Mahfud Jawab Peristiwa Debat Cawapres, Pertanyaan Gibran Setingkat Siswa SD Bertujuan Mempermalukan Saja

  • Bagikan

Momen Cawapres Mahfud Md menjelaskan aksi Debat Cawapres pada acara ‘Tabrak Prof’ yang berlangsung di warung kopi Borjuis di Semarang Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024) malam. (Foto : TPNGM)

SEMARANG, Harianindonesia.id –

Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, Mahfud MD mengungkap peristiwa dibalik Debat Cawapres terakhir, dimana Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka bertanya kepada dirinya yang disebut sebagai pertanyaan setingkat anak SD dan bertujuan untuk mempermalukan dirinya saja.

“Tetapi saya kan kick balik dengan mempermalukan dia juga,” jelas Mahfud MD saat menjawab pertanyaan Ardaya, seorang Mahasiswa dalam acara ‘Tabrak Prof’ yang berlangsung di warung kopi Borjuis di Semarang Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024) malam.

(Seperti diketahui, saat Debat Keempat, Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka bertanya kepada Mahfud MD soal inflasi hijau (Greenflation, atau singkatan dari Green Inflation).

Pada kesempatan itu, Gibran menyebut greenflation berbahaya. Ia mencontohkan demo rompi kuning di Perancis yang memakan korban karena transisi menuju energi hijau tidak dilakukan dengan hati-hati.

Berdasarkan Blog Kamus Cambridge, greenflation artinya kenaikan harga akibat peralihan ke ekonomi hijau.

Portal media Philonomist menyebut greenflation adalah kenaikan harga pada bahan-bahan yang digunakan untuk teknologi bebas karbon.

Sementara Ekonom Iklim dari Columbia Business School Gernot Warner –yang menukil pernyataan Direktur Executive European Central Bank Isabel Schnabel pada The New York Times– greenflation merujuk pada kenaikan harga dan krisis tenaga kerja yang terjadi seiring dengan transisi ramah lingkungan.

Gerakan rompi kuning (yellow vest movement) di Perancis pada 2018 adalah salah satu contoh dampak dari greenflation.

Dikutip dari Reuters, pada Desember 2018, Perancis berencana untuk meningkatkan pajak karbon untuk mendorong energi baru terbarukan (EBT). Kala itu, pemerintah berencana menaikkan pajak karbon untuk bahan bakar fosil.

Rencana tersebut memicu protes warga karena harga bensin jadi naik dan berdampak pada meningkatnya biaya hidup. Puluhan ribu orang lantas turun ke jalan menggunakan rompi kuning.

Menurut data Statista, selama November 2018 hingga Januari 2019, gerakan rompi kuning ini menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Sebagian besar korban meninggal disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. (Cek fakta, CNNIndonesia).

Pertanyaan Selevel Anak SD

Mahfud kemudian membeberkan alasan mengapa dia menyebut pernyataan Wali Kota Solo itu adalah pertanyaan untuk siswa SD.

Menurutnya, dari sisi akademisi, sebelum seseorang bertanya harus diawali dengan latar belakang atau runtutan kejadian yang menjadi latar belakang pertanyaan.

“Ini belum ada peristiwanya, langsung bertanya ‘menurut Bapak apa inflasi hijau?’ Itu kan secara akademis untuk SD kelas 3. Secara akademis pertanyaan itu mentah, maka tidak layak dijawab. Maunya mempermalukan dan saya permalukan balik,” tegas Mahfud yang disambut riuh warga yang hadir.

SIMAK JUGA :  Batal Deklarasi di Rakernas, Relawan Projo Bergerak ke Rumah Prabowo

Lebih lanjut, Mahfud menyebut bahwa aksi Gibran membungkuk seolah-olah mencari sesuatu saat debat kemungkinan pelatih debat dari anak Presiden Joko Widodo itu mengasumsikan dirinya bodoh dan bisa dikerjain.

“Itu asumsi pelatihnya Gibran bodoh dan saya bodoh dikirain bisa dikerjain kayak gitu kan. Jadi Mas Gibran itu dilatih celinguk celinguk seolah-olah mencari sesuatu, maka saya katakan pertanyaan receh,” ujarnya.

Seperti diketahui, Gibran dan Mahfud saling serang saat debat Keempat Pilpres 2024 yang mengangkat tema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

Pada debat itu, Mahfud mengembalikan pertanyaan soal inflasi hijau yang ditanyakan Gibran kepada moderator debat. Dan, Mahfud menekankan bahwa pertanyaan tersebut adalah pertanyaan receh yang tidak perlu dijawab.

Awalnya, pada sesi tanya jawab antara Cawapres, Gibran bertanya soal ‘greenflation’ kepada Mahfud.

Lalu, panelis meminta putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjelaskan apa arti dari ‘greenflation’ sesuai aturan debat yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Gibran menjawab sengaja tidak menjelaskan istilah asing itu, karena menganggap Mahfud menyandang gelar profesor.

“Green inflation adalah inflasi hijau sesimpel itu,” ujar Gibran.

Kemudian, Mahfud menjawab pertanyaan itu dengan menjelaskan ekonomi hijau dan ekonomi sirkuler, proses pemanfaatan produk ekonomi, pangan misalnya, diproduksi kemudian dimanfaatkan dan di-recyle bukan dibuang.

Jadi, tidak dibiarkan barang mengganggu ekologi.

Tapi, respons Mahfud itu dinilai Gibran tidak menjawab pertanyaannya. Dia menunduk dan seolah-olah mencari sesuatu di hadapan Mahfud.

“Saya lagi nyari jawaban Prof Mahfud, saya nyari-nyari ini di mana jawabannya. Kok gak ketemu jawabannya. Saya tanya inflasi hijau malah menjelaskan ekonomi hijau,” ujar Gibran.

Lalu dia mencontohkan bahwa demo rompi kuning di Prancis sudah memakan korban, dan harus diantisipasi jangan sampai terjadi di indonesa.
Intinya transisi menuju energi hijau harus super hati-hati, jangan sampai mengorbankan penelitian dan pengembangan yang mahal kepada rakyat kecil.

“Itu maksud saya inflasi hijau Prof Mahfud,” katanya.

Mahfud kemudian merespons bahwa jawaban Gibran ngawur dan mengarang serta mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada.

“Saya juga ingin mencari, jawabannya ngawur juga tuh. Ngarang-ngarang gak karuan mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Gini loh kalau dari akademis itu gampangnya kalau pertanyaan seperti itu recehan. Recehan oleh sebab itu tidak layak dijawab menurut saya, dan oleh karena itu saya kembalikan ke moderator. Ini tidak layak dijawab pertanyaan seperti itu, tidak ada gunanya menjawab,” tegas Mahfud.(*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *