Dewinta Pringgodani,SH,MH : Kita hanya Butuh Satu Pemilihan Presiden yang Damai

  • Bagikan

DEWINTA PRINGGODANI,SH,MH

JAKARTA, HARIANINDONESIA.ID

Pengamat hukum Dewinta Pringgodani SH MH meminta para kontestan agar menggelar Pilpres yang damai guna mencegah dampak negatif terhadap stabilitas ekonomi dan keamanan. Sebab potensi ke arah situ sudah terlihat sejak Mahkamah Konstitusi merilis keputusan batasan minimal maksimal usia capres cawapres.

“Sangat dibutuhkan kesadaran dari para kontestan untuk melaksanakan Pilres secara damai. Sebab sudah ada potensi yang bisa memicu perpecahan yang berdampak kepada ekonomi dan keamanan, jika Pilpresnya tidak terlaksana secara damai,” ujar Dewinta Pringgodani SH MH dalam satu wawancara khusus dengan Harianindonesia.id di Jakarta, Kamis (25/10/2023) malam.

Menurut wanita cantik asal Solo ini, siapapun dari kontestan di Pilpres 2024 adalah akan menjadi pilihan masyarakat untuk menentukan siapa pemimpin nasional yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju.

Prasyarat untuk dipilih itu, tentu ada di hati para pemilih. Tugas dari kontestan adalah bagaimana menyakinkan para pemilih untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung.

Tetapi dalam proses memenangkan pasangan ini, Pengamat hukum nasional ini mengingatkan para tim pemenangan untuk tidak menggunakan cara cara yang bisa memancing sentimen negatif terhadap calon lain, misalnya dengan membuat hoax, dan lain sebagainya.

“Dan terlebih penting adalah bagaimana melaksanakan kampanye dialogis secara cerdas, tidak mengungkap hal hal yang bersifat negatif atau negatif campaign terhadap satu calon atau antar calon. Sebab hal itu yang akan berujung kepada aksi negatif juga di lapangan nantinya,” papar Dewinta.

Dia justru mendorong para pimpinan partai koalisi nasional untuk duduk satu meja membahas pelaksanaan Pilpres yang damai, nyaman dan bersehaja.

“Sudah tiba waktunya untuk kita melaksanakan suksesi kemimpinan secara damai dan tidak emosional. Sebab rakyat itu terlalu gampang untuk dikonfrontir dengan isu isu perpecahan,” kata Dewi lagi.

SIMAK JUGA :  Giliran Kota Padang Deklarasi Anti Maksiat dan LGBT

Apalagi, sebutnya, sejak keluarnya keputusan MK tentang batas usia calon presiden dan cawapres sudah terjadi aksi menolak dan menerima. Keputusan itu juga disambut oleh riuh di pasar modal, dimana Dolar Amerika sempat melambung sampai Rp16.000.

Gejala sosial dan ekonomi seperti ini, menurut Dewinta Pringgogeni, harus menjadi pencermatan serius dari peserta Pemilu dan Pilpres 2024. Sebab lingkungan sosial dan ekonomi sangat sensitif dengan proses perubahan dan alih kepemimpinan nasional.

Demikian juga potensi pelanggaran hukum terhadap proses memenangkan pasangan juga sangat rentan terjadi baik di tingkat tim pemenangan maupun di level akar rumput.

Apalagi, lanjut Dewinta, salah satu Cawapres dari pasangan Pilpres ada putra Presiden Joko Widodo dimana hal itu membuat kualitas Pilpres 2024 menjadi lebih dinamis dan memiliki dinamikanya tersendiri.

“Belajar dari pilpres dua periode sebelumnya maka satu saja harapan dari saya yakni kita hanya butuh Pilpres yang Damai. Jika itu terpenuhi maka semua harapan baik pemerintah maupun rakyat pasti akan bisa terpenuhi,” pungkas putri keturunan Ningrat Solo ini. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *