GEMONI Dorong Penjaringan Kada Secara Konvensi Terbuka Demokratis

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Muda Ono Niha (GEMONI) menyelenggarakan Seminar & Lokakarya dengan Tema: Peluang & Tantangan Kepulauan Nias pasca Pemilu 2019 di Gedung Juang 45, Menteng Jakarta Pusat 13 Juni 2019.

Semiloka tersebut di bagi menjadi 2 (dua) sesi. Sesi pertama Seminar untuk menggambarkan peluang dan tantangan Kepulauan Nias pasca pemilu, sesi kedua lokakarya yang menghasilkan rekomendasi.

Semiloka tersebut dihadiri oleh Tokoh Masyarakat Nias, Pengurus Organisasi Masyarakat Nias, Ekonom, Pelaku Usaha, Mahasiswa dan pemuda se-Jabodetabek dan juga salah satu unsur wakil ketua DPRD Nias Utara.

DPP GEMONI menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing di antaranya, Firman Jaya Daely, Dr. Edison Hulu, Yupiter Gulo, MM, di moderatorin oleh Yanuserius Zega.

Dalam sambutan Ketua Umum GEMONI Vokus Harefa menguraikan keterbelakangan Kepulauan Nias pasca pemekaran tahun 2008 yang lalu, hal itu ditegaskan berdasarkan Indeks Pembagunan Manusia sekepulauan Nias yang jauh di bawah rata-rata provinsi Sumatera Utara apalagi jika dibandingkan IPM Nasional Kepulauan Nias sangat tertinggal, termiskin dan Terdepan.

Berangkat dari keprihatinan tersebut maka tantangan/musuh Kepulauan Nias adalah Tata kelola pemerintah yang tidak mengutamakan kesejahteraan rakyat.

Menanggapi hal tersebut, Firman Jaya Daeli menjelaskan Politik kebangsaan Indonesia dalam tataran politik daerah harus menguatkan Pembangunan Politik Kelembagaan, Penguatan politik lembaga kemasyarakatan yang bersendikan pada pembaharuan kemasyarakatan dan politik penguatan kepemimpinan.

GEMONI juga diharapkan dapat menjadi OKP Kepulauan Nias yang objektif dalam melakukan diskusi dan kajian-kajian akademis. Potensi itu ada, karena Lahirnya GEMONI di inisiasi oleh kader-kader Yang tergabung dalam kelompok Cipayung, di antaranya Kader GMNI, GMKI, PMKRI.

Dr. Edison Hulu dalam penjelasannya memandang bahwa Pemerintah daerah se-Kepulauan Nias tidak melakukan lompatan besar (agreat escape) dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi kerakyatan, bahkan lebih jauh diakatan Kepulauan Nias “Tua sebelum Kaya”.

SIMAK JUGA :  Anggota DPR RI, Rezka Oktoberia Silaturahmi dengan Ketua DPC Demokrat Payakumbuh

Dia menghimbau jika ingin ekonomi Kepulangan Nias berkembang maka pembangunan harus terintegrasi, utamanya infrastruktur dan energi.
Kemudian Dr. Edison menegaskan kunci dari tumbuh kembangnya ekonomi Nias adalah Pembangunan Pasar (Market) dari produk lokal.

Yupiter Gulo, MM dalam pemaparan materi ke 3 menjelaskan tentang Sosial Budaya sebagai landasan pendidikan. Dalam pemaparannya menyoroti tentang “Tantangan Pendidikan Indonesia Untuk Membangun SDM Premium”. Mengacu pada sebuah grand design Pembangunan SDM ASN Indonesia 2019-2024, maka kualifikasi SDM berkelas dunia adalah:
1. Memiliki Integritas
2. Memiliki jiwa nasionalisme
3. Mempunyai wawasan global
4. Menguasai teknologi
5. Menguasai bahasa asing
6. Memiliki kompetensi hospitality
7. Memiliki networking
8. Memiliki spirit enterprenership.

Menanggapi paparan dari 3 (tiga) narasumber dalam SEMILOKA Tersebut, GEMONI melihat bahwa sumber masalah terletak pada kepemimpinan kepala daerah yang tidak Visioner, tidak memiliki visi yang sama dengan pemerintah pusat. Hal ini terjadi karena Indonesia tidak memiliki pengangan pembangunan nasional yang berkelanjutan, misal di zaman Orde Baru ada GBHN yang menjadi acuan pembanguan Nasional.

Berdasarkan hal tersebut GEMONI mendorong masyarakat se kepulauan Nias menentukan sendiri calon kepala daerahnya dalam pemilihan umum serentak 2020 melalui konvensi terbuka dan demokratis, hal ini diperlukan agar rakyat memiliki pilihan dan gambaran jelas akan calon pemimpin daerahnya.

Dalam waktu dekat GEMONI akan mengeluarkan kriteria-kriteria calon kepala daerah yang visioner. Kriteria-kriteria Cakada Visioner mutlak harus dikeluarkan oleh GEMONI sebagai wujud tanggungjawab ideologis dan tanggungjawab moral menuju Kepulauan Nias yang dicita-citakan.

Penegasan ini muncul karena GEMONI telah mengikhtiarkan perjuangannya sebagai gerakan pemikiran dan gerakan pengkaderan. Jika dianalogikan GEMONI ingin menjadi CSISnya Orde Baru dalam kerangka membangun ide atau meletakkan kajian stategis roadmap pembangunan Kepulauan Nias yang terintegrasi dan berkelanjutan, Ucap Mico Gea Ketua DPP GEMONI bidang Hukum dan Kebijakan Publik. (MrG)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *