OSO Kritisi Eforia Pemenangan Pilpres oleh salah Satu Calon, Padahal Mekanisme Pilpres Belum Selesai

  • Bagikan

Ketum Partai Hanura Oesman Sapta Oedang (OSO) memberikan tanggapan atas klaim menang Pilpres 2024 oleh satu paslon, di rumah pemenangan TPN Ganjar Mahfud di Jalan Teuku Umar 9, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024). (Foto : Awe/HI)

JAKARTA,HARIANINDONESIA.ID –

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mengkritisi budaya klaim menang Pilpres yang dilakukan oleh salah satu Paslon. Padahal mekanisme Pilpres, terutama penghitungan suara belum selesai.

“Ini baru 38 persen. Sudah mengklaim dirinya menang. Ikutilah dulu mekanisme yang ada, baru setelah itu, menyatakan menang,” ujar Pria yang akrab dipanggil OSO kepada wartawan di Rumah Pemenangan Ganjar-Mahfud di Jalan Teuku Umar 9 Menteng Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

OSO bersama Ganjar Mahfud dan elit partai pendukung berkumpul di Teuku Umar membahas perkembangan terakhir Pilpres 2024.

Agenda di Teuku Umar juga untuk nonton bareng hasil Quick Count Pilpres 2024 bersama insan Pers yang tergabung dalam liputan media Paslon Ganjar Mahfud.

OSO meminta para kontestan Pilpres menahan diri dan tidak terjebak eforia hasil Pilpres dengan melakukan aktifitas yang malah membingungkan masyarakat melihat perjalanan Pilpres.

Apalagi, katanya, sampai mengadakan acara sujud syukur bersama para pendukung di Gelora Bung Karno (GBK) segala.

Padahal penghitungan suara belum selesai, dan baru mencapai 38 suara sah dari 830 TPS di seluruh Indonesia.

Belum lagi, kata Ketua Umum DPP Gebu Minang ini, Bawaslu masuh harus melakukan pemeriksaan terhadap begitu banyak praktik kecurangan dan ketidaknetralan aparat dalam Pilpres 2024 ini.

Seharusnya, tegas OSO, Paslon tersebut menghormati semua mekanisme dalam proses Pilpres itu. Bukan langsung mau klaim sepihak begitu saja.

OSO menilai budaya politik main klaim menang Pilpres ini, bukan kali ini saja dilakukan oleh Paslon Pilpres yang dia maksud.

SIMAK JUGA :  Bantah Kriminalisasi Ulama, Jokowi : Ulama yang Mana?

“Dulu di Pilpres 2014 dan 2019 juga melakukan klaim dengan menggerakan masa yang begitu banyak, sehingga menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat,” ujarnya.

OSO juga mengingatkan jangan sampai klaim di Pilpres 2024 ini akan sama dengan Pilpres 2014 dan 2019, dimana hasilnya Paslon tersebut malah kalah.

“Jangan sampai nanti setelah acara sujud syukur malah kalah lagi. Itu kan tidak mendidik masyarakat sama sekali,” papar OSO.

Mantan Ketua DPD RI ini juga memberikan pendapat dan pandangannya terhadap awak media yang lebih rasional dalam melihat perjalanan Pilpres 2024, termasuk sampai saat masa pencoblosan.

Hal ini, menurut OSO menandakan bahwa media lebih berpihak kepada model kepemimpinan yang lebih rasional, dan tidak emosional.

OSO dimintakan komentarnya soal hasil Pilpres berdasarkan perhitungan cepat yang memenangkan Paslon 02 dengan meninggalkan dua paslon lainnya dengan hasil sangat diluar dugaan.

Dari sejumlah lembaga survey yang melakukan hitung cepat, Paslon 02 menempati angka di atas 50 persen. Sementara dua paslon lainya dibawa 25 persen.

Sementara itu, Deputi Hukum TPN Ganjar Mahfud Prof Todung Mulya Lubis menegaskan bahwa hasil Pilpres masih belum final.

Dia menyebut Pilpres 2024 memiliki banyak sekali potensi kecurangan yang harus dibuktikan oleh Baswaslu.

Oleh sebab itu, dia tidak setuju Paslon 02 sudah memenangkan Pilpres 2024.

“Kita tunggu dululah hasil penghitungan resmi dari pihak KPU RI,” ujar pengacara kondang berambut putih ini. (*)

Editor : Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *