“Kopi Minang” Brand Kopi Arabica Asli Sumbar, Go Internasional

  • Bagikan

Ketua Asosiasi Kopi Minang, Attila Madjidi Dt.Sibungsu di areal Pengolahan Kopi Arabika nya di Padang Aro Solok Selatan Sumatera Barat

SOLOK SELATAN, harianindonesia.co.id – Kopi Minang, brand ķopi yang berasal dari dataran Sumatera Barat yang memiliki cita rasa yang khas khususnya dengan jenis Kopi Arabikanya yang beraroma cinnamon ( Kayu Manis) dan tealike, mendapat tempat tersendiri bagi pencinta kopi di Luar Negeri. Hal ini terbukti dengan banyaknya permintaan pengiriman.

Ketua Asosiasi Kopi Minang Sumatera Barat Attila Madjidi Dt Sibungsu mengungkapkan pada awak media Rabu (05 Februari 2020) di Padang Aro, tentang adanya permintaan Kopi Minang Jenis Arabika tersebut oleh Amerika Serikat melalui Atase Pertanian KBRI Washington D.C Amerika Serikat dan Australia baru-baru ini. Hal ini menandai berhasilnya Pembudi daya Kopi membuat brand Kopi Arabika Minang.

“Kita berhasil budidaya dan membranding kopi Arabika minang, akan tetapi kita masih terkendala dalam penuhi permintaan pasar,” Kata Attila Madjidi

Dia menyebutkkan ada dua Negara yang mengajukan permintaan Kopi Arabika Minang dalam jumlah besar yaitu Australia sebanyak 2 ton perbulan, dan Amerika 20 ton perminggu.

“Mereka meminta biji kopi mentah dalam bentuk green bean, sayang sekali ini belum bisa terpenuhi karena keterbatasan prosesor yang ada di daerah, karena Prosesor itulah yang akan memproses Kopi mentah yang baru dipetik oleh petani Kopi untuk menjadikannya green bean”, katanya.

Dia menjelaskan alur proses kopi berawal dari Petani dalam bentuk buah masak atau Cherry dilanjutkan prosesor menjadi Green bean atau biji kopi kering kemudian roasted bean baru sampai ke penikmat kopi.

“100 kg Cherry diolah prosesor menjadikan 17 kg green bean, bisa melalui proses wash selama lima hari, atau jemur honey 15 hari atau juga jemur natural 30 hari,”jelasnya.

SIMAK JUGA :  Pekerjaan Galian Pipa Abaikan Keselamatan Pekerja Dan Pengguna Jalan

Khusus Kabupaten Solok Selatan imbuhnya, memiliki kebun kopi terluas di Sumatera Barat, 900 hektar jenis Arabica, dan lebih 3000 hektar jenis Robusta.

Dia melanjutkan untuk pengolahan kopi khusus untuk daerah Solok Selatan sendiri baru ada Enam prosesor, karena keterbatasan peralatan di 6 prosesor itu hanya mampu mengolah lebih kurang 1,2 Ton green bean per bulan.

“Melihat kondisi seperti inilah, kami harapkan dukungan pemerintah baik kabupaten maupun provinsi melalui instansi terkait seperti Koperasi UMKM dapat membina dan menumbuhkan prosesor-prosesor baru,”katanya.

Dia menambahkan saat ini harga kopi dalam bentuk Cherry 8-9 ribu rupiah/kg dan green bean 130-140 ribu/kg di pasar lokal.

“Artinya potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dari kopi sangat besar setelah diolah melalui prosesor itu”, pungkasnya. (Zaki)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *