Mega Targetkan PDIP Menang di Pemilu 2024, Kader Terbelah Soal Paslon Ganjar Prabowo

  • Bagikan

KETUA Umum PDIP Megawati bersama Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo. (Foto : Ist)

JAKARTA, HarianIndonesia.ID ‐ Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menutup Rakernas IV Partai berlogo kepala banteng itu dengan satu semangat, Partainya harus jadi pemenang pada Pemilu 2024 mendatang.

“Dengan membahas keseluruhan materi yang disampaikan, kini kalian harus semakin memahami apa dan mengapa, kita itu harus menang,” kata Megawati dalam pidato penutupan Rakernas IV PDIP, Jakarta, di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023).

Mega menekankan dalam menjemput pemenangan Pemilu 2024, jajarannya harus memahami betul aspek historis, ideologis hingga tanggung jawab masa depan.

Dengan begitu, strategi pemenangan PDIP dan Ganjar Pranowo di Pemilu 2024 akan semakin kokoh.

Dia lantas mengaku dirinya sebetulnya tak suka melihat hasil survei elektabilitas pemilu. Namun, pada pagi hari tadi ia melihat hasil survei yang cenderung naik belakangan ini.

Mega pun kemudian mewanti-wanti kadernya untuk bekerja secara serius mempertahankan tren positif tersebut.

Selain itu, ia juga meminta jajarannya untuk saling bonding satu sama lain ke depannya. Dengan begitu chemistry sesama mereka pun akan kian terbentuk.

“Dengan seluruh bekal itu segera kembali ke rumah masing-masing langsung, itu apa ya instruksi ibu itu. Oh begini-begini yang enggak boleh saya lakukan,” ucap dia.

PDIP Teratas dari 8 Partai

Sebelumnya diberitakan, Partai besutan Megawati Soekarno Putri masih menempati posisi tertinggi dalam perolehan suara. Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia PDIP memiliki tingkat elektibilitas 26 persen, masih diatas peringkat 8 partai lainnya.

Posisi Partai PDIP masih jauh diatas 14 persen dari Partai Gerimdra yang memiliki elektibilitas 12,6 persen, disusul Partai Golkar di posisi ketiga dengan elektabilitas 9,2 persen.

“Paling tinggi. Dan di grafiknya PDIP stand-out sendiri. Paling panjang grafiknya,” kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo, Sabtu (30/9).

Selanjutnya, PKB seperti mendapatkan rahmat dengan berkoalisi Nasdem mengusung Capres Anies Baswedan, terbukti menempati posisi keempat dengan perolehan 7,5 persen.

Sebaliknya, PKS hanya memperoleh elektabilitas 5,2 persen bertengger di posisi kelima dan Demokrat di posisi keenam dengan 5,1 persen.

Yang mengejutkan adalah, Partai NasDem hanya meraih elektabilitas 4,5 persen di posisi ketujuh. PAN menyusul dengan memperoleh 4,5 persen. Delapan parpol terbut diprediksi oleh hasil survei Indikator Politik akan lolos ke Parlemen.

“PAN ini kecenderungan naiknya sejak Juni, karena dari 2,5 persen di bulan Juni, sekarang 4,5 persen. Diantara partai yang ada, PAN agak berbeda kenaikannya. Menarik bagi PAN karena kenaikannya tinggi,” kata Hendro.

Kemudian di kategori partai papan bawah, ada PPP di posisi kesembilan dengan 2,4 persen. Lalu disusul Perindo dengan 1,9 persen dan PSI dengan 0,8 persen.

Menyusul Partai Hanura dan Partai Garuda sama-sama meraih 0,3 persen, Partai Gelora 0,2 persen, PBB dan Partai Buruh meraih 0,1 persen. Lalu Partai Ummat dan PKN berada di posisi paling buncit dengan 0 persen. Sementara responden yang belum menjawab sebesar 19 persen.

Survei Indikator Politik melibatkan 1.200 responden di seluruh provinsi Indonesia. Namun, survei ini melakukan over-sampel di 10 Provinsi yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden.

Sementara di Sumatera Selatan dan Lampung ada penambahan masing-masing menjadi 350 responden, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden. Sehingga total sampel sebanyak 4.090 responden.

Survei ini digelar dengan wawancara tatap muka sepanjang 25 Agustus-3 September 2023. Margin of error +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Di sisi lain, hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023 menyatakan PDIP tercatat memiliki elektabilitas sebesar 24,4 persen. Kemudian disusul oleh Gerindra yang menempati posisi kedua dengan elektabilitas 18,9 persen. Lalu, disusul Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di posisi ketiga dengan elektabilitas 7,6 persen.

SIMAK JUGA :  Kapolri dan Panglima TNI Teken Deklarasi Komitmen Netral dalam Pemilu 2024

Selanjutnya, survei mencatat Golkar di posisi keempat dengan perolehan 7,2 persen. Sementara Demokrat yang memperoleh elektabilitas 7,0 persen bertengger di posisi kelima.

Terbelah Soal Ganjar Prabowo

Pada kesempatan yang sama Megawati Soekarnoputri juga sempat meminta respons kadernya soal isu Ganjar Pranowo diduetkan menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Mega sendiri mengaku telah mendengar isu itu dari pemberitaan media, dan kemudian Mega meminta respons kadernya. “Ayo, mau apa enggak? [Ganjar menjadi cawapres],” tanya Mega sambil memperlihatkan sentum khasnya.

Namun, saat Mega melontarkan pertanyaan kepada ribuan kader yang hadir, tapi tak semua kader kompak menolak. Dia pun melontarkan kelakar bahwa ada kadernya yang menginginkan duet tersebut.

“Tapi enggak semua ngomong, berarti ada yang mau, payah, anak buah saya, aduh gawat,” imbuh Megawati.

Mega juga mengaku bingung saat mendengar isu tersebut. Dirinya mengaku hanya melongo saja saat mendengar isu itu dari pemberitaan media. Sebab, sebagai ketua umum, dirinya malah tidak tahu ada rencana tersebut.

“Aku terus di rumah melongo kan, ini ngomong iki sopo ya. Lah aku ketua umumnya malah nggak ngerti,” ucap Mega.

Mega mengaku tak menyebut dirinya sombong. Namun dia telah diberi mandat oleh partai untuk menentukan capres yang diusung PDIP sesuai hasil kongres partai.

“Bukannya lalu sombong. Karena diberi oleh kongres partai sebagai petugas ketua umum untuk mendapat hak prerogatif. Jadi ngapain saya ngomong sama orang? Itu kan lagi nggak punya hak prerogatif lagi,” kata Mega.

“Kenapa diberikan kepada saya? Karena orang yang memberikan hak prerogatif itu sangat tahu, bahwa ibu pasti akan memilih yang benar,” imbuhnya.

Prabowo Angkat Jempol

Ditempat terpisah, Bakal calon presiden (Bacapres) sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengangkat jempolnya saat ditanya soal peluang berpasangan dengan Ganjar Pranowo di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Isu duet Ganjar-Prabowo sempat menjadi pembicaraan usai relawan Presiden Indonesia Joko Widodo, Projo Bali, mengusulkan gagasan itu.

“DPD Projo Bali mengusulkan Bapak Prabowo sebagai calon presiden dan Bapak Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024,” ujar Ketua DPD Projo Bali I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya, pada Agustus lalu, seperti ditulis CNNIndonesia.

Prabowo dan Ganjar merupakan bacapres yang diusung beda koalisi. Menhan itu diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Sementara Ganjar merupakan bacapres yang diusung PDI-P dan PPP.

Prabowo tak banyak bicara saat ditanya soal potensi duet bareng Ganjar usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10).

Prabowo cuma mengacungkan jempolnya sambil melempar senyum. Dia juga enggan membeberkan lebih jauh maksud dari gesture tersebut. “Semua oke, maju terus. Yang penting Indonesia maju,” ujar Prabowo.

Pada akhir September lalu, Ganjar juga angkat suara terkait usulan ini. Dia menilai wacana menduetkan dirinya dengan Prabowo sah-sah saja disampaikan.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan hubungan Gerindra dengan PDIP sangat baik. Ia bahkan menyebut partai bersimbol banteng itu cinta pertama Gerindra.

“Hubungan kami dengan PDIP sendiri bagus banget ya, kalau bisa diibaratkan PDIP itu cinta pertamanya Gerindra,” kata Habib di kompleks parlemen, pada 25 September.

Tetapi Ketua Umum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid mengatakan hingga saat ini tak ada pembahasan di internal tim pemenangan soal isu duet Ganjar dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. (*)

Awaluddin Awe, dari berbagai sumber

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *