Megawati, Prabowo dan Airlangga jadi Penentu Pilpres 2024

  • Bagikan

Megawati dan Prabowo dalam satu kesempatan (foto : liputan6.com/helmi fithriansyah)

JAKARTA ‐ Tiga tokoh partai yakni Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum
Golkar Airlangga Hartarto disebut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA akan menjadi King-Queen Maker atau penentu pada Pilpres 2024 mendatang.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, ketiganya dapat menjadi king-queen maker karena partainya telah memiliki kursi DPR yang tergolong banyak dibanding partai lain.

“Kita lihat tiga ketum partai ini memang sudah mengantongi 3/4 tiket. Karena salah satu syarat administrasi, untuk mengusung capres harus mengantongi suara parpol atau koalisi minimal 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen dari total suara nasional,” kata Adjie dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/6).

Dikatakan Adjie, dengan syarat 20 persen kursi DPR, maka total kursi yang dibutuhkan untuk mengusung capres sebesar 115 kursi. Jika memiliki 115 kursi, maka partai tersebut tidak perlu lagi berkoalisi.

Adjie menjelaskan PDIP saat ini memiliki 19,33 persen kursi DPR atau 128 dari hasil Pemilu 2019. PDIP sudah melampaui persyaratan satu tiket tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Sementara, Golkar hanya memiliki 85 kursi atau 12,31 persen dan Gerindra 78 kursi atau 12,57 persen. Artinya, Golkar dan Gerindra baru mencapai 3/4 tiket dan butuh tambahan 30 kursi untuk bisa mencalonkan capres-cawapres.

Adjie memprediksi ada tiga skenario terkait Pilpres 2024 yang melibatkan king-queen maker itu. Skenario pertama, PDIP, Gerindra, dan Golkar berkoalisi pada Pilpres 2024.

Skenario ini hanya mungkin terjadi jika Prabowo menjadi capres ketiga partai tersebut, Puan Maharani mengalah jadi cawapres dan Airlangga mengalah tidak menjadi capres ataupun cawapres.

SIMAK JUGA :  Membangun Kilang Pengolahan Minyak yang Menguntungkan ( Part 1)

“Skenario ini sulit terjadi jika Puan dan Airlangga tidak bersedia,” ujar Adjie seperti dikutip CNNIndomesia.com.

Skenario kedua, PDIP berhadapan dengan koalisi Gerindra dan Golkar. Skenario ini mungkin terjadi jika PDIP tetap ingin mencalonkan kadernya sendiri menjadi capres, sementara Prabowo dan Airlangga berpasangan menjadi capres dan cawapres.

Namun, menurut dia, duet Prabowo-Airlangga sulit memenangkan Pemilu, lantaran representasi politik muslim tidak terwakili dalam duet ini.

Skenario ketiga, ketiga partai saling berhadapan dalam Pilpres 2024. Skenario ini mungkin terjadi jika PDIP ingin mengusung capres dari kader sendiri.

Kemudian Gerindra mematok harga mati untuk Prabowo sebagai capres, dan Golkar tetap mengusung capres sendiri. Bisa pula Airlangga menjadi cawapres mendampingi capres yang memiliki daya tarik pemilih muslim.

“Jika skenario ketiga terjadi, maka siapapun dari ketiga poros capres tersebut yang terpilih, ketiga partai tersebut dapat bersatu/berkoalisi kembali untuk membentuk pemerintahan yang kuat,” jelas Adjie. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *