang mengarah pada dugaan kejahatan perang serius Israel yang terjadi pada 23 Maret lalu. Saat itu, pasukan Israel dilaporkan menyerbu tim ambulans Bulan Sabit Merah Palestina dan petugas penyelamat pertahanan sipil saat hendak menuju lokasi serangan udara di distrik al-Hashashin, kota Rafah, Gaza bagian selatan.
Tim kemanusiaan internasional baru diizinkan masuk ke lokasi tersebut akhir pekan lalu. Satu jenazah petugas medis ditemukan pada Sabtu lalu , dan 14 jasad lainnya ditemukan di dalam lubang berpasir di lokasi tersebut pada Minggu.
Belasan jenazah petugas medis itu lalu dibawa ke kota terdekat, Khan Younis, untuk diautopsi oleh Dr Ahmed al-Farra, dokter senior di kompleks medis Nasser.
“Saya melihat tiga jenazah saat mereka dibawa ke rumah sakit Nasser. Mereka mengalami luka tembak di dada dan kepala. Mereka dieksekusi. Tangan mereka diikat,” ujar Farra seperti dikutip The Guardian.
“Mereka diikat agar tidak bisa bergerak, lalu dibunuh,” paparnya menambahkan.
Ia juga memperlihatkan foto yang ia ambil dari salah satu korban saat tiba di rumah sakit. Foto menunjukkan tangan seseorang yang mengenakan kemeja hitam lengan panjang dengan tali hitam terikat di pergelangan tangannya.
Saksi lain, yang turut serta dalam penggalian jenazah di Rafah pada Minggu, juga mengatakan bahwa mereka melihat salah satu jenazah korban tampaknya ditembak setelah diikat.
“Saya melihat jenazah-jenazah itu dengan mata kepala sendiri saat kami menemukannya di kuburan massal,” ujar saksi yang tak ingin namanya disebut demi alasan keamanan, dalam wawancara telepon dengan The Guardian.
Usai Kryvyi Rih, Giliran Ibu Kota Ukraina Dihantam Rudal Rusia
“Ada bekas tembakan berkali-kali di dada. Salah satu dari mereka kakinya terikat. Ada yang ditembak di kepala. Mereka dieksekusi,” paparnya.
Para korban diyakini tewas pada 23 Maret, dua di antaranya saat ambulans mereka ditembaki oleh pasukan Israel ketika hendak menjemput korban luka akibat serangan udara Israel.
Sementara itu, 13 korban lainnya adalah bagian dari konvoi ambulans dan kendaraan pertahanan sipil yang dikerahkan untuk mengevakuasi jasad dua rekan mereka. Salah satu korban adalah staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seorang paramedis Bulan Sabit Merah, Assad al-Nassasra, dilaporkan masih hilang.
PBB mengatakan ambulans dan kendaraan lain dikubur di pasir menggunakan buldoser bersama jenazah para korban, dalam upaya yang tampaknya bertujuan menutupi pembunuhan tersebut. Rekaman video dari tim PBB menunjukkan kendaraan PBB, ambulans, dan mobil pemadam yang dihancurkan dan terkubur di pasir oleh militer Israel.
“Ini pukulan besar bagi kami… Orang-orang ini ditembak,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor koordinasi bantuan PBB, pada Selasa (8/4).
“Biasanya kami tak kehabisan kata-kata, tapi kali ini kami kesulitan menemukannya. Ini salah satu kasus itu.”
Kesaksian ini menambah tuduhan dari pejabat senior Bulan Sabit Merah Palestina, Pertahanan Sipil Palestina, dan Kementerian Kesehatan Gaza bahwa beberapa korban ditembak setelah ditangkap dan diikat oleh pasukan Israel.
Insiden ini terjadi kala Israel kembali membombardir Jalur Gaza, mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan terakhir sejak 19 Januari lalu.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas kejahatan perang pada November terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant. Jaksa ICC mengatakan penyelidikan terhadap dugaan kekejaman oleh pasukan Israel dan Hamas masih berlangsung. (*)
Awaluddin Awe
awal.batam@gmail.com
Sumber : CNNIndonesia