Imbas Corona, 80 Juta Pekerja China di PHK

  • Bagikan

Jakarta, Harianindonesia.id ‐ Sebanyak 80 juta warga China diprediksi telah kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena pandemi virus corona. Proyeksi itu mengacu artikel yang ditulis pakar ekonomi Akademi Ilmu Sosial China Zhan Bin. 

Dilansir CNNInternational, persentase orang yang kehilangan pekerjaan di China mencapai 5,9 persen pada Maret. Persentase ini mengalami penurunan dari jumlah pengangguran 6,2 persen, satu bulan sebelumnya.

Angka itu berarti lebih dari 27 juta orang kehilangan pekerjaan mengacu kalkulasi data pemerintah dalam periode tersebut.

Sementara, pakar ekonomi lain menilai prediksi 80 juta orang menganggur bisa jadi sesuai dengan realita.

Menurut Ekonom Societe Generale Michelle Lam, proyeksi 80 juta tersebut setara dengan hampir 10 persen dari orang di Negeri Tirai Bambu yang seharusnya dipekerjakan. Alih-alih bekerja mereka saat ini justru kehilangan pekerjaan.

“Guncangan virus corona pada pasar kerja belum pernah sebelumnya,” tulis Lam dalam laporan penelitian pada pekan lalu seperti dikutip CNNIndonesiacom

Juru Bicara Biro Statistik Nasional China Mao Shengyong tak memungkiri pasar tenaga kerja berada dalam tekanan. Namun, mereka menegaskan lapangan kerja masih tetap stabil di tengah pandemi covid-19.

“Meskipun virus corona berdampak parah, tetapi tidak ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran di negara ini,” kata Mao dalam sesi konferensi pers baru-baru ini.

Ancaman PHK besar-besaran ini turut membuat para pencari pekerja pesimistis. Hal ini ditambah dengan kabar sekitar 8,7 juta orang akan berstatus sarjana tahun ini di Beijing.

Kompetisi untuk para pencari kerja pun akan semakin rumit. Mereka yang berstatus pengangguran akan bersaing dengan mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi.

“Aku merasa sedih tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Saya rasa tidak ada seorangpun yang bisa,” ujar Wang yang sebelumnya bekerja di perusahaan teknologi.

SIMAK JUGA :  Wawako Lobau Jerman Kunjungi kota terkecil di Sumbar, Padang Panjang

Sementara itu, Andrea Yao (22 tahun) mengaku sudah berencana untuk bekerja menjadi seorang jurnalis begitu lulus dari universitas.

“Jelang lulus saya berpikir untuk menjadi seorang jurnalis tapi tahun ini sangat sulit,” keluhnya.

(awe/cnn)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *