Lima Pasien Dalam Pengawasan di Kalimantan Barat Meninggal

  • Bagikan

Jakarta, Harianindonesia.id – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson mengatakan, hingga Jumat (10/4), sudah lima orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona di Kalbar yang telah meninggal dunia.

Ia merinci, pada Kamis (9/4), ada 3 orang PDP yang meninggal dunia. Dari 3 pasien itu 1 orang pasien dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test, sedangkan 2 pasien lagi negatif.

“Rapid test yang reaktif (positif) merupakan seorang ibu berumur 59 tahun, jadi ibu ini juga memiliki penyakit kanker pankreas sudah metastase (kanker yang telah menyebar)” ujar Harisson di Pontianak, Jumat (10/4) sore seperti dikutip CNNIndonesia.com

Kemudian dua PDP non reaktif merupakan pria berusia 63 tahun yang sedang dirawat di RSUD Soedarso Pontianak. Lalu, seorang pria berusia 41 tahun dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Pontianak.

Sementara pada 10 hari ini, ada 2 pasien yang meninggal. Kedua hasil rapid testdinyatakan negatif.

“Jadi dari 5 pasien yang meninggal dari tanggal 9 sampai 10 itu hanya satu orang yang hasil rapid test-nya reaktif (positif),” tegasnya.

Menururt Harrison, hingga 10 april 2020, pihaknya telah merawat 58 pasien di rumah sakit di Provinsi Kalimantan Barat. Empat pasien di antaranya positif Covid-19.

“Sisanya ada 54 pasien PDP kita lakukan rapid test, itu 14 orang reaktif dan 40 orang non reaktif,” katanya.

Pemkot Siapkan Rusun

Sementara itu Pemerintah Kota Pontianak telah menyiapkan rumah susun sederhana Nipah Kuning untuk dijadikan sebagai rumah isolasi bagi orang-orang yang masuk kategori PDP dengan gejala ringan dan asimptomatik atau orang tanpa gejala (OTG) Covid-19.

“Rumah karantina yang disiapkan adalah rusunawa di Nipah Kuning dengan kapasitas 58 orang,” kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono melalui pesan pendeknya, Jumat (10/4).

SIMAK JUGA :  WWF Inisiasi Gerakan Bersama Pemulihan DAS Batang Kampar

Menurutnya, langkah itu dilakukan sebagai antisipasi agar mereka yang harus menjalani karantina bisa tertampung. Ia berharap tidak terjadi lonjakan pasien sehingga jumlah ruang isolasi yang disiapkan tersebut mencukupi.

Sementara untuk fasilitas yang disiapkan, yakni tempat tidur dan dapur untuk memasak.

“Hanya tinggal melengkapi fasilitas lainnya seperti kipas angin dan perlengkapan lainnya,” ujar Edi.

Edi juga mengimbau warga agar tidak mencap mereka yang terinfeksi virus corona sebagai aib atau sesuatu yang mengerikan.

Menurutnya, siapapun bisa tertular virus itu tanpa disadari. Untuk itu, dia mengingatkan agar tetap menjaga jarak atau physical distancing, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan pakai sabun, mengenakan masker serta makan makanan yang bergizi dan berolahraga.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu menambahkan, rumah karantina Rusun Nipah Kuning tersebut memang sengaja ‘disulap’ PDP jika tempat tinggal yang bersangkutan tak memadai untuk isolasi mandiri.

“Ini adalah untuk mengantisipasi bilamana di rumah yang bersangkutan itu tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri di rumahnya,” kata Handanu

Namun, kalau sesuai dengan SOP, yang paling baik adalah isolasi mandiri di rumah. Selain kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik, pasien juga tidak merasa stres.

Dengan kondisi yang tidak stres dan gizi yang baik maka proses penyembuhan akan lebih cepat.

“Intinya adalah agar tidak menularkan kepada orang lain,” tutup Handanu.

(awe)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *