Oknum Camat Diduga Bermain dalam Kotak Kosong Pilwakot Makassar

  • Bagikan

MAKASSAR, harianindonesia.id – Massa pendukung Munafri Arifuddin-Racmahatika Dewi (AppiCicu) mengepung kantor lurah Malimongan Tua, Kecamatan Wajo, Makassar. Lokasi ini menjadi tempat rekapitulasi suara tingkat kecamatan Wajo, Sabtu (30/06/2018) sekira pkl. 23.00 Malam.

Pengepungan ini lantaran PLT Camat Wajo, Aulia Arsyad membuka kotak suara tanpa ada saksi dan tidak sesuai jadwal KPU Makassar.

Menurut Relawan Makassar Maju Salahuddin, awal kejadian pengepungan karena Plt Camat Wajo berani membuka kotak suara yang tidak sesuai jadwal, bahkan Aulia Arsyad membuka kotak suara tampa ada saksi dari pasangang AppiCicu, padahal dalam surat edaran KPU Makassar, rekap baru akan digelar Minggu, (01/07/2018) siang.

“Akar persoalan karena Ibu PLT Camat memaksakan diri membuka kotak suara tanpa ada saksi AppiCicu, padahal sudah disepakati pembukaan kotak suara nanti saat rekap besok (minggu), jelas Salahuddin.

Sementara itu, Pimpinan Partai Golkar kecamatan Wajo, Zulkifli, SH menjelaskan jika kotak suara yang telah dibuka kemudian disegel kembali, tindakan tersebut dinilai sangat mencurigakan.

“Kami Curiga ada permainan yang dilakukan oleh pihak Ibu Plt camat, karena Kotak suara yang telah dibuka kembali disegel lagi, ada apa?” keluah Zulkifli.

Hal senada diungkapkan oleh H. Yunus yang juga Legislator DPRD Makassar, menurutnya, aksi buka kotak suara dilakukan dengan sadar oleh PLT Camat Wajo Aulia Arsyad.

Bahkan sebelumnya sang PLT Camat menghubungi H.Yunus yang juga ketua DPC Hanura Makassar untuk tetap membuka kotak suara sabtu malam.

“Ini Ibu Camat menelpon mau buka kotak suara, namun saya jelaskan sesuai surat dari KPU rekap suara Kecamatan Wajo dilaksanakan Minggu Siang, jika tetap membuka silahkan tanggung resikonya.

Namun ternyata dia tetap membuka kotak tersebut tanpa saksi paslon AppiCicu dan kemudian menyegelnya lagi”, jelas H.Yunus yang juga saksi AppiCicu rekapitulasi tingkat Kecamatan Wajo.

Satt ini pihak Hukum AppiCicu tengah Melakukan pelaporan atas insiden buka kotak suara illegal yang dilakukan PLT Camat Wajo

Curang

Walau belum dikeluarkan realise soal kondisi Makassar oleh Kepolisian namun Pilkada Serentak 2018 dinilai sangat rawan kecurangan bahkan menimbulkan gangguan menyebabkan situasi bisa tidak kondusif. Beginilah gambaran Pilkada terjadi hari ini, khususnya di Pilkada Kota Makassar.

“Pilkada Makassar hanya mengusung calon tunggal ini malah seperti memerankan skenario kecurangan terbesar dalam Pilkada tahun ini”, ungkap Adi Kanzas selaku Ketua Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (GEMPUR).

Bagaimana tidak, ujar Adi Kanzan, ketika Wali Kota sendiri diduga melakukan intervensi secara massif kepada masyarakat untuk memilih “kolom kosong” dalam pilkada. Hal ini terindikasi dengan beberapa momentum yang terjadi jelang pemilihan di Kota Makassar.

Menurut pentolan “Gempur” itu, kecurigaan mulai muncul saat acara halal bilhalal yang dilakukan oleh Walikota Makassar dengan mengumpulkan seluruh ketua RT/RW.

Kemudian secara tiba-tiba melakukan mutasi terhadap beberapa Camat di Kota Makassar tanpa adanya pembuktian kesalahan diduga rangkaian strategi Wali Kota Danny Pomanto.

Paling anyar sikap Danny Pomanto saat sujud syukur ketika mendengar “kolom kosong” menang dalam quick count hasil survey dari beberapa lembaga survey.

“Dan beberapa informasi dari masyarakat ketika Walikota sendiri mengkampanyekan untuk memilih “kolom kosong”, ujar Adi Kanzas.

Dari beberapa hal tersebut di atas itu kemudian memunculkan tanya besar atas sikap yang tidak semestinya dilakukan Wali Kota Danny Pomanto selaku yang masih menjabat.

SIMAK JUGA :  BNN Prov Riau Minta Hukum Berat Polisi Yang Terlibat Sindikat Narkoba

Sebagai Wali Kota Makassar, gelagat ini berlawanan sikap apa yang semestinya dilakukan dengan tetap bersikap netral sejak dalam proses Pilkada yang berlangsung. Walau sebelumnya, Danny didiskualifikasi.

“Jelas saja ini sangat mempengaruhi kondisi pilkada hari ini, dan hal ini sangat membantu dalam mendongkrak suara “kolom kosong” di Makassar,” teriak Adi Kanzas.

Jadi wajar saja ketika hasil survey dalam quick qount “kolom kosong” menang, karena adanya keterlibatan Walikota langsung dalam hal ini. Sungguh sangat disayangkan apabila hal ini benar terjadi, tambah Adi Kanzas, Ketua GEMPUR.

Dilaporkan

Tim Appi-Cicu ke Panwaslu Kota Makassar, keberatan terhadap pembukaan kotak suara tanpa kehadiran saksi, dari pihak saksi Paslon (Appi-Cicu). Sebelumnya, ada edaran KPU bahwa perhitungan Pilwalkot serentak tanggal 1 Juli 2018 sehingga tindakan PPK belum tertanggal 1 bertentangan dengan surat KPU pada tanggal 1 Juni Pukul 14.00 Wita.

Bentrok antar pendukung Calon Wali Kota dan Wakil Walikota Makassar, Appi-Cicu dengan relawan Kotak Kosong di kantor Camat Panakkukang tak terhindarkan dini hari tadi (30/6). Akibatnya, beberapa relawan jadi korban dan Camat dievakuasi dari amukan massa.

Sekitar 30 orang dari kelompok simpatisan calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar nomor urut 1 (Appi Cicu) melakukan bentrokan dengan sekitar 20 orang kelompok warga simpatIsan Kolom kosong (KOKO) di Kantor Camat Panakukkang Jl. Batua Raya Kota Makassar Kec. Panakukkang Kota Makassar.

Bentrokan pecah dinihari hari tadi saat simpatisan Appi Cicu mendatangi Kantor Camat Panakukkang dengan menggunakan Sajam jenis Parang dan Badik.

Kedatangan kelompok tersebut karena tidak terima dengan banyaknya warga masyarakat yang berada di Kantor Camat, serta mempertanyakan mengapa Plt. Camat Panakukkang sampai malam tinggal di Kantor Camat.

Massa Appi Cicu masuk kedalam kantor Camat Panakukkang dan memaksa selain anggota PPK dan PPS agar meninggalkan kantor Camat termasuk Plt Camat Panakkukang.

Seorang warga Tamamaung bernama Appang menjadi korban amukan massa Appi Cicu menyebabkan korban mengalami luka pada bagian hidung.

Beberapa menit kemudian, sekitar 50 orang massa dari simpatisan Kolom Kosong mendatangi Kantor Camat Panakukkang dengan membawa Sajam jenis Parang sehingga terjadi bentrokan antara kedua kubu.

Beruntung anggota Kepolisian dari Polsekta Panakukkang, Jatanras, Raimas Polrestabes Makassar tiba di TKP dan membubarkan kedua massa simpatisan dengan tembakan peringatan sehingga massa membubarkan diri.

Jelang subuh, simpatisan AppiCicu yang akan kembali menuju Kantor Camat Rappocini di serang oleh sekitar 50 orang OTK menggunakan balok dan busur di Jl. Poros Alauddin.

Sementara sekitar 50 orang diduga simpatisan Kolom Kosong berhenti di depan Posko Appi-Cicu Jl. AP Pettrani, namun karena dikira tidak ada org di dalam selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju arah Fly Over.

Atas kejadian ini, Appang saat ini sementara melapor ke Polsekta Panakukkang atas penganiayaan yang dialami dan Reza sementara dirawat di RS Bhayangkara dengan luka busur masih menancap di lengan kanan.

ikut diamankan polisi Plt Camat Andi Pangeran Nur untuk menghindari hal-hal tak diinginkan. Informasi teranyar diperoleh pendukung Appi Cicu menduga adanya pihak tidak berkepwntingan di dalam kantor Camat selain petugas PPK dan PPS. ***

Sumber : Matarakyatmu.com

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *